[Telah diterbitkan]
Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Laju dari ekor Siren itu terhenti, kerumunan itu menoleh ke sumber suara. Di mana ada tiga orang berhasil memasuki pintu yang jarang diketahui oleh manusia, sumur.
Gadis itu bergerak cepat. Kenapa dia bisa bergerak bebas, sementara dia sendiri tidak pandai berenang? Itu berkat Pierre. Dia mengatur arus yang berada di sekeliling tubuh Arienne, rasanya seperti terbang. Begitupun Demian, pedang tak luput dari tangannya.
Pierre hanya santai memainkan arus keduanya, bak pemimpin panduan suara─tangannya melambai ke sana ke mari. "Ah, menyenangkan!"
"Menjauh dari Jake, dan North!"
Arienne merapatkan kakinya, lalu tubuhnya melesat ke arah kumpulan Siren itu. Menghamburkan pasukan itu dengan tendangannya, "Pierre, ini bekerja!" Kadang jantungnya akan merosot karena arusnya terlalu cepat.
Gadis itu menarik kencang tanaman berduri itu, meski telapak tangannya harus terluka. "Ugh!"
Jake mulai kehabisan napas karena terlalu lama menahannya. Arienne yang sadar akan kondisinya segera meminta Pierre membantu. Gelembung pun kembali memberikan udara yang diperlukan, keduanya meraup udara yang ada. Jantung mereka kembali memompa darah.
"Hhh ... Nona. Juward ... " Jake berusaha menormalkan pernapasannya. Arienne menatapnya penuh kekhawatiran, "Ceritakan nanti saja, Jake. North, kau tidak apa-apa?─"
"Nona, dengarkan aku!"
Lengan gadis itu ditarik paksa, Arienne cukup kaget oleh tindakan Jake barusan. Tatapannya terlihat kacau, tapi juga sendu. "Kata mereka, kakakmu itu sudah menghancurkan Telaganya. Itulah kenapa mereka marah ... itulah kenapa Juward ingin menghabisi kami."
Telinga Arienne berdenging, tubuhnya mendadak kaku. Matanya masih mengunci lawan bicaranya, enggan untuk berkedip. Kakaknya? Kakaknya menghancurkan Telaga Myerth? Telaga yang katanya begitu berharga bagi temannya?
"Nona, bagaimana ini?! Kita tidak bisa melukai Juward!" Jake menggoyangkan bahu Arienne sedikit keras, guna menekankan inti dari masalah.
"Jake, di mana dia? Meski keadaan sekarang sangat sulit, setidaknya kita harus bicara sekali!"
Namun, saat matanya menyelami mata Jake. Arienne dapat merasakan kekecewaan yang mendalam. "Jake, ini bukan saatnya. Aku tidak tahu apakah itu benar karena aku pun tidak bersama kakakku selama bertahun-tahun. Jadi, apa yang dilakukannya selama itu aku bisa apa, aku ingin membelanya tapi aku tahu apa?" Arienne menarik napasnya sekali lagi, "Maka dari itu, aku ingin dengar langsung dari mereka. Dan ... tidak mungkin kakakku melakukannya tanpa alasan!"