S•2 - 14

377 52 8
                                    

WARNING!!! TYPO BERTEBARAN

Happy Reading 🦔

Semenjak kejadian waktu itu hubungan Nana dan Hendery mulai renggang, kerenggangan yang dibuat oleh Hendery sendiri dengan cara menghilang bak ditelan bumi.

Berulang kali Nana berusaha menghubungi Hendery tetapi nihil tidak ada jawaban sama sekali, gadis itu menghela nafasnya kasar.

"Kamu kemana si Der?"

"Udah bisa dihubungin?" tanya Naren yang dijawab gelengan kepala.

"Kalian lagi ada masalah apa gimana sampe dia tiba tiba ngilang?" tanya Naren

"Gak ada masalah sama sekali, tapi waktu itu dia tiba tiba pergi bareng cewek lain pas makan siang sama gw"

"Anj, ceweknya cakep?"

"Kenapa emang?"

"Ya nggak, kalo cakep pantesan aja bang Dery ninggalin elu"

Nana hendak melemparkan tutup toples kepada Naren namun urung karena sang ibu membawa lelaki yang sangat tidak asing baginya.

"Loh Yedam ngapain disini?"

"Kamu nanya?" ucap Naren

Nana melemparkan tutup toples tepat mengenai kepala sang adik "Sekali lagi lo ngomong gitu gw gak mau jajanin lo lagi ya"

Ancaman Nana membuat Naren menutup mulutnya rapat-rapat sedangkan Yedam dibuat melongo melihat keributan kakak beradik yang sudah lama tidak ia saksikan.

"Bang Yedam ngapain kesini?"

"Kalian tuh ada tamu bukannya disuruh duduk dikasih minum malah di introgasi, sopan kah kalian begitu?"

"Kamu-"

"Naren"

"Hehehe bang Yedam duduk sini, mau minum apa? Air kobokan mau? Sini Naren pijitin, pasti capek kan jalan dari rumah abang kesini"

"Please lah Naren mau Yedam sampe ngesot juga dia gak bakal capek, orang rumahnya aja ada disamping rumah kita" ucap Nana

"Nih minum" Nana menyodorkan air putih kepada Yedam yang tengah dipijat oleh Naren.

"Ren sebelah sini nih"

"Air apaan nih?" tanya Yedam

"Air kobokan bang, sisa tadi"

Yedam menyemburkan air yang ia minum kearah Naren, Nana menahan tawanya melihat ekspresi Naren yang sangat kecut.

"Gapapa Ren disembur orang ganteng, biar nanti ikut ketularan ganteng kayak gw"

"Ketularan ganteng si kagak kecut mah iya"

Nana tidak bisa menahan tawanya begitupun dengan Yedam, sedangkan Naren masih memejamkan matanya karena masih cukup terkejut dengan hal tadi.

"Yedam ini bawa kerumah ya, bilangin ke Mamah kamu makasih. Padahal tante bisa ambil sendiri"

"Gapapa tante kalo gitu Yedam pulang ya, makasih makanan tante"

"Ren gw yakin besok pagi lo udah ganteng kayak gw berkat semburan tadi"

Naren hanya berdeham pelan, Yedam beralih ke Nana membuat Nana siaga satu.

"See u cantik" ucap Yedam sambil mengacak rambut panjang Nana

Naren menatap sang kakak dengan tatapan menggoda, jari telunjuk lelaki itu mencolek dagu Nana.

"Cie cie"

Nana menarik kuping sang adik dengan keras membuat Naren adiknya berteriak kesakitan.

"Mulai besok gak ada lagi kata traktir buat lo ya"

My Husband In The Future •• Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang