Epilogue

4K 762 1.6K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Nona, ada yang ingin kubicarakan denganmu."

Arienne memiliki perasaan yang buruk kala itu. Dengan lesu ia mengangguk. "Katakanlah."

Jake menatap satu-persatu perompak kecuali pria yang duduk di sebelah sang kapten. Lalu dengan mantap ia menangkap objek yang dituju.

"Aku akan menyusul kakakku, aku tidak bisa tenang meninggalkannya di Ragnarok meskipun dia bersama Actassi." Jake mengusulkan pendapatnya lebih dulu. "Bukan berarti aku tak ingin bersamamu dan yang lainnya seperti sebelumnya. Kalau aku memaksa untuk ikut dan tinggal di Mercene ... Aku hanya akan menjadi bandit pengganggu seperti sebelumnya. Itu takkan mengubahku, benarkan?"

Jika gadis itu punya telinga layaknya seekor kucing, sudah dipastikan telinga berbulunya akan layu. Arienne mengangguk seadanya, menurut gadis itu sendiri, opini Jake tidaklah salah.

"Aku juga," Juward mengangkat tangannya. Atensi dipegang oleh navigator. Ia menoleh ke lautan lepas. "Kurasa aku harus kembali, setidaknya untuk menyangkal kesalahpahaman bangsaku terhadap kakakmu." Juward pun menggaruk leher belakangnya tanpa rasa gatal. "And ... You want us, but you don't need us anymore."

Arienne akan membantah pernyataan Juward, tapi ia tersadar. Tidak ada yang salah dengan kalimat yang Juward utarakan. Arienne belum mempersiapkan dirinya jika mereka akan berpisah secepat ini.

North menunduk dalam diam. Bibirnya terbuka dan berkata, "Kurasa aku harus pulang ke Congealed. Aku tidak ingin hal yang sama terjadi jika aku kembali sekarat." Laki-laki itu menggeleng setelahnya. "Aku tidak mau ada pengorbanan lagi."

Carsein menyenggol Pierre, bertanya-tanya apakah mereka juga akan pergi. Pierre mengangkat dagunya, lalu menyadari tatapan mata Carsein seolah menyuruhnya untuk ikut bersama Arienne. Anak itu menyerit, lalu menggeleng.

"Aku harus bertemu dengan ayahku nanti, kami membuat kesepakatan sebelumnya." Pierre mengambil karet dari saku celana dan mengikat setengah rambutnya. Laki-laki itu tahu pasti penyihir ini penasaran dengan tempat baru, tapi kalau tanpa pengawasannya bisa-bisa kejadian yang tak diinginkan terulang kembali.

"Kau lupa seberapa banyak binatang di pulaumu? Kalau tidak diurusi nanti kabur dan membahayakan orang-orang. Apalagi nagamu yang suka membakar hutan seenaknya!"

"Bleh, kenapa tiba-tiba kau yang memutuskannya?!" Arienne menghela napasnya dengan raut cemberut, membiarkan kedua orang itu beradu mulut.

Satu-satunya yang belum memberikan keterangan adalah Demian. Gadis itu tahu bahwa Demian tidak memiliki tempat yang pasti untuk berpulang. Mungkin tak apa jika Demian tinggal di Mercene, kan?

"Aku," Demian menggantungkan kalimatnya saat ia tak sengaja bertemu dengan manik peraknya. "Aku akan," Alisnya menyerit ketika North menatapnya penuh harap. "Aku ...." Entah sejak kapan pangeran es itu bisa bertingkah seperti ini. Ah, mungkin sebagian sifat Ayss tertinggal.

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang