11 : Ice Prince

3.1K 818 43
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Tuan Pangeran!!"

Kelajuan balok es itu berhenti. Mata peraknya menoleh ke atas. Di sana berdiri seorang perempuan yang sebaya dengan Juward. Meski tubuhnya menggigil, ia tak gentar untuk menghadapi Yang Berkuasa di Congealed.

Kaki Arienne dengan lincah melompat ke bawah perbukitan, langkahnya begitu pandai memilih pijakan. Dan berakhir selamat tanpa terluka. Kakinya masih melangkah, ia maju untuk berbicara kepadanya. Ternyata berjalan tanpa dihalangi salju lebih ringan daripada harus meninggikan langkahnya saat pertama kali menginjaki Congealed.

Rambut merah kecoklatannya berubah keputihan karena banyak salju yang hinggap. Arienne masih harus hati-hati, takut jika kakinya bernasib sama dengan milik Juward.

Manik Jake tidak bisa lepas dari kehadiran Arienne yang tiba-tiba, dalam hatinya ia senang karena perempuan itu baik-baik saja. Tapi di sisi lain Jake khawatir orang asing itu akan melukainya.

Meski begitu Jake juga harus bergerak, ia berjalan dengan hati-hati juga selama perhatian Sang Pangeran tertuju pada Arienne. Bandit itu memakai kapak tadi untuk menghancurkan balok es yang menancapi paha Juward. Lalu setelahnya Jake menarik balok itu dengan cepat agar mengurangi rasa sakitnya. Balok es itu benar-benar melubangi bagian paha Juward, laki-laki itu menangis.

"Jake, ini sakit..." Juward memejamkan matanya sambil meremas punggung Jake saat yang lebih tua merobek celananya sendiri untuk mengikat pahanya─agar pendarahannya berhenti atau setidaknya mengurangi darahnya agar tidak mengalir lebih banyak. "Tolong tahan sakitnya sebentar, Ju." bujuk Jake guna menenangkan Juward.

Frostard kembali datang pada Pangeran usai menenggelamkan kapal, membuat situasinya jauh lebih mencekam.

Arienne menelan salivanya dengan susah payah. Dia berusaha mengatur napasnya meskipun rasanya sulit, semoga paru-parunya tidak membeku setelah ini. Keluar dari Reliquia ternyata sedingin ini, bagaimana keduanya bisa bertahan dari suhu Congealed? Tapi syukurlah ia datang tepat waktu, eh ... mengingat luka Juward sepertinya Arienne datang agak terlambat.

"Kami di sini bukan untuk mengambil kedamaian Congealed, Pangeran."

Tetap, Pangeran tidak bereaksi apa-apa.

"Ampuni jiwa kami yang tak bersalah ini."

Angin menyebrangi keduanya, rambut putih itu tersapu ke samping. Mata peraknya mengilap, "Kenapa aku harus berbelas kasih?"

Balok es kecil meluncur ke arahnya, dengan cepat mengenai sudut pipinya. Pipi Arienne sedikit koyak, hidungnya langsung mencium bau anyir yang keluar dari luka tersebut.

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang