Bab 132 : Melindungi Donghyuck

4.6K 605 35
                                    

Karena penyimpangan jalan pulang, dimana Minhyung justru mengikuti langkah kaki Donghyuck yang bahkan Donghyuck sendiri tidak tahu sedang melangkah dimana, membuat mereka terjebak ditengah hutan yang lain.

Donghyuck tersadar akan sekitarnya yang gelap karena pohon-pohon berdaun rindang menutupi cahaya matahari yang masuk. "Kita dimana, Pangeran?" Tanyanya kebingungan.

Minhyung memperhatikan. Mereka berada diperbatasan area perburuan.

Senyap dan hanya terdengar daun-daun yang berguguran, terdengar pula dengusan lapar yang berada tidak jauh dari mereka.

Itu adalah harimau yang berukuran cukup besar. Terlihat perutnya yang mengurus karena lapar.

Mata Donghyuck membulat sempurna.

Ini pertama kalinya dia melihat binatang buas jenis ini.

Minhyung maju, menggenggam erat belatinya. "Pergilah kearah barat untuk sampai ketujuan." Katanya membelakangi Donghyuck, mengacungkan bilah belati tajam miliknya dihadapan harimau yang lagi-lagi mendengus ingin menerkam mereka.

"Mana bisa aku meninggalkan Pangeran." Kata Donghyuck.

"Ini akan membahayakanmu. Kau bisa mati, Lee Donghyuck." Ucap Minhyung. Dia mengumpat dengan pelipis yang berkedut geram, "Sial! Seharusnya seluruh binatang buas dibunuh saja."

Minhyung memberi jarak jauh antara dirinya dengan Donghyuck. Harimau dihadapannya menyerang, dirinya lantas mengayunkan bilah tajam belati tepat didepan sasarannya.

"Pangeran, biarkan aku membantumu!" Pekik Donghyuck.

Minhyung terus menghindar, saat harimau itu hendak melompat menerkam dirinya, dia langsung mengelak, menusukkan belati dan menariknya keras.

Mendengar penuturan Donghyuck, Minhyung membalas perkataannya sembari menyerang harimau didepannya, "Kembalilah kelapangan segera."

"Tidak mau!" Tolak Donghyuck. "Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian disini, Pangeran."

Minhyung mengertakkan gigi geram pada si harimau. Dia menoleh sebentar pada Donghyuck dan berteriak, "Kalau begitu, tutup saja matamu dan jangan lihat!"

"Ini akan segera selesai." Katanya kemudian kembali membalas serangan harimau.

Urghh.

Harimau sialan. Jika ditangannya bukan belati melainkan pedang, Minhyung sudah memotong tubuhnya menjadi kecil-kecil.

Donghyuck menutup rapat matanya. Walaupun jarak mereka cukup jauh, dapat Donghyuck dengar geraman rendah Minhyung dan dengusan harimau lapar yang sedang bertarung itu.

"Donghyuck, awas!" Minhyung berteriak panik, mendorong keras tubuh Donghyuck hingga tersungkur saat tiba-tiba saja posisi harimau terluka parah itu melayangkan cakarnya dan melompat untuk menerkam Donghyuck.

Crassh

"Urghh.." Minhyung meringis kala lengan atasnya terkena cakaran harimau. Luka itu berdarah, segera Minhyung memeganginya agar tak mengeluarkan banyak darah.

Donghyuck tersungkur cukup keras. Keningnya tak sengaja bertabrakan dengan batang pohon besar dan telapak tangannya tergores oleh sekumpulan kerikil kecil diatas tanah.

Kesabaran Minhyung habis. Matanya menyalak. Pelipisnya berkedut hebat. Tangannya kembali meraih belati yang sebelumnya jatuh tergeletak. Diputarnya belati itu, dicengkeram dengan erat dan kembali menyerang siharimau.

Tusukkan tajam belati yang berhasil mengenai tubuh harimau, Minhyung langsung menariknya dengan sekuat tenaga, mengabaikan rasa nyeri pada bekas cakaran dilengan atasnya sampai tubuh harimau kelaparan itu robek parah mengucurkan darah.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang