...
Jiwa yang North ambil menjadi butiran-butiran salju yang dingin. Entah itu jiwa yang kotor, ataupun jiwa orang-orang tak bersalah. Baginya, membunuh mereka yang tak bersalah adalah keringanan dunia. Mereka takkan menderita lagi, benar, kan?
Pada dasarnya North adalah manusia yang belajar cara menjadi manusia pada contoh yang salah.
"Nona, apa yang kau coba lakukan?!"
Sementara itu Jake tengah menggendong Juward di belakangnya. Badai salju di depan mereka semakin buruk keliatannya.
Sepertinya membuat North marah adalah pilihan yang buruk. Arienne memegangi pinggangnya, "Ah, entahlah! Aku mencoba apapun yang bisa aku lakukan!"
Arienne melawan arus angin salju yang mendorongnya mundur, ia mencoba tetap melangkah maju meskipun beberapa serpihan es menggores mantelnya hingga menembus kulit.
Di dalam putaran angin itu, North merasakan emosi jiwa-jiwa yang tertinggal. Biasanya jiwa mereka tidak sedominan ini, dengan kata lain bisa North kendalikan. Namun, setelah tahu bahwa dirinya hanyalah sebuah kesalahan yang rapuh, ia mulai meragukan jati dirinya.
North sudah belajar, apakah semuanya salah?
Marah, sedih, dan juga dendam. Emosi ketiganya semakin tinggi, ini bukan yang North ingin rasakan.
Benar. Dari awal North seharusnya tidak ada. Lalu apakah ia masih pantas hidup sebagai manusia?
"Namamu North, kan?! Dengar aku, Tuan!"
North membuka mata peraknya, melirik Arienne yang berusaha menembusnya.
"Gagal dalam suatu hal tidak membuatmu seburuk yang kau kira! Jika kau gagal menjadi manusia yang seharusnya, kau tinggal memperbaiki yang salah. Lalu kau akan menjadi lebih unggul dari sebelumnya! Kau akan menjadi lebih baik!" Arienne berseru pada North, berusaha menyakinkannya.
North hanya terdiam mendengar apa yang keluar dari mulut perempuan yang kini menggigil olehnya.
"Bagaimana ... manusia memperbaikinya?" lirih North yang masih bisa Arienne dengar. Secerah harapan muncul, Arienne bersemangat.
"Mudahnya, manusia itu saling mempelajari! Aku akan mempelajarimu, dan kau akan mempelajariku!"
Hati North terketuk begitu saja, baru pertama kali seseorang mencoba untuk memahaminya. Gumpalan-gumpalan raksasa itu tidak jadi hidup, semua kekacauan yang terjadi meledak menjadi meriam salju. Bersamaan dengan amarahnya yang perlahan luntur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCYLLA'S WAY
Fantasy[Telah diterbitkan] Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...