7.

751 44 1
                                    

Kavian dan Vero sudah berada di sebuah villa milik Vero, Kavian sedang berdiri menghadap ke arah pantai di depannya, sampai ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kavian dan Vero sudah berada di sebuah villa milik Vero, Kavian sedang berdiri menghadap ke arah pantai di depannya, sampai ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya.

"Kamu senang ga saya ajak kemari"
"Mmh makasih udah ajak aku ke tempat indah kaya gini" Vero memutarkan tubuh Kavian agar menghadapnya, tangan Vero masih melingkar indah di pinggang rampingnya, dan Kavian juga mulai memberanikan dirinya untuk melingkarkan tangannya keleher Vero.

"Kamu cantik dan juga manis Kav" ucap Vero dan menyelipkan rambut Kavian ketelinganya.
"Aku tuh cowo om masa cantik sih"
"Saya ga bohong kamu memang beneran cantik ko" Kavian merasa malu mendengar Vero yang memujinya.

Vero mulai mendekatkan tubuhnya ke Kavian, Vero semakin lama semakin mengikis jarak di antara mereka, mata Vero terfokus pada bibir pink milik Kavian, Kavian yang merasa wajah Vero semakin mendekat pun memejamkan matanya.

CUP bibir mereka saling menempel, mereka berdua tidak ada yang melakukan pergerakan sampai pada akhirnya Vero melumat bibir Kavian,ciuman itu tak berselang lama karena Kavian yang melepasnya.

"Kenapa? Kamu tidak suka berciuman dengan saya?"
"Bukan om tapi ini diluar, kalo ada yang liat gimana?"
"Ini villa pribadi saya tidak akan ada yang masuk kesini tanpa seijin saya" Kavian pun mengangguk.

Mereka kembali melanjutkan ciuman yang tadi sempat tertunda, semakin lama ciuman Vero semakin menuntut, karena ini adalah pengalaman pertamanya membuat Kavian masih terlalu kaku dalam ciumannya.

"Kita pindah ke kamar yah" walaupun Kavian merasa takut tapi dia mencoba untuk menyembunyikannya, ia tak ingin lagi menolak ajakan Vero, karena memang ini adalah pekerjaannya kan.

"Kamu ga usah khawatir, saya tau ini pengalaman pertama kamu, saya janji saya akan melakukannya dengan pelan" Cup Vero mengecup kening Kavian dengan lembut.

Sekarang mereka sudah berada di dalam kamar, Vero merebahkan tubuh Kavian dengan hati hati seakan tubuhnya adalah barang yang mudah retak. Perlahan Vero mulai menciumi wajah Kavian, tubuh Kavian menegang, walaupun ia sudah berusaha untuk baik baik saja tetap saja ia tak bisa menutupi rasa gugupnya.

"Rileks sweetheart, saya akan melakukannya dengan pelan saya janji" Kavian mencoba untuk menjadi rileks seperti yang di katakan Vero. Vero mulai memberikan rangsangan untuk Kavian agar ia tidak tegang, Vero melakukannya dengan sangat lembut dan penuh perasaan dia juga selalu membisikkan kata kata manis sebagai penenang.

Sampai pada akhirnya mereka sudah naked dan Vero mengukung Kavian.perlahan Vero mulai memasuki Kavian
"Aakkhhh" teriak kesakitan Kavian air mata mulai membasahi matanya rasanya tubuhnya terbelah menjadi dua,
"Maaf apa saya terlalu kasar?"
"Ssaakkhhiithhh" lirih Kavian, Vero menghapus air mata yang turun membasahi pipi Kavian, dan mengecup kedua mata Kavian. Semakin lama rasa sakit yang di rasa oleh Kavian berubah menjadi rasa nikmat
"Aahh..mmhh...aahh....oommmhh" desahnya nikmat saat Vero terus memaju mundurkan miliknya. Mereka melakukannya dengan menggunakan pengaman. Karena ini adalah pengalaman pertama untuk Kavian jadi Vero hanya melakukannya satu kali saja, walaupun sebenarnya ia masih ingin melakukannya, tetapi ia tidak ingin Kavian tidak bisa berjalan nanti karena ulahnya.

"Apa masih sakit" Kavian hanya menganggukkan kepalanya
"Sini biar saya obati" Kavian hanya memiringkan badannya rasanya tenaga nya sudah habis terkuras oleh kegiatan mereka tadi.

"Sudah selesai, kamu mau makan apa langsung tidur?"
"Aku cape om, aku mau tidur aja"
"Kalau kamu lapar kamu bilang saya ya"
"Mmh" Kavian pun memejamkan matanya sementara Vero duduk di sofa seberang ranjang, untuk mengecek beberapa pekerjaannya.



Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang