...
Pierre, you and the water never change. You know what's the strongest? When the water looks calm, but it's not.
Tiba-tiba aura kuat yang menyengatnya datang dari arah yang tak terduga. Matanya terbuka.
Berbeda dengan sebelumnya, tak ada kegelapan yang menutupi matanya. Hanya ada warna putih yang mengurungnya. Seperti terjebak di dunia lain. Pierre kebingungan, mengamati sekitar mencoba mencari sebuah pintu.
Ia berlari tertatih-tatih. Namun, ia hanya akan kembali ke tempat yang sama.
"Tempat apa ini?!" risaunya. Pierre hanya mendapati suaranya yang bergema.
Tap!
Dengan cepat, tubuhnya berbalik. Satu sosok yang ia saksikan kini membuat tubuhnya kaku.
Wajah tegas nan bijaksana itu memandangnya penuh makna, perhiasan emas yang memeluk pergelangan juga lehernya menghiasi tubuhnya. Orang yang tak akan bisa ia jangkau meskipun ia ingin.
Pierre tak berpikir semua ini nyata, anak itu kembali menghadap ke belakang. Berjalan menjauhi sosok itu. Namun, semakin ia menjauh bukannya sosok itu menghilang tapi malah berputar-putar. Kini Dewa itu memunggunginya. Pierre berdecak kesal, anak dari Dewa Laut itu seakan ingin mencakar punggung tegap itu.
Punggung yang berdiri gagah itu akan berbalik, Pierre tersentak. Buru-buru memunggungi sang Dewa dengan wajah tak suka.
"Pierre. Kenapa jadi kau yang menghindariku?" Suara sehalus benang sutra itu menggelitiki gendang telinganya. Emosi yang awalnya naik, mendadak turun beberapa persen.
Anak itu meremat ujung pakaiannya. Bahkan menoleh pun rasanya berat, saat ini Pierre sangat tidak ingin diganggu.
Dia merasa semakin kurang pantas mendapat darah keturunan Dewa. Tanpa kekuatan Poseidon pun, dirinya bukan apa-apa. Hanya cecunguk yang menginginkan perhatian dan suka bersenang-senang. Ketika kehebatannya pergi, ia hanya menjadi satu dari manusia-manusia sampah di dunia.
Tidak bisa cukup baik untuk menyelamatkan ibunya, tidak bisa berbuat banyak untuk temannya. Ia jadi tidak berdaya.
Ini yang Pierre benci dari menjadi dewasa. Dia tidak ingin mengangkat beban yang semesta berikan padanya. Pierre hanya ingin bermain-main sepanjang hidupnya tanpa merasa khawatir sedikitpun.
"Aku rela meninggalkan segala urusanku demi bertemu denganmu. Jadi, berbaliklah."
Meski anak itu tidak menyukai ayahnya, tetap saja jika orang itu memberi perintah dia hanyalah manusia yang akan menurutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCYLLA'S WAY
Fantasy[Telah diterbitkan] Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...