39 : He knows

2.4K 746 279
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...


Setelah mimpi buruk mengerikan itu berlalu, Arienne dan kawan-kawan mengapung di laut lepas. Tanpa koordinat, tanpa peta dari Demian, dan tanpa seorang navigator.

Dilanda kekhawatiran dan rasa bersalah tentang ke mana Juward saat mereka tengah tergesa-gesa keluar dari Romani? Apa yang terjadi padanya? Atau tepatnya, ia pergi ke mana?

Surya berpamitan, menarik gulungan awan untuk menyelimutinya. Malam pun kembali menyapa dunia, menggantikan Sang Surya yang tengah tenggelam lama.

Jake bersandar di punggung Arienne, begitupun sebaliknya. Mereka saling membelakangi tapi juga saling menyandari. "Apa kita kembali ke Romani saja? Aku khawatir pada Juward." Jake menatap bintang-bintang yang menyebar luas ke angkasa, ia bergumam sembari membayangkan wajah Juward di langit-langit.

Gadis itu menekuk lututnya, bersembunyi di dalam lipatan tangan. Ia bermurung hati, wajahnya sama sekali terlihat tidak senang ketika berhasil bebas dari jeratan Kraken. Itu karena mereka gagal keluar bersama Juward. "Seharusnya aku tak melepaskan tangan Juward," kepalanya mendongak melihat langit malam yang terbentang luas. "Jake ... Apa Juward baik-baik saja? Ini semua salahku," ia melirih, entah kenapa matanya mendadak perih.

Jake berbalik, menarik bahu temannya agar keduanya berhadapan. "Hentikan pikiran jelekmu. Juward tidak bodoh sampai dia ceroboh dan berakhir begitu saja." Benar, meski baru seminggu lebih ia bersama Juward, Jake bisa memahami sifat temannya.

"We have no idea, Jake. Kau ingin melanjutkan perjalanan tanpa Juward? Aku tidak bisa tenang." Gadis itu menunduk, tidak ingin air matanya jatuh. Jake menyisir rambutnya ke atas dengan sela-sela jemarinya, lalu ia menghela napasnya dengan gusar. "Aku benci situasi ini ...."

Demian belum membuka suara sejak mereka keluar dari mansion, wajahnya terlihat lelah. Matanya juga tidak terlihat bersemangat, sedikit sembab. Kemungkinan ia menangis diam-diam setelah Arienne bercerita ia menemukan ruangan lama Delbert, tentang ketidakwarasan yang kakaknya lakukan demi membahagiakannya. Hal terbodoh yang pernah dilakukan oleh manusia, setelah Delbert pergi pun ia sama sekali tidak bahagia.

Bangsawan itu, ah, dia tidak ingin disebut sebagai bangsawan lagi. Laki-laki itu hanya melirik Ayss yang menjilati luka pemuda yang masih belum bangun dari tidurnya. Lukanya perlahan sembuh, enak sekali mereka punya sesuatu yang mengobati. Ia juga tidak tahu apa yang selanjutnya akan ia lakukan. Semuanya begitu abu-abu.

Caspian dikerumuni keputusasaan. Bagian mereka hilang, itulah kenapa rasanya seperti tidak seimbang dan terasa kurang. Apa yang harus dilakukan agar bagian yang hilang bisa kembali melengkapi mereka?

Suara dari rembesan air menghujani kapal tua itu, ketiganya berbangun. Pangeran es itu masih terlelap, kelemahan terbesarnya adalah kelelahan. Sehingga sesuatu yang membahayakan harus mereka tuntaskan sendiri tanpa bantuannya. Arienne melarang siapapun membangunkan North, laki-laki itu harus sepenuhnya istirahat.

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang