49 : Explosive rage

2.3K 730 385
                                    

😏😏😏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

😏😏😏

...

Arienne benar-benar tidak bisa berkedip dengan mudah, dia terkesiap. Dia pernah berharap Dewa yang menguasai lautan itu membawa kakaknya kembali pulang, tapi setelah melihat keadaan ayah dan anak itu nampaknya berharap lagi pun terasa sulit.

Apalagi tanpa diduga rencana Pierre melibatkan antar dua bangsa, wah. Bocah itu benar-benar menyebalkan.

Tidak apa-apa, yang penting konflik yang terjadi di antara kedua belah pihak tidak berlangsung lama. Dia bahkan tidak bisa menerka kejadian selanjutnya, situasi terus berubah di luar dugaan. Sangat sulit ditebak.

Poseidon yang mendengarnya menghela napas. "Apa ini yang diajarkan Synea padamu?"

Grats!

Tak memakan masa sedetik saja untuk menggores pelipis Sang Dewa dengan serpihan batu. Pierre menatap wajah ayahnya itu dengan begitu dingin, tanpa perasaan apapun, tanpa menganggap beliau adalah Dewa.

"Jangan bersikap seolah kau menyaksikan ibu mendidikku. Terlalu banyak isteri, ya? Sampai kau tidak ada waktu untuk memikirkan beliau."

Demian meneguk salivanya, ia memantau situasi dengan gusar. Bocah ini meski menyebalkan, tapi nyalinya setinggi Gunung Everest.

Mengetahui anaknya begitu keras kepala dan pandai menjawab perkataannya, Poseidon akhirnya mengalah. Saat ini dia bukanlah Dewa yang dipuja, tapi seorang ayah yang dihadapi oleh amarah anaknya.

"Begini saja. Karena aku tidak bisa membuatmu mengacaukan samudera untuk kesekian, aku akan mengambil anugerahmu. Sebagai gantinya kuberikan satu telingaku."

"Deal." Anak itu menjawab tanpa ragu.

Sebelum Poseidon itu menepati persyaratannya, Pierre menahan tangan kekar itu menyentuh telinga sendiri. "Sepertinya itu kurang adil, ada satu hal lagi yang aku inginkan."

"Katakan."

Tangan Pierre menunjukan ke arah gerombolan di bawahnya, kedua bangsa itu menahan napas. Apakah mereka akan dijadikan tumbal? Tidak mau!

Arienne menyipitkan matanya, penasaran dengan tujuan Pierre sebenarnya.

Tepatnya, tangan itu menunjuk seseorang yang berusaha mereka lindungi. "Ambil juga kutukan itu dari Juward, Telaga itu sudah hancur. Kewajibannya sudah tidak dibutuhkan."

Juward mengayunkan kakinya, menegapkan punggungnya. Namun, bibirnya masih tidak mau terbuka.

Poseidon menoleh, "Kutukan? Aku memberikannya berkah."

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang