S•2 - 63

257 39 37
                                    

WARNING!!! TYPO BERTEBARAN

Happy Reading 🦔

04.00

Hyunsuk mengelap keringat yang membasahi kening istrinya, saat ini ia tengah membantu Nana berjalan ringan didalam ruangannya.

Ringisan kembali keluar dari mulut Nana langkah wanita yang hendak melahirkan itu terhenti kala merasakan mulas diperutnya.

Menundukkan kepalanya kala ia merasakan terdapat sesuatu yang mengalir dari pangkal pahanya.

"Sayang ketuban aku pecah"

Hyunsuk menatap kearah kaki istrinya tepat dimana air keruh itu mengalir.

"Kamu duduk dulu ya, aku mau manggil dokter Arin dulu"

Tidak lama kemudian Hyunsuk datang dengan dokter Arin dibelakangnya.

"Saya periksa dulu ya, mbak Nana tiduran dulu disana"

Hyunsuk menuntun sang istri lalu membantu istrinya untuk merebahkan diri diatas brangkar.

"Tahan ya mbak"

Nana mencengkeram erat tangan Hyunsuk saat ia merasakan rasa sakit di perutnya.

"Pembukaannya sudah masuk ke pembukaan empat, sabar ya mbak masih ada enam pembukaan lagi untuk memasuki proses melahirkan"

Setelah memeriksa Nana dan memberikan sedikit obat untuk wanita itu, dokter tersebut pamit untuk pergi ke ruangannya.

"Sakit banget ya? Kamu boleh salurin semua rasa sakit kamu ke aku sayang, aku mau gantiin posisi kamu kalo aku bisa tapi sayangnya gak bisa"

"Kuat ya? Jangan nyerah sayang satu langkah lagi kita ketemu sama baby"

Nana hanya bisa menganggukan kepalanya, ia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun karena rasa sakit yang tengah ia rasakan.

"Kamu hebat banget sayang karena udah berjuang sampe sekarang, berjuang terus ya? Ada aku disamping kamu"

"Aku bakal dampingin kamu terus, aku gak bakal ninggalin kamu. Cintanya aku harus kuat, aku tau kamu itu wanita hebat. Wanita terhebat setelah mama"

"Wanita yang mampu menjaga anaknya, wanita yang rela mengorbankan dirinya untuk terus bertahan demi buah hatinya yang tengah tumbuh di rahimnya"

"Makasih sayang, setelah ini kita bakal punya tanggung jawab yang lebih besar. Setelah anak kita lahir ayok kita jadi orang tua yang lebih baik lagi"

"Ayok jadi orang tua yang menjadi panutan dan contoh yang baik untuk anaknya"

"Satu langkah lagi tolong bertahan ya sayang"

Hyunsuk meneteskan air matanya merasa tidak tega melihat istrinya yang masih kesakitan, ia tidak peduli dengan remasan kuat ditangannya yang terpenting rasa sakit istrinya dapat dilampiaskan kepadanya.

"Jangan nangis, aku gapapa sayang. Stop ya nanti baby nya ikut sedih kalo tau daddy nya nangis kayak gini"

"Ini udah kewajiban aku sebagai seorang wanita, mengandung dan melahirkan itu adalah kewajibannya"

"Jadi aku terima dengan ikhlas sayang, tolong terus disisi aku"

Hyunsuk mencium punggung tangan istrinya dengan air mata yang terus menetes.

Sedangkan diambang pintu terdapat sosok yang pernah mengisi hati Nana, Hendery ia melihat semuanya.

"Semoga kamu bahagia terus Na maaf aku sempet ninggalin kamu"
























My Husband In The Future •• Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang