...
Beberapa jam lagi kapal bajak laut itu memasuki kawasan Ragnarok. Pulau minim hukum, dengan bajak laut sebagai penghuninya. Angkatan laut tidak punya wewenang, dan sulit menjangkaunya. Bukan tanpa alasan Ragnarok menjadi surganya para bajak laut, selain perlengkapan yang tak pernah habis serta hiburan yang tak pernah bosan, rum yang Ragnarok punya adalah rum terbaik.
Para bajak laut sering melakukan pesta besar-besaran. Minum dan menikmati waktu dengan meriah. Adapun tempat khusus jika ingin menyewa sauna dan wanita.
Kekurangannya, yang bisa melangkahkan kaki di sana bukan bajak laut sembarang. Nama-nama bajak laut berpengaruh sering terdengar bisa saja berada di sana. Tapi jika hanya bajak laut bobrok yang otaknya dangkal, tidak akan pernah diterima di sana. Rasisme cukup tinggi. Yang hebat menang, dan yang tak punya pondasi akan diinjak.
Singkatnya, Ragnarok menjadi destinasi bajak laut istimewa.
Dan di sinilah Caspian dengan pakaian lusuhnya. Mengapung di perairan perbatasan Ragnarok dan laut bebas.
"Kalian yakin akan berpenampilan seperti itu?" Carsein melihat para perompak itu dari ujung kaki dan ujung helai rambut. "Bleh, yang ada malah dijadikan roda gerobak!" Mata ungunya berputar, tak bisa lagi berkata-kata.
"Kau juga! Kenapa tidak pakai alas kaki?!" Suara itu memekikkan telinga North. Pemuda itu menyerit tak suka, "Ini kakiku, terserah aku."
Arienne mulai mengingat-ingat. Ia berjalan cepat ke ruangannya dan membuka lemari. Perlu diingat ia pernah membeli banyak barang di Romani, dan barang itu sia-sia saja karena tokonya hancur. Saat itu yang terpenting adalah nyawa, tidak sempat memikirkan barang belanja.
Secara kebetulan kapal tua ini menyimpan barang bagus di lemari paling bawah. Memang jika dilihat baik-baik, kapal kokoh ini masih memiliki benda-benda utuh. North benar-benar menyimpan kapal-kapal itu dengan baik. Meskipun tak sedikit benda logam yang berkarat, selain itu kondisinya masih layak pakai.
"Kalau ini? Apa boleh kau menyempurnakannya dengan sihirmu, Sein?" Gadis itu menatap Carsein ragu-ragu. Setelah lewat tiga malam ia kerap menghindari laki-laki itu karena masih tidak enak dengan kejadian sebelumnya.
Carsein berkedip beberapa detik, kemudian tersenyum dengan sumringah. "Kau mempercayakan ini padaku?"
Juward menoleh dengan cepat. Meski dia tidak bisa membuktikan kecurigaannya, dia tetap waspada. Tidak ada gerak-gerik yang membuatnya harus mengusir Carsein, dia terlihat senang membantu mereka.
"Kalau begitu serahkan padaku!" Jemarinya mulai mengeluarkan uap mistis berwarna ungu. Kilauan kecil itu mengangkat kain-kain berdebu yang Arienne bawa. Ledakan lembut mengudara, rambut mereka terkibas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCYLLA'S WAY
Fantasy[Telah diterbitkan] Sepuluh tahun yang lalu, tepat saat Ethan pergi berlayar. Meninggalkan harta karun berharganya, Sang Adik. Ia membuat janji, bersumpah ia akan kembali. Sayang sekali, janji tersebut hanya omong kosong semata. Ethan tak pernah kem...