81 : Thank You, Lady

3.1K 705 337
                                    

Karena narasinya gak cukup, jadi ya gitu deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena narasinya gak cukup, jadi ya gitu deh...

...

Kekacauan di mana-mana, pertumpahan darah, juga raga yang tergeletak tak berdaya. Pulau dengan norma setipis kertas itu diporakporandakan oleh penghuni sendiri.

Kini, yang tersisa di tengah perang itu adalah dua kelompok bajak laut dengan satu pria yang kokoh mengangkat pedang. Pelipis yang bercampur cairan merah kental itu berkeringat. Napasnya sudah tidak beraturan sejak ia mengangkat pedang. Luka di tubuhnya terukir mengerikan. Ketika ia akan mengambil satu langkah, lututnya tak bisa lagi menopang keseimbangan hingga dirinya hanya terjatuh ke permukaan tanah.

Sementara lawan dari pria tersebut sudah tergeletak kesakitan. Mulutnya yang mengeluarkan darah itu masih sempat untuk mengumpat. "Sialan kau, Jackson!"

Seseorang dengan warna helaian ungu pucat itu meraih lengan Jackson. Mengangkatnya untuk berdiri, keduanya saling memapah.

Dadanya naik turun. Matanya sulit menangkap objek akibat lebam di beberapa wajahnya. Pedang di tangannya terangkat patah-patah.

"Bukan tanpa alasan aku  disebut Tangan Kanan Ethan. Kau saja tidak bisa menyingkirkanku, apalagi menyentuh Ethan. Dasar biadab." Suaranya rendah, terdengar berat.

Ken membawa pria di sampingnya menjauh dari peperangan. "Kita harus segera pergi dari sini!"

Seekor burung yang datang dari dinding besi itu turun, bertengger di bahu sang majikan. "Ada armada, ada armada!" Zaan menyerit. "Theo, bajak laut mana yang mengunjungi Ragnarok ramai-ramai?"

Theo meninggalkan bahu Zaan, dia terbang tanpa alur. Naik-turun dengan sayap hijaunya. "Angkatan laut, angkatan laut!"

Oh, tidak. Jantung mereka memompa darah dengan cepat. Baik Gladys maupun Actassi, bulu kuduk keduanya berdiri tegap. Angkatan laut tidak pernah mampu menghadap ke mari. Paling-paling mereka hanya mengetahui ada banyak bajak laut dengan buronan tinggi, pasokan barang-barang secara ilegal, dan hal-hal kotor yang dilakukan di Ragnarok, tanpa menggiring para perompak itu ke penjara.

Jika laksamana mengambil tindakan, dan mulai melangkah ke depan. Itu berarti mereka bukanlah armada biasa.

Surai kemerahan dari bajak laut wanita itu disisir ke belakang. "Kita takkan sempat, Kapten." Mendengarnya, kapten dari Gladys itu menegang. Yora menancapkan ujung tombaknya ke permukaan tanah.

"Kita lakukan itu!" Yora melepas kedua kuncirnya. Membiarkan helaian rambut indahnya terurai begitu saja.

"Rue, Zaphire, Liz, dan Sina! Ambil posisi kalian!" Yora memerintah. Anak buahnya mengangguk, mereka membentuk lingkaran. Bibir mereka terbuka dengan getaran. Mengucapkan mantra asing yang dapat didengar oleh Penyihir seperti Eiros. Penyihir dari Actassi itu menyela di tengah-tengah mantra.

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang