42 : Thorn of betrayal

2.2K 726 292
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"WAAAAAAA!!"

Suara bising dari dasar laut, siapa lagi kalau bukan kelompok Arienne yang tengah menyelam? Ikan predator itu meneror mereka, bergerak untuk memakan keempatnya hidup-hidup.

Arienne tidak membawa apa-apa, mana mungkin pula dia bisa memanah di dalam air? Gadis itu semakin memeluk leher Demian, membuat si empu sedikit kesulitan bernapas. Sedangkan North terkejut karena kedatangan monster yang tiba-tiba, ia menatap tajam dan melepaskan pelukannya dari Jake. "Tidak, North! Kembali ke sini!"

Crack!

Laki-laki gila berduel itu mencoba membekukan seluruh lautan. Pierre dibuat terkejut, instingnya dengan cepat menekuk kakinya saat es itu meraihnya. "Kau ingin bertarung, hah?!"

Jake berenang, ia berusaha menghindari ikan itu yang malah mengejarnya daripada membeku bersama ikan-ikan yang lain. "Kenapa harus aku?!"

Mereka pun merasakan sensasi dingin mendadak karena kekuatan North.

Kebiasaan memang sulit untuk diubah, atau memang ia lupa untuk membuang kebiasaan itu sendiri. Es North membekukan kaki Demian, laki-laki itu kewalahan. Arienne melepaskan rangkulannya, mencoba berenang ke bawah dan menghancurkan esnya dengan batu karang.

Bagai menyelami tinta, mereka tak dapat melihat apa-apa setelah ikan itu pergi ke mana. Jake meraba sesuatu yang keras yang ia yakini sekarang bandit itu sedang bersembunyi di balik batu karang besar. Sialnya, ia tak tahu posisinya berada di mana. Ia bisa mendengar grasak-grusuk temannya, tapi demi kepala mahalnya, dia benar-benar tidak bisa melihat apa-apa!

"Kalian jangan bergerak, tenang dulu!" teriak Pierre. Laki-laki itu merasa bulu kuduknya merinding tanpa alasan, dia harus mengumpulkan mereka yang sudah terpencar.

Setelah menghancurkan esnya Arienne meraba kaki Demian untuk naik ke punggungnya. Entah kenapa, rasanya mereka semakin menyelam ke dasar permukaan. Napas rasanya semakin berat, lubang hidung mereka seakan sulit untuk menarik oksigen dari gelembung buatan Pierre.

Pierre tidak perlu repot-repot menggunakan gelembung, tapi karena harus tetap berkomunikasi di saat seperti ini, ia pun ikut memakai gelembung.

"Kubilang jangan bergerak!"

"Kami tidak bergerak!"

Fokus Pierre mulai kacau, ia ingin menarik mereka mendekat dengan kekuatannya. Tapi ada kejanggalan yang datang entah sejak kapan, atau mungkin ia baru menyadarinya sekarang. Ia menyatu dengan lautan, artinya ia tahu siapa saja yang berada di dekatnya. Anehnya, jumlah kehidupan selain mereka bertambah satu persatu. Sesuatu itu bergerak cepat dan tidak bisa diterka.

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang