...
Cincin. Seperti yang diramalkan oleh Eiros, Ken sangat yakin benda berkilau dengan aura misterius yang tersimpan di dalamnya adalah salah satu dari tiga kartunya. Mata seorang Ken Merville takkan pernah salah menilai sebuah benda.
Tahap pertama rencananya adalah menyerahkan krunya ke Romani dan ia membiarkannya bersembunyi. Lalu dengan alur yang disediakan dia pun bertemu seorang gadis. Tentu saja Ken langsung melirik cincin yang gadis itu pakai.
Sebuah kilas balik menyelimuti kepalanya, sorak-sorak kemenangan dan gejolak kegembiraan. Hari itu, ucapan perpisahan memandu ego yang diadu. Sebaik-baiknya tidak membawa dendam, perjalanan yang tak lagi meriah tapi juga tak sia-sia.
"Kau bajak laut itu, kan?"
Oh, kesadarannya kembali. Ia menyunggingkan senyum, bersikap ramah dengan lawan bicara. "Anda sudah tahu itu."
Ken menarik Arienne ke tempat sepi, berharap tak ada telinga lain yang mengikuti. Terlebih lagi rakyat Romani, sejak musik berhenti tatapan mereka kembali tanpa arti.
"Baiklah, ini! Kembalikan cincinku!"
Kapten bajak laut Actassi itu mendekat, membuat Arienne harus memundurkan wajahnya buru-buru. Sebelum orang aneh ini mendekat lagi, Arienne sudah menamparnya. Jadi, dia takkan macam-macam.
"Ugh, aku hanya ingin melakukan perundingan. Ayolah bajak laut suka itu."
"Kita hanya akan bertukar barang, tak usah banyak bicara."
Ken tak menyerah begitu saja. Ia yakin ia tidak bisa menyelesaikannya sendiri, makanya ia butuh sedikit peran tambahan.
"Nona, aku tahu cincin ini punya siapa."
Arienne terpaku, matanya lupa untuk berkedip. Jantungnya berdetak dengan keras, menolak untuk percaya dan takkan membiarkan emosinya diperas.
Sementara Ken memutarinya dengan pelan, memberikan bisikan seperti sebuah bujukan mematikan. Karena apa yang ditawarkan membuatnya merasa tergiurkan. Arienne merasa haus, haus akan semua hal yang berhubungan dengan kakaknya. Ia tidak ingin percaya begitu saja, ia takkan melakukannya.
"Oh, silly. Betapa cerobohnya dia sampai membiarkan cincin kesukaannya dipakai oleh orang lain."
Ken pernah melihat Ethan memakai sebuah cincin─permatanya sangat persis, tapi cincin yang ini terlihat berbeda. Seperti diberi polesan spesial yang Ken sendiri tidak tahu. Dan sebenarnya ia tidak terlalu peduli, ia hanya ingin perempuan ini membantunya. Siapa tahu ia punya anak buah karena ia juga tengah menyamar, kan?
Bola matanya tersirat api amarah. Pertama, orang di depannya ini sok akrab dengan kakaknya. Kedua, setiap lontaran katanya terdapat banyak makna yang berarti apa yang ia lakukan sekarang adalah demi memenuhi kemauannya. Dan akan terus ia lakukan selama apa yang ia mau belum laki-laki itu dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCYLLA'S WAY
Fantasy[Telah diterbitkan] Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...