S•2 - 15

437 54 2
                                    

WARNING!!! TYPO BERTEBARAN

Happy Reading 🦔

Sudah sekitar 2 minggu lebih, Hendery menghilang selama 2 minggu pula Nana selalu berusaha menghubungi lelaki itu namun hasilnya nihil.

Bahkan sampai acara wisuda diselenggarakan pun Hendery tidak sedikitpun terlihat dilingkungan kampus.

"Kak nungguin siapa si? Yang lain udah masuk ke aula"

"Dery Ren, gw yakin dia bakal dateng. Dia udah janji"

Helaan nafas keluar dari mulut Naren, ia benar-benar lelah melihat kefrustasian sang Kakak.

"Kak mendingan lo tunggu di dalem deh, itu acara udah mulai. Lo mau nunggu sampe kapan? Dia gak bakal dateng"

"Tapi gw yakin dia bakal dateng"

Naren masih tidak habis pikir kepada kakak perempuannya, bukankah sudah jelas bahwa Hendery pergi meninggalkan kakaknya tanpa pamit sedikit pun?

Namun kakaknya masih tetap menunggu kehadiran kekasihnya yang sekarang entah berada dimana.

"Oke gini aja, lo masuk ke dalem biar gw yang nunggu dia disini, syukur syukur kalo ketemu biar bisa langsung gw hajar tu orang"

"Naren lo gak-"

Kedua tangan kekarnya memegang kedua bahu mungil milik Nana dengan sorot matanya yang tajam menatap lekat mata kakak perempuannya.

"Masuk kak, biar gw tunggu disini. Kalo dia dateng gw bakal bawa dia kehadapan lo oke? Jangan ngabantah"

Mau tidak mau Nana harus menuruti perintah Naren, tatapan Naren saat ini cukup mengerikan sampai Nana tidak bisa menatap mata sang adik.

"Bangsat lo Hendery"

Sebobrok bobroknya Naren, dan sejail Naren kepada Nana, lelaki itu tetaplah seorang adik yang tidak ingin kakak perempuannya disakiti oleh lelaki manapun.



Sedangkan dilain tempat Hendery tengah menyeret kopernya, nafasnya terasa berat karena harus meninggalkan negara yang memiliki banyak kenangan indah baginya.

Hendery ingat hari ini adalah hari wisudanya, dan ia juga ingat bahwa ia akan merayakan kelulusannya bersama kekasihnya.

Lelaki itu menundukkan kepalanya saat tangan kirinya digandeng oleh seseorang.

"Der udah siapkan? Mending langsung masuk yuk yang lain udah nungguin didalem"

"Kak gw gak bisa ninggalin dia"

"Der bentar doang kok, lo masih bisa balik kesini. Please turutin kata Papah dulu ya?"

"Gw perginya nanti aja deh, gw harus wisuda"

"Hendery"

Lelaki itu berdecak kesal, kedua kakinya melangkah dengan malas. Cathlyne menundukkan kepalanya.

"Sorry dek gw gak bisa ngelakuin apa-apa, mungkin pas kita udah sampe dirumah lo bakal marah besar"

"Naren"

"Gusti nu agung, lu ngapain balik kesini kakak ku tersayang" frustasi Naren

"Lo gak-"

"Hendery gak dateng oke? Stop nanyain itu terus gw capek jawabnya Nana Azilla Diandra"

"Gw cuma mau nanya lo gak mau foto foto sama gw gitu?" tanya Nana dengan senyum tipisnya

Melihat tatapan Nana yang cukup sendu disertai dengan senyum tipis yang mengembang dikedua sudut bibir gadis itu, membuat Naren melembutkan tatapannya.

My Husband In The Future •• Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang