64 : Another oddity

2.1K 693 320
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Angin berhembus kencang. Surai merah kecoklatannya terhempas ke belakang, melambai kencang. Kakinya melangkah bolak-balik, ia berusaha keluar dari dilema.

Dua bukit yang dihuni oleh dua mitra itu menunggu. Sedangkan kapal mereka masih terapung, hanya ditemani hening ketika merenung.

Navigator mereka ikut merasa gelisah, tidak, mereka yang berada di atas kapal itu juga merasakan hal yang sama. Kejanggalan ini begitu nyata, bahkan keberanian mereka belum sepenuhnya tertata.

"Juward, kenapa kita bisa sampai begitu cepat? Ini aneh, aku takut." Gadis itu meremas rambutnya dengan frustasi. Ia memang sempat bermulut besar tentang ambisinya merebut Ethan kembali dari samudera. Tapi jika tiba-tiba keluar perkiraan, dan ditarik paksa untuk siap bertempur ia panik.

Ya, dia melewati bahaya yang tak kalah mengancamnya beberapa minggu terakhir. Seperti takut mati kedinginan, dimakan ular, monster-monster mengerikan, dan takut mati tenggelam.

Namun yang satu ini, ia tidak yakin apakah ia bisa menghadapinya dengan benar.

"Sebenarnya ini baru terjadi pada kita, aku tak menyangka malah langsung ke mari. Kejadian janggal memang kerap datang pada pelaut, tapi yang ini ...." Juward menatap kemudinya ragu-ragu.

Biasanya kejanggalan-kejanggalan di atas samudera bukanlah hal tabu lagi bagi kalangan pelaut, tapi biasanya hal-hal mistis itu hanya akan membuat mereka berputar-putar atau malah tersesat pada titik koordinat yang berbeda.

Sebenarnya kejanggalan yang datang pada Caspian merupakan sebuah keberuntungan. Mereka jadi lebih cepat sampai, kan?

"Kapten, kapan kita akan berangkat?" ucap Jake sembari mengangkat bola meriam ke dalam keranjang kayu.

Karena terlalu lama terlarut dalam kecemasan, tak terasa langit mulai memberi tanda-tanda bahwa malam akan sirna.

"Segera," gumam gadis itu. Ia menghela napasnya berkali-kali, Arienne merangkul anak panah di punggungnya. Lalu meremat pedangnya kuat-kuat. Tidak perlu menolak untuk takut, ia harus menerimanya.

Kadang rasa takut itulah yang membuatnya semakin kuat. Takut adalah perasaan manusiawi, tapi dia tidak boleh takut sebelum mencoba. Bukankah ini yang telah gadis itu nanti-nantikan? Anggap saja ini adalah usaha terakhirnya. Arienne memejamkan matanya, lalu ia membukanya dengan mantap.

"Angkat jangkar! Kita berangkat!"

"Aye!"

Juward mengangguk, ia menarik tali jangkar. Kemudian bergerak cepat untuk memajukan kapal dengan kemudinya. Navigator itu menatap lurus ke depan. Pikirannya berkecamuk. Kecurigaan yang ia simpan kembali datang, tapi tidak ada waktu untuk bertengkar. Itu akan menghabiskan tenaga.

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang