...
"Demian, kau harus percaya diri. Tidak peduli apapun, kau harus memandang ke atas. Lupakan mereka yang berusaha menarikmu dari bawah, mereka tidak akan berani dengan bangsawan. Mengerti?"
Perkataan Delbert seperti menyihirnya, memberikan kepercayaan diri yang menutupi kekurangannya yang akan selalu diingat sampai mati.
Demian ingin dihargai kehadirannya, mungkin saat ia menjadi pangeran dan ikut membantu Romani, serta menjalin kerjasama dengan pulau tetangga pasti Romani menjadi kota maju. Dengan itu, rakyatnya akan menerima dan mencintainya tak peduli dari rahim siapa Demian berasal.
Namun, pro dan kontra akan selalu ada di dunia. Elyann percaya Demian bisa melakukan tugas-tugasnya, tapi ia lebih ingin Delbert dinobatkan sebagai raja selanjutnya daripada meresmikan Demian. Delbert pertama kali menentang keputusan ibunya, ia menolak imbauan sang ratu untuk menobatkannya lebih dulu.
"Demian begitu bersemangat, Bu. Apa harus membuatnya kecewa kesekian kali?"
"Kenapa kau selalu bertingkah seakan kalian berada dalam satu rahim? Tidak usah membantah."
Keduanya menatap sengit, anak dan ibu itu seperti sebuah cermin. Ketika terobsesi dengan sesuatu, tak akan ada yang bisa menghalangi apa yang dilakukan esok hari.
"Kalau ibu tidak menyayangi Demian, lantas kenapa ibu masih menerimanya tinggal hingga detik ini? Karena kau tidak bisa memberiku adik?"
Plak!
Delbert merasakan pipinya bersemu perih, hatinya terguncang menerima tamparan pertama dari yang terkasih. Ia tidak menyangka waktu juga bisa terhenti hanya dengan kejutan ini. Namun, di sisi lain ia tidak bermaksud berkata demikian. Kata tak bermoral itu terucap begitu saja.
Pria itu melangkah cepat, keluar dari ruangan Elyann. Saat di koridor ia bertemu dengan kakeknya, berbeda dengan Elyann, justru Robert menyetujui apa yang Delbert mau. Dari ekspresi wajah Delbert, ketara sekali cucunya itu tidak dalam kondisi yang bagus.
"Kau sudah menyiapkan diri untuk menjadi raja, Delbert?"
Punggung tegap itu berhenti, lalu berbalik. Menatap Robert lurus tanpa ada keinginan untuk menyapa dan bersikap sopan selayaknya seorang pangeran lakukan. "Aku tidak ingin menjadi raja."
"Apa katamu?!" Pria separuh baya yang sudah keriput tua itu hampir terkena serangan jantung. Delbert tidak menghiraukannya, ia keluar dari mansion itu untuk mencari keberadaan Demian. Biasanya anak itu senang sekali berkeliling, ia memutuskan untuk memakai jubah agar orang-orang tidak heboh oleh kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCYLLA'S WAY
Fantasy[Telah diterbitkan] Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...