44 : Desperate and a regret

2.3K 719 306
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Kapten, aku masih belum menemukan cincin berlianmu!"

"Wah, sepertinya aku harus menunjuk tangan kanan baru. Bagaimana ini, Jackson?"

Hamparan udara yang menyegarkan, terik hangat menyehatkan, serta perasaan damai yang terlibat membuat semuanya terasa menyenangkan. Perjalanan yang santai juga tegas menghadapi badai adalah ciri khas bajak laut Arzov. Apalagi kaptennya senang menggoda awaknya sendiri, meski begitu ialah yang paling disegani.

Sudah dua minggu sejak dia meninggalkan kampung halaman, ah dia begitu merindukan adik kecilnya.

"Apa kita akan kembali ke Mercene, kapten?" Navigator mereka menyapa, pemuda itu memegang satu rum.

"Kita ke Ragnarok, kalian lupa kita punya budi pada Actassi?" Kapten dari bajak laut yang sedang naik daun itu memainkan teleskop.

Si Tangan kanannya berdiri, mencurigai sesuatu dari niat kaptennya. "Kurasa tidak perlu repot-repot ke sana untuk berterima kasih, biasanya kau langsung menemui Arienne kecil?" Meski Tangan Kanan Sang Kapten lebih tua, dia masih menyimpan hormat pada atasannya sendiri.

"Kalau begitu, kali ini tidak biasa. Aku ingin melakukan sesuatu sebelum pulang, kuharap tidak memakan waktu yang lama." Kapten itu mulai meneropong pulau-pulau, tak memedulikan awaknya yang menyeritkan kening masing-masing.

"Hey, Ethan Lee. Diskusikan dulu, jangan seperti kemarin ... seenaknya saja, kami ini jantungan melihat tingkahmu!"

Ethan terkekeh, berbalik menatap kedua orang kepercayaannya. "Baiklah, Kak Jack, Moran, sekalian ada yang ingin kubicarakan."

Raut wajahnya yang ramah berubah dingin ketika sedang serius. Matanya yang selalu berbinar ketika melihat laut, langsung redup begitu saja. Saat ini Jackson dan Moran dengan cepat menyadari bahwa kata-kata yang akan Ethan keluarkan bukan lagi hal santai yang dapat ditertawakan.

"Kau jangan berlebihan, Ethan. Kau tahu, kan? Dia tidak benar-benar serius, mungkin dia cuma memancing emosimu saja!" Moran memotong diskusi setelah Ethan mengakhiri kalimatnya. Jackson gelagapan, ingin membantah pun sepertinya sulit. "Pikirkan adik kecilmu, Ethan! Mungkin sekarang dia sedang menunggu di pelabuhan, ya, kan?"

Laki-laki itu nampak tidak puas dengan reaksi bawahannya. Tidak ada senyum yang biasa terukir di wajahnya. "Kupikir kalian akan berada di pihakku, sayang sekali."

"Bukan begitu, kapten! Bayangkan kita sudah menjalin aliansi tapi tiba-tiba membatalkannya begitu saja demi tujuanmu yang kurang pasti!"

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang