WARNING!!! TYPO BERTEBARAN
Happy Reading 🦔
Suasana didalam cafe nampak sepi hanya terdapat beberapa orang saja didalam cafe tersebut termasuk Nana dan Hendery.
"Kamu apa kabar?" tanya Hendery
"Baik, kayaknya kita udah lama gak ketemu sampe kamu nanyain kabar aku"
Hendery menganggukan kepalanya dengan senyum tipis yang menghiasi wajah tampannya.
"Kamunya ngehindarin aku terus sih"
"Maaf aku gak bermaksud buat ngehindarin kamu"
Tangan kekar Hendery mendarat diatas tangan kanan milik Nana, senyum lembutnya ia berikan kepada gadis yang ia cintai.
"Kamu ngehindarin aku gara gara aku ngajakin kamu nikah? Sayang aku udah bilang sama kamu jangan terlalu mikirin hal itu, kalo kamu belum siap buat nikah aku gapapa kalo kamu nolak tawaran aku"
"Sekarang aku tanya sama kamu, kenapa kamu ngajak aku ketemu padahal aku tau kamu belum siap buat ketemu sama aku?" lanjut Hendery
Nana menatap dalam mata kekasihnya, gadis itu menghembuskan nafasnya pelan.
"Aku mau jawab soal tawaran kamu dikampus waktu itu, aku rasa aku gak bisa terus-terusan gantung kamu"
Lelaki itu menganggukan kepalanya dan mengubah posisi duduknya.
"Jadi?"
"Hendery, maaf aku belum bisa nerima tawaran kamu. Aku rasa kita masih harus nyari banyak pengalaman, kita juga harus nyiapin mental yang kuat buat ngelangkah ke jenjang itu"
"Bukannya aku gak sayang sama kamu atau aku gak cinta sama kamu, tapi jenjang pernikahan itu gak semudah yang kita liat Der. Nggak semudah berdiri diatas pelaminan"
"Setelah ijab dan qobul diucapkan, semuanya bakal berubah. Didalam hubungan pernikahan itu ada dua kepala dengan pemikiran yang berbeda akan disatukan"
"Kalau kedua kepala itu sama sama berbeda pemikiran dan nantinya mereka gak cocok mereka gak bisa buat mutusin hubungan gitu aja, karena itu adalah ikatan pernikahan bukan pacaran yang bisa ngucapin kata putus kapan aja"
"Mereka harus bisa nyari jalan keluar atas perbedaannya pemikiran itu, bukan itu aja setelah menikah bakal ada tanggung jawab yang bakal ditanggung mau itu dipihak suami ataupun dipihak istri"
"Setelah menikah juga kita gak bakal sebebas sekarang Der. Aku mau kita nikmatin masa bebas dulu sebelum kita siap buat ngelangkah ke jenjang itu"
"Aku yakin kamu ngerti apa yang aku omongin, kita sama sama nyari pengalaman yang baru dulu, kita nikmatin masa masa bebas itu kalau kita sama sama udah siap kita bisa ngelangkah ke jenjang pernikahan"
Hendery tersenyum, bukannya kecewa atas penolakan yang Nana berikan kepadanya, ia justru merasa bangga atas pemikiran dewasa yang gadis itu miliki.
"Kecewa deh ditolak sama kamu" ledek Hendery
"Der"
"Jadi hampir satu bulan ini kamu ngehindarin aku beneran gara gara ini?"
Nana menganggukkan kepalanya pelan, Hendery tertawa pelan melihat anggukan dari Nana.
"Sayang waktu itu aku bilang apa sama kamu? Jangan terlalu dipikirin. Kalaupun kamu emang bener bener belum siap, aku gak bakal maksa buat kamu nerima lamaran aku"
"Gak bisa Der, setiap hari omongan kamu itu keinget terus di otak aku, gimana bisa aku gak terlalu mikirin soal lamaran?"
"Oke, yaudah sekarang gimana perasaan kamu? Udah lega hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband In The Future •• Choi Hyunsuk
FanfictionHyunsuk husband series Gimana jadinya kalo lo bangun tidur di saat situasi yang berbeda, situasi yang dimana lo bangun ditempat yang menurut lo cukup asing dan bahkan yang lebih parahnya lagi ada seseorang yang ngaku ngaku suami lo, itu yang dirasai...