75 : I reach you, Aria!

2.5K 702 475
                                    

Lebih disarankan baca sembari mendengarkan lagu bertajuk 'A Thousand Years' putar berulang sampai menuju bagian akhir! Plus!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lebih disarankan baca sembari mendengarkan lagu bertajuk 'A Thousand Years' putar berulang sampai menuju bagian akhir! Plus!

Tolong baca baik-baik, jangan terburu-buru.

...

"NONA!"

Suara nyaring yang menghidupkan api kehidupannya mengalihkan perhatiannya. Tidak lagi merasakan bagaimana luka pada tubuhnya kian semakin menyiksa raga. Matanya terbuka lemas, melihat satu kumpulan orang di sana. Bibirnya bergetar, genangan air kembali membanjiri matanya.

Ia berpikir bahwa dirinya sudah gila sampai berhalusinasi teman-temannya berhasil selamat dari Charydbis. Itu suatu kemustahilan. Dia kembali memejamkan matanya, tidak ingin mengangkat harapan jika akhirnya ia akan jatuh kecewa.

Teriakan dari orang-orang yang memanggilnya begitu mirip dengan anggota Caspian. Hal itu membuat dadanya semakin sesak, gadis itu menggeleng pelan.

Pusaran perlahan menarik mereka ke bawah. Penyihir yang bersama mereka takkan membiarkan kejadian yang sama terulang kembali. Ia mengangkat kapal rapuh itu ke udara dengan sihirnya, erangan keluar dari mulutnya. Kepalanya mulai terasa pening, namun mengeluh tidak akan membantunya. Ia memaksa seluruh sihirnya mengangkat isi kapal, termasuk sang penghuni di atas sana.

Usahanya berhasil.

Jake berpegangan erat. Berusaha menyadarkan Arienne dari masa sekaratnya, ia tahu dari kerusakan dan kekacauan yang terjadi pasti mereka habis melawan sesuatu yang besar.

Tidak ada yang tersisa selain kapal yang terbelah dua, dan Selat yang meniupkan udara dingin.

Demian menyipitkan matanya. Gadis itu terluka cukup parah, dia butuh sesuatu agar kaptennya mempertahankan kesadarannya.

Juward menggigit bibir bawahnya. Biasanya Arienne akan berteriak histeris membalas mereka, atau menggetarkan dunia dengan tekadnya. Rasanya seluruh isi kepalanya hanya keputusasaan.

Ketiganya menoleh ke belakang, di mana Ethan masih terpaku memandang lurus ke depan. Surai hitam yang mulai mengering itu menutupi wajahnya, tangannya mengepal kencang.

Adiknya meregang nyawa untuknya. Melawan kutukan dunia deminya. Mengarungi lautan agar gadis kecilnya bisa bertemu kembali dengannya. Yang dulunya tidak suka air. Sekarang adiknya berada di samudera yang membentang.

Detik demi detik, segala luka yang menggelitik. Hari demi hari, dan tahun demi tahun. Ada banyak rasa rindu yang tertimbun.

Mutiara cair itu mengalir dari matanya, air ketulusan yang diciptakan dari hati terdalamnya. "Aria ...."

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang