S•2 - 8

437 55 0
                                    

WARNING!!! TYPO BERTEBARAN

Gimana sama chapter sebelumnya? Gw sempet kelimpungan di sekolah pas tau ada kekeliruan 🫠

HAPPY READING 🦔

Naren menatap Nana dengan tatapan malasnya, ia cukup jengah melihat kakak perempuannya yang terus terusan mondar mandir dihadapannya.

Naren tau kakaknya itu tengah merasakan kegugupan, tapi ya kenapa kakaknya ini harus bolak balik mondar mandir dihadapannya terus menerus? Kayak gak ada kerjaan lain aja.

"Kak lo kalo gugup mending minum aja deh, daripada mondar mandir ga jelas kayak gini"

Nana memandang sinis Naren yang duduk sambil bersedekap dada, tangannya melemparkan botol kosong kearah sang adik dan botol yang dilemparkan olehnya tepat mengenai sasaran.

Lelaki berumur 17 tahun itu dibuat meringis dan langsung menatap sengit Nana.

"Gw doain lo pas sidang skripsi ngedadak ngang ngong" ucap Naren

Dengan menghela nafasnya pelan, Naren menepuk sofa yang ada disampingnya mengisyaratkan agar Nana duduk disebelahnya.

"Duduk dulu sini"

Mau tidak mau, Nana menuruti perintah Naren. Ia mendudukan dirinya disamping adik laki lakinya.

"Gw tau gugup, tapi gak harus kayak gitu juga kan? Mau segugup apapun, lo harus bisa ngontrol diri lo sendiri. Lagian apa yang harus lo khawatirin si kak? Gw yakin lo bisa ngejalanin sidang selancar mungkin"

Nana menghela nafasnya, tangan kanannya meraih sebotol air mineral yang ada diatas meja. Baru saja Nana memegang botol air mineral itu, Naren langsung mengambil air mineral tersebut.

"Minum terus terusan bisa bisa lo ke toilet terus"

"Jadi gw harus ngapain wahai Naren Gianza yang terhormat?"

Naren tersenyum kearah Nana, melihat senyuman Naren yang menurutnya cukup menyebalkan membuatnya ingin menampar pelan pipi adik laki lakinya itu.

"Ngobrol aja sini sama gw, kan lumayan bisa ngilangin kegugupan lo yang agak agak"

"Emang bisa?"

Lelaki itu menganggukan kepalanya, Naren nampak memikirkan sesuatu terlihat dari raut wajahnya yang seperti tengah berfikir, tidak lama kemudian senyum lelaki berwajah tampan itu mengembang di wajah tampannya.

Naren menatap ke arah Nana yang tengah mengutak atik handphonenya, Nana yang merasa ditatap oleh Naren langsung membalas tatapan adik laki lakinya.

"Kenapa lo?" tanya Nana

Bukannya menjawab pertanyaan sang kakak, Naren malah balik mengajukan pertanyaan kepada kakak perempuannya itu.

"Kak bentar lagi lo ultah kan, lo mau hadiah apa dari gw?"

Nana memikirkan apa yang ia inginkan untuk dijadikan sebagai kado ulang tahunnya dari Naren.

"Gausah repot repot dek"

Naren menggelengkan kepalanya dengan cepat, anak laki laki berusia 17 tahun itu menatap Nana dengan tatapannya yang bersungguh sungguh.

"Beneran ga ngerepotin kok, lo mau apa ntar gw kabulin"

"Serius dek gausah repot repot, album seventeen satu sama album harta karun juga udah cukup"

Lelaki itu langsung mendelikan matanya kearah sang kakak, ia melempar bantal sofa kearah Nana yang duduk tidak jauh darinya.

"Permintaan mu menguras ATM ku"

Nana tertawa mendengar perkataan Naren, diam diam Naren bersyukur karena telah membuat kakaknya melupakan kegugupan yang sempat dialami oleh kakaknya.

My Husband In The Future •• Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang