...
Bulu mata lentiknya bangkit perlahan, berkedip tiga kali sembari berpikir sedang berada di mana ia saat ini. Gemerlap ornamen es menyegarkan matanya, barulah ia sadari dirinya tengah berada di mediaman North ketika melihat patung kepalanya dipanjang di dinding ruangan.
Jika diingat lagi, perempuan itu sebelumnya pingsan. Sepertinya ia terkena Hipotermia karena berada di lingkungan bersuhu dingin dalam waktu yang lama.
Bisa dilihat dari kain kompresan, mungkin kain itu adalah bagian baju yang Jake sobek. Laki-laki itu memang cukup perhatian. Berkat istirahat dan perawatan mereka, Arienne merasa lebih segar dari sebelumnya. Nyaman sekali berada di ruangan yang lebih baik dari salju di luar sana, di sini ia merasa lebih hangat walau masih sedikit kedinginan.
"Haachoo!"
Suara bersin tak jauh dari ruangan itu terdengar, dapat bergema karena tidak ada barang yang cukup meramaikan Istana.
"Sudah kubilang jangan mandi di suhu seperti ini! Nanti kau terkena flu, Ju." Juward merotasikan matanya, "Lebih baik flu daripada bau dan kotor, memangnya kau!"
North sudah cukup lelah mendengarkan kegaduhan yang mereka perbuat. Setelah menunjukkan kapal yang ia simpan agar tidak membuat pulau berantakan itu mereka semakin berkicau lebih keras. Tapi North senang karena Jake bilang, 'Kami beruntung bertemu denganmu!' padanya. Karena ia pikir, ia adalah barang kesialan. Jake juga merangkulnya dan bilang mereka resmi berteman, walau Juward kemudian memukulnya.
"Nona sudah bangun!"
"Nona!"
Arienne bangkit untuk duduk, lalu membalas pelukan Jake. Saling mengucap syukur bahwa mereka semua selamat. Juward tidak begitu suka bersentuhan, jadi dia hanya tersenyum saja.
"Juward, kakimu?"
"Ah, aku cukup baik. Tapi aku masih belum bisa berlarian, jalan saja masih terpincang-pincang."
Arienne tertawa canggung karena Juward sengaja mengatakan itu dengan keras agar North merasa bersalah. Ya, lelaki labil itu masih punya hati sekecil kuaci.
Namun, North tidak menghiraukannya. Ia hanya teringat soal Arienne yang Jake ceritakan. Perempuan yang berani menghadapinya, North mengagumi cara Arienne berbicara. Matanya yang penuh bara api dan begitu menyakinkan, dirinya seperti tersihir untuk percaya dengan apa yang perempuan itu katakan. Karena selama ini, North selalu melihat mata penuh kebencian, keputusasaan, dan ketakutan.
"North jangan lupa untuk berkedip, atau aku akan mencolok matamu karena terlalu lama menatap Nona."
Sedetik kemudian North kembali berada pada realita, berkedip sesuai yang Jake minta. Tubuhnya berdiri tegap, "Untuk permintaan maaf, aku akan menunjukkan sesuatu padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCYLLA'S WAY
Fantasy[Telah diterbitkan] Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...