...Surya bangun dengan eloknya, bergantian dengan tinta gurita pada langit bumi yang sebelumnya menemani. Hembusan dingin di pagi hari menarik tubuh sekelompok bajak laut yang berada di atas samudera menjadi gigil.
"Woof woof!"
Seekor siluman anjing menjadi alarm, membangunkan manusia-manusia yang tengah terlelap. Tidak semuanya bisa tertidur pulas, salah satu dari mereka terbangun di tengah malam dan tidak bisa melanjutkan mimpi buruknya.
Ayss mengelus kaki dingin milik Arienne, kala gadis itu baru saja selesai membersihkan diri. Rutinitas mandi lebih awal harus ia tekuni, selain menjaga tubuhnya tetap bersih ia juga tidak ingin ada bakteria yang akan membuatnya sakit. Itu mungkin akan menghambat perjalanan nanti.
"Selamat pagi, Ayss-ku!"
Riang gonggongan anjing itu mengudara, memutari kaki Arienne dengan suka hati.
Tak tega membangunkan rekan-rekannya yang terlihat begitu pulas, Arienne membiarkan beberapa saat agar mereka bisa istirahat dengan cukup. Caspian sudah melewati waktu-waktu sulit, kaptennya harus menjaga stamina mereka agar tetap sehat.
Tatkala satu di antaranya bangun, laki-laki tersebut kembali melihat dunia. Ia langsung bangkit untuk membasuh wajahnya. Ekor matanya melirik seorang gadis berpakaian rapi dengan ikat pinggang yang ia coba lingkarkan. Saat gadis itu berbalik, awaknya dapat menyadari lingkaran hitam yang berada di bawah matanya.
"Kau tidak tidur?"
"Ya, seperti yang kau lihat, Tuan Demian. Selamat pagi!"
Selanjutnya Arienne mencoba mengikat rambutnya yang masih menetes, ia ingin merasa lebih segar karena tebal rambutnya membuat lehernya gerah. Segera tanpa diduga, tangan milik Demian menahannya. Menarik ikat rambut Arienne, memainkannya pada jari telunjuk laki-laki itu.
"Sebagai perempuan seharusnya kau tahu, tidak baik mengikat rambut saat rambutmu masih basah. Nanti rambutmu rusak." Demian menarik tangan Arienne, memakaikan ikat rambut itu menjadi sebuah gelang. Mengabaikan kilauan dari cincin yang melingkar di jari ibu gadis itu.
"Gerah. Apa aku potong saja, ya? Bagaimana menurutmu?" Arienne menyibak rambut merah kecoklatannya ke punggung belakang, jarinya membentuk gestur gunting.
Angin meniup rambutnya dengan pelan, Demian terpaku untuk beberapa detik. Mendadak bibirnya terbuka sebelum dia memberi aba-aba.
"Memang sulit untuk merawat rambut panjang, tapi milikmu sudah bagus. Lebih baik jangan dipotong."
Setelahnya mata birunya berkedip cepat, bergegas mengambil handuk untuk mandi. Sebelum masuk ke kabin bawah, ia menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCYLLA'S WAY
Fantasy[Telah diterbitkan] Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...