[Telah diterbitkan]
Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Rasa paniknya mengudara, jantungnya seakan merosot ke bawah. Ia tidak bisa meraih sesuatu sebagai tumpuan, otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih. Perairan asin yang menjadi kesukaannya berubah menjadi sesuatu yang merengut keberaniannya.
Liat saja lautan kelam di bawahnya, seakan-akan laut itu akan segera melahapnya. Desisan dari Ular Naga tak kalah menakutkan, apalagi melihat Juward yang tak berdaya kapal mereka dijerat raksasa ular itu, dirinya merasa iba pada diri sendiri.
Jake ... bandit yang masih punya nurani itu juga terkena bisa ular. Tapi dia memilih maju daripada mengeluh. Tanpa aba-aba pun North bergerak ke depan. Sedangkan Arienne? Tak bergeming, kaku, dan akan berakhir mati dengan isian racun ular.
Namun, menyerah dengan nyali sepayah ini tidak akan membuatnya pantas untuk bertemu Ethan. Apa yang ia pijaki takkan sia-sia, apa yang langkahnya tuju takkan berakhir di jalan buntu.
Rambutnya berdiri di udara, matanya mengilap tajam. Siap untuk menghantam ancaman di bawah sana.
"Bekukan lautnya untukku, North!!" Suara yang ia tahan-tahan akhirnya melewati tenggorokannya dengan baik. Baru saja ia akan basah kuyup, molekul-molekul es merubah sekitarannya menjadi beku.
Matanya memercikkan api semangat, "Thank you, Prince!" Sayangnya karena lautannya begitu luas dan North harus lebih fokus ke monster itu, efeknya takkan bertahan lama. Maka dari itu Arienne segera mempercepat langkahnya.
Es itu mulai retak, ular berbisa nekat ke daratan dan mengejar kaki Arienne. Banyaknya reptil yang mengincar membuatnya merinding geli.
Set!
"Hampir saja!"
Nyaris kakinya terpeleset karena permukaan yang tak lagi seimbang. Perempuan dengan panah di tangannya berusaha meraih anak panah yang masih tersimpan di tas punggungnya. Beruntung beberapa dari anak panah tidak sepenuhnya berserakan.
Setelah berhasil mendapatkannya, Arienne bersiap untuk melompat ke arah Ular Naga. Tepatnya menancapkan anak panah ke badan ular raksasa itu agar bisa dipanjati.
Sejengkal lagi maka ular berbisa itu akan mematuk Arienne, namun ia telah melompat lebih dulu. Sedikit lega karena dia selamat dari bahaya, esnya 90% terpecah belah─tak lama lagi akan berderai.
Arienne kembali menatap monster itu, sepertinya karena sisik kulitnya terlalu tebal, mahkluk itu tidak merasakan apa-apa. Barang kali serangan yang diberikan ke badannya hanya terasa seperti gigitan semut.
Kalau begitu ... serang bagian kepala, "Jake, North! Serang bagian kepalanya!" Arienne berlari melewati sisik-sisik kebiruan itu dan melompat ke arah kapal. Nasib baik sisiknya tidak begitu licin, sehingga tubuhnya tidak oleng. Arienne berhenti ketika sampai di tempat Juward sambil terengah-engah.
