[Telah diterbitkan]
Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Kegundahan menyelimuti kapal besar itu, tak ada yang berani membuka usul. Bibir keduanya kelu saat Arienne tidak memberikan respon pada kalimat yang Juward layangkan.
"Juward, apa kau tahu hal lain yang bisa menyelamatkan Jake selain dari Romani?" Barulah Arienne kembali berucap.
Laki-laki itu terdiam, lebih tepatnya ia ragu. "Ada pulau yang letaknya lumayan jauh dari Romani. Pulau itu hartanya para pecinta herbal, sayangnya banyak tanaman liar yang hidup, sehingga tanaman herbalnya sulit untuk tumbuh. Dan ... menemukan tanaman yang bisa menyelamatkan Jake itu hampir mustahil."
"Pulau Herbbis?" sergah Arienne.
"Iya, Nona."
"Kita ke sana."
Gadis berusia tujuh belas tahun itu melayangkan tatapan dingin, tangannya tidak mau lepas dari Jake barang sedetikpun.
"Tapi ... jika memang akan ke Pulau Herbbis, waktu yang tersisa untuk mencari tanaman itu hanya dua jam. Kita juga tidak tahu tanaman itu benar ada atau tidak, bahaya yang akan datang pun kita tidak tahu."
"Kau jadi banyak bicara," Mata hazelnya bertemu dengan netra hijau milik Juward, "kau seolah mencegahku untuk ke sana. Kau ingin Jake mati perlahan?"
North merasa janggal dengan nada bicara Arienne, terlepas dengan sifatnya yang hangat dan bersemangat, gadis itu malah terlihat seperti dirinya waktu itu. North ingin mengucapkan sesuatu tapi ragu, jadi diurungkan.
Sedangkan Juward, dari lubuk hatinya ia memang ada kecemasan untuk Jake. Tapi entah kenapa nada bicara Arienne yang tak lagi menyenangkan membuatnya sedikit kesal. Dirinya mencoba memaklumi karena sebelum ia hadir, Jake lebih dulu bersama Arienne. Mungkin bandit itu teman yang berharga bagi Arienne sendiri, orang yang pertama menolongnya untuk kabur dari Mercene. Orang pertama yang memulai perjalanan bersamanya.
Kepala gadis itu pasti berisi hal-hal negatif. Cahaya dari maniknya mulai redup.
Mereka tidak menyadari ada banyak bangkai Ular raksasa─tertancap pada ujung batu yang runcing, tanpa kepala.
...
Lima jam terasa sangat lambat, mungkin karena tidak ada kegiatan lain yang mereka lakukan. Tidak ada penghidup suasana.
Kabut yang mengubur Pulau herbal itu akhirnya kabur. Netra Juward disegarkan oleh pemandangan yang hijau. Pepohonan yang rindang, tanaman berakar hijau, teratai raksasa, serta rumput-rumput yang menjulang tinggi.
"Kita telah sampai."
Arienne menaruh kepala Jake pada bantalan kain, mata laki-laki itu masih setia terpejam. Bibirnya lebih pucat dari sebelumnya. Oh, Tuhan, apakah Jake bisa selamat?