...
"Ini semua gara-gara kau!"
"Aku? Kau yang memerintah seenaknya!"
"Seharusnya matamu aku congkel, dasar matre! Gara-gara tidak bisa menjaga nafsu, kau berusaha mengambil perhiasan itu dan hampir ketahuan!"
Sebenarnya laki-laki dengan mata hijau gelap itu sudah berhasil menyusup ke mansion tapi karena orang yang tidak bisa diam ketika melihat sesuatu yang berkilau itu mengacaukan semuanya.
Mereka mundur dan mencari tempat sembunyi, sialnya mereka tersesat. Mereka memasuki ruangan gelap yang mereka harap penjaga itu tidak memeriksanya. Heran sekali, kenapa tadi sunyi tiba-tiba banyak penjaga? Seharusnya orang-orang yang bertugas itu menjaga lorong dan ruangan yang penting.
Bau busuk yang menyengat, serangga hinggap di antara tumpukan raga yang sudah hilang nyawa. Entah siapa pemiliknya, mereka tidak tahu. Namun, jika dilihat dari pakaian mayat-mayat itu, sepertinya semuanya adalah seorang rakyat biasa.
"Apa mereka rakyat Romani? Kenapa mereka bisa dibantai begini ..." Jake menutupi hidungnya, matanya lemas. Ia begitu iba, kasihan sekali orang-orang yang mungkin tidak bersalah ini dibunuh. Kalau mereka kriminal sudah pasti mereka digantung, tapi kenapa mayatnya seolah disembunyikan dari publik.
Juward tidak sengaja menginjak rambut seseorang, rupanya itu adalah jenggot milik orang yang lanjut usia sepertinya.
Dugaannya semakin ia kira benar saat melihat pakaian yang dikenakan oleh beliau. "Jake, lihat. Dia seorang raja."
Jake menarik lengan Juward, bulu kuduknya menegap saat laki-laki itu berkata demikian ,"Hentikanlah! Kau menakutiku saja ... " Sementara Juward menepis tangan kotor itu dari lengannya. Mayat sebanyak ini, bisa-bisanya muat dalam satu ruangan.
"Mereka yang ada di luar bukanlah yang asli. Kita sudah berada di balik layar, Jake."
Mendengar itu Jake semakin mendekati Juward hingga dia kesulitan bernapas di tempat mengerikan ini. "Jauh-jauh!"
Laki-laki itu mengitari ruangan, berharap akan ada sebuah pintu atau celah untuk keluar dari sini kecuali dari pintu utama. Karena kelalaian mereka berdua, penjaga itu memilih tinggal dan berjaga di depan. Kini mereka tidak bisa keluar, beruntunglah dinding dari bebatuan ini cukup tebal sehingga orang yang bertugas itu tidak mendengar celotehan keduanya.
Namun, tak lama kemudian akhirnya pintu kembali dibuka. Kini terdapat satu mayat dengan seseorang yang mendekap mayat itu. Pengawal nampak tak tega tapi ia terpaksa melakukannya. Mata Juward menangkap itu semua.
Muncul bayangan dari orang yang akan memimpin Romani di masa depan, ia yang akan dinobatkan tak lama lagi.
Juward tak sengaja menggumamkan sesuatu yang terlintas di dalam kepalanya. "Orang itu memonopoli negeri sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCYLLA'S WAY
Fantasy[Telah diterbitkan] Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...