31 : The war is about to start

2.8K 755 230
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Api unggun menghanguskan kekosongan, menyala membakar kedinginan. Kedelapannya mengitari api tersebut dengan renungan penuh arti.

"Jadi, gadis ini adalah ... adik Ethan? Ethan yang itu? Yang itu, kan? Ethan Lee Whiteney?"

Yang paling tua di sana, membuka kembali bahasan yang didiskusikan sebelumnya. Bibirnya terbuka sambil menatapi gadis yang nampak seperti lukisan seniman, bagi Garvin meski penampilannya sedikit lusuh apalagi seorang bajak laut, ia cukup mengakui Arienne adalah gadis yang cantik. Gadis itu tumbuh dengan baik, pikirnya.

Ken mengangguk, melirik Zaan yang sedari tadi menatap acuh tak acuh. Ia berbaring menatap gemuruh langit, tidak ada bintang di atas sana. "Heh... Ethan. Kenapa pula kita mesti terikat lagi padanya? Dia bahkan membatalkan aliansi seenaknya."

Bagi Zaan yang merupakan seorang perfeksionis, keputusan yang dirubah tiba-tiba dan harus merombak seluruh rencana adalah malapetaka. Dia sangat terbuka bila ada yang ingin menjalin kerjasama untuk kebaikan pihak masing-masing. Itu akan menguntungkan sebenarnya.

"Jangan bilang kita akan beraliansi dengan bajak laut yang baru debut sehari yang lalu," cibirnya kepada Ken dan Arienne. Tentu saja Arienne melarang North untuk mencelakai mereka, gadis itu rasa kesempatan ini tidak akan datang dua kali. Apalagi menyangkut dengan petunjuk keberadaan kakaknya.

Pria dengan mulut ceplas-ceplos itu tidak Garvin hiraukan. Karena ia juga sedikit berpihak padanya, "Ken, kau yakin percaya pada dua bocah ini?"

Sementara orang-orang itu berdebat, Hugo tengah bermain dengan Ayss dan Theo. Oh, jika Caspian punya peliharaan berupa anjing, maka Actassi punya burung beo yang bisa berbicara. Dialah yang mencuri kunci borgol dan melemparkannya ke ventilasi. Sedangkan Demian tertidur, antara tenaganya habis atau dia pingsan. Arienne sudah mengikat perutnya, tapi sebelumnya ia sudah mengolesi luka itu dengan daun herbal.

"Dua pedang berarti perang. Besok para bajak laut akan datang, lebih baik kita bermain rapi saja," Eiros menjadi pusat perhatian ketika Ken menatapnya, "Eiros, tolong bagi sedikit ingatanku ke kepalanya." Dagu sang kapten menunjuk kapten lainnya.

Arienne meneguk salivanya, jantungnya berdebar. Setelah sepuluh tahun lamanya akhirnya dia bisa melihat Ethan lagi meski dalam memori orang lain. Setidaknya selain mendapat informasi dia juga dapat penawar rindu meski hanya sedikit.

"Mendekatlah."

Keduanya mendekat. Eiros meraih tangan mereka, memejamkan mata. Bibirnya terbuka merapalkan mantra, seperti berbisik-bisik. Lalu saat matanya terbuka─juga memutih, kesadaran gadis itu pergi meninggalkan raganya yang tak lagi bergeming. North khawatir, ia menahan tubuh kaptennya agar tidak jatuh ke tanah.

SCYLLA'S WAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang