[Telah diterbitkan]
Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baca chapter 57 dulu ya, kemarin update tapi gak muncul notifnya. Ngajak ribut nih Wattpad.
...
Asap tembakau di dalam ruangan panas itu mengudara bersama uap panasnya. Rambut basahnya disibakkan ke belakang, tangannya menaruh benda bernikotin itu ke piring putih kecil yang disediakan dari tempat itu.
Matanya melirik rekannya yang memainkan air panas, perang air.
"Zaan, Garvin. Berhentilah menguras isi sauna," ucap ketua dengan nada frustasi.
Rambut hitamnya menutupi mata, segera Zaan menyelam dan muncul untuk menyibak rambutnya. "Garvin yang memulainya!"
"Padahal aku hanya menikmati panasnya, lalu tiba-tiba kau mengguyurku dengan air yang lebih panas!"
Mereka beradu sinis, Hugo yang berada di tengah keduanya sudah lelah karena sia-sia memisahkan.
Sementara Eiros mengikat handuk di pinggangnya, bersiap akan keluar. Rambut merahnya yang basah menetes. "Kulit kalian tidak mengkerut lama-lama di sana? Keluarlah."
Ken menyusul, mengambil handuknya.
"Arienne belum datang juga, padahal kita harus melanjutkan perjalanan."
Mendadak seekor burung dengan bulu hijau itu hinggap di bahu lebar milik Zaan. Sang Empu menoleh, menempelkan hidungnya pada paruh burung kesayangan.
"Ada apa, Theo?"
"Caspian datang, Caspian datang!"
Keempatnya berbalik kompak, saling bertukar pandang. Diingat lagi Caspian adalah nama kelompok bajak laut Arienne. Mereka bergegas membenahi diri, keluar dari pemandian dan memakai pakaiannya.
Bahkan tak sempat mengeringkan rambut sepenuhnya. Actassi berlari cepat, sepatu setengah lutut itu melangkah.
Udara yang berada di dekat pintu masuk terasa dingin. Tanaman hias yang mengisi pinggiran jalan menjadi putih, tertutup oleh salju.
Gunung-gunung es sudah merusak fasilitas bagian depan. Kapten dari Actassi itu melemaskan wajahnya, kalau ini pasti benar-benar Caspian.
Gaya mereka identik dengan kerusuhan. Bahkan ketika Actassi sedang tidak akur saja kalau soal bekerja sama pasti kompak, tapi Caspian ...
"Cepat bawa mereka pergi ke Neo Rum!" Urat di lehernya terlihat, Ken memberi perintah pada awaknya.
Laki-laki dengan baju hijau mewahnya tersenyum masam, baru saja ia masuk karena anjing mereka yang ingin ikut ke Ragnarok. Juward yang bertugas menjaga kapal itu terpaksa turun, beruntung kedua algojo itu mau membukanya.
Dan lihat. Kalau langkahnya tidak berhenti, sudah dipastikan kakinya akan berlubang kembali. Balok-balok tajam dari es itu memborbardir wilayah depan.
Meja dari kaca itu pecah karena serangan yang tiba-tiba. Orang-orang yang berada di bagian depan Ragnarok itu terkesima.