71 : Poseidon sided with Ethan

2.3K 678 402
                                    

Bacanya jangan buru-buru ya, santai aja kayak di pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bacanya jangan buru-buru ya, santai aja kayak di pantai. Sambil ngopi pun boleh XD

...

Surai seputih kapur itu bersimbah darah saat tangan dari orang yang melahirkannya berusaha menikamnya dengan pecahan kaca.

"Ampun, Bu!" rintihnya. Gelombang ungu itu melingkarinya, hingga kaca itu hancur tanpa menyentuh kulitnya sedikitpun.

Wanita tua dengan bibir hitam itu menendang meja. "Kenapa kau membiarkan mereka menang di Myerth?!"

"T─tapi Calypso bilang, selagi mereka tak merugikan aku, aku tak perlu─"

Brak!

Gelas berisi mata duyung yang disimpan di dalamnya itu pecah karena pelindung yang anak itu buat.

"Kau itu anakku, bukan anak Calypso! Menurutlah, Carsein. Jangan jadi anak tak berguna, jangan membuatku menyesal telah melahirkanmu ke dunia!" Circe berteriak kesetanan. Benda-benda di ruangan itu bergetar dan terjatuh dari tempatnya.

Mata ungu dari anak itu tersentak. Cairan bening naik melapisi matanya.

"Cepat ramal apa yang akan terjadi tiga bulan ke depan," ucapnya dengan pelan. Namun aura intimidasinya begitu kuat. Carsein saat itu tidak punya keberanian untuk sekedar menatap mata ibunya.

Sekejap bola sihir muncul di atas telapak tangannya, melayang. Matanya terpejam, memfokuskan titik kekuatannya pada benda bundar tersebut. Barulah ruang lingkup di dalam bola sihir itu berubah menjadi hitam. Namun, di mata Carsein bola itu sedang menunjukkan kejadian yang akan datang pada tiga bulan ke depan.

Matanya melotot, ia melepas sihir dalam bola tersebut. Bola itu terjatuh, pecah berserakan di lantai.

Circe memandang anak semata wayangnya dengan tatapan horror. Rambut putih itu hampir menutupi matanya.

"Apa yang kau lihat?" Bibir hitamnya terbuka.

"Dua mitra itu ... Akan memudahkan ibu. Orang itu takkan bisa berbuat banyak, sangking kuatnya ibu." Anak itu menggigit bibir bawahnya. Memberanikan diri menangkap kilatan tajam dari mata Circe.

Circe menyeringai. "Anak pintar! Kau memang berguna, Carsein!"

Wanita itu mendekat, menarik anaknya ke dalam dekapannya. Mengelus rambut belakang Carsein.

Carsein tak dapat menahan rasa bahagianya. Ia tersenyum, hingga matanya hilang.

Grep

Namun, kedamaian itu hanya sementara. Kuku tajam Circe meremat pundak Carsein dengan kasar. Anak dari Penyihir itu menahan ringisannya.

"Kalau sampai kau berbohong dan menyembunyikan sesuatu dariku ... Aku takkan membiarkanmu begitu saja." Bagai badai yang merobohkan jiwanya, Carsein terdiam kaku.

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang