Brightwin x jinwin
Rayanka Dikta CEO muda dengan segala obsesi dan sifat egoisnya terhadap Kavian sang pekerja malam yang di jadikan sebagai suami pura puranya.
Vero pria baik hati yang tulus mencintai Kavian dengan segala kekurangannya.
B x B
Mpreg...
Rayan masih memejamkan matanya saat rungunya mendengar suara bel yang berulang kali ditekan dari pintu apartnya, mau tak mau ia membuka matanya ia mengambil ponselnya dan mengecek jam ternyata masih pukul 06.00 pagi. Siapa yang datang berkunjung ke apartnya sepagi ini, tidak punya kerjaan sekali. Begitu pikirnya.
Dengan mata yang masih belum terbuka sempurna ia membukakan pintunya. CEKLEK setelah pintu di buka terlihat lah sosok yang sudah mengganggunya di pagi hari "Mami, ko mami ga ngabarin mau kesini?" "Sengaja mau bikin kamu terkejut" "Iya sih aku terkejut"
Mami pun melangkahkan kaki nya untuk menuju dapur. "Hem kalau aja mami udah punya menantu, pasti sudah ada yang membuatkan mami teh, ga kaya gini mau teh aja harus buat sendiri" ocehnya sambil membuat secangkir teh untuk dirinya.
"Mami kan bisa minta tolong aku buat bikinin, aku bisa ko bikinin teh buat mami" "Rayan, mami ga bercanda sama omongan mami, tentang mami yang akan jodohin kamu" "Tapi kan ini belum 3 bulan mi" "3 bulan kelamaan, mami berubah pikiran,mami mau dalam bulan ini kamu udah ngenalin ke mami, kalau ngga mami beneran jodohin kamu loh" sepertinya dari sekian banyak hari hanya pagi inilah yang paling buruk menurut Rayan, bagaimana tidak mami nya sudah membicarakan masalh jodoh disaat matanya belum terbuka dengan sempurna.
Disisi lain Kavian sudah siap untuk berangkat ke kampusnya, ketika ia sedang turun untuk menuju ruang makan, ia mendengar suara ribut ribut di depan rumahnya. Karena penasaran Kavian pun melangkahkan kakinya untuk melihat ada kejadian apa yang membuat suara ribut seperti itu, setelah mendekat terlihat lah ada 3 orang pria berbadan besar yang sedang beragument dengan mama tirinya.
"Ma ini ada apa?" "Nah ini dia yang akan bertanggung jawab untuk membayar semuanya" dengan bingung Kavian menatap ke arah 3 orang yang berbadan kekar tersebut. "Kapan lo mau bayar?" "Bukannya masih ada waktu 2 bulan lagi ya?" Tanya Kavian pelan. "Bos gue berubah pikiran dia mau dalam 2 minggu ini semuanya sudah di bayar"
"Tapi darimana saya bisa kumpulin uang sebanyak itu dalam 2 minggu?" "Gua ga mau tau, kalau sampai 2 minggu ga di bayar, lo semua kosongin tempat ini secepatnya" rasanya kepala Kavian terasa pening darimana ia harus mencari uang sebanyak itu, uang yang ia kumpulkan saja belum ada setengahnya. Walaupun hampir setiap malam ia menjajakan dirinya, tetap saja itu semua belum cukup.
"Ma kenapa mama ga pikir dulu waktu itu, mama lihat sekarang aku dapat uang sebanyak itu dalam dua minggu dari mana ma?" "Mama ga tau dan ga mau tau kamu dapat uang darimana, yang penting kamu harus bisa lunasin, karena mama ga mau tinggal di jalanan" setelah berbicara seperti itu Brianna pun meninggalkan Kavian yang masih berdiri di depan pintu.
Rasanya rasa lapar yang ia rasakan hilang begitu saja,yang ia pikirkan sekarang bagaimana caranya ia bisa mencari uang untuk melunasi semua hutang mama tirinya.
Ia sudah sampai di kampusnya baru saja ia ingin melangkahkan kakinya ponselnya bergetar ada pesan masuk, rupanya Om vero lah yang menghubunginya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia sempat berfikir, untuk meminjamnya dari Om Vero. Tapi ia memgurungkannya masalhnya jumlah yang akan ia pinjam itu jumlahnya sangat besar, walaupun ia yakin bahwa Om Vero pasti meminjamkannya tapi rasanya tidak enak masalahnya ia belum lama mengenal Om Vero.
SKIP
Kavian sudah tiba di resto yang di maksud, ternyata Vero sudah menyiapkan ruangan VIP di resto tersebut untuk makan siang bersamanya. Setelah Kavian membuka pintu ruangan yang telah di pesan oleh Vero, dapat ia lihat Vero sudah duduk dengan santai di sana "Maaf aku telat, agak macet di jalan" "Tidak apa apa,sweatheart" Vero bangkit dari kursinya dan menghampiri Kavian. CUP Vero mengecup bibir Kavian sekilas, Kavian sedikit terkejut tapi sebisa mungkin ia menjaga ekspresinya.
"Saya sudah memesan makanan untuk kamu, ayo kita makan" Kavian dan Vero pun memakan makanannya dengan tenang dan sesekali mereka mengobrol tentang hal random.
Kini keduanya sudah di dalam mobil Vero,rencana nya Vero akan mengantar Kavian untuk kembali ke kampusnya karena masih ada 1 kelas lagi yang harus Kavian ikuti. "Saya sudah transfer uang ke rekening kamu" Kavian seketika langsung mengecek ponselnya dan benar saja ada notif ke no rekeningnya.
"Aku cuma nemenin om makan aja padahal" "Anggap saja itu uang saku untuk kamu dari saya" "Makasih ya om" Vero hanya mengangguk dan kembali fokus menyetir. Setelah 20 menit mereka sampai di kampus Kavian.
"Saya ada tugas ke Jepang selama 2 minggu,sore ini saya berangkat, apa kamu bisa ikut bersama saya?" "Mmh kalau selama itu aku ga bisa" "Yasudah tidak apa apa,boleh saya peluk kamu, saya pasti akan merindukan kamu sweatheart" Kavian memajukan tubuhnya untuk memeluk Vero, mereka saling berpeluk layaknya seorang kekasih yang akan berpisah dalam waktu yang lama.
Vero melepaskan pelukannya dan menarik tengkuk Kavian untuk mencium bibir Kavian, Vero melumat dan menghisap bibir Kavian dan membuat Kavian begitu kewalahan untuk mengimbanginya. Vero semakin menekankan ciumannya dengan Kavian "Mmhh..mmhhh.." lenguh Kavian di sela ciumannya, Vero pun menggigit bibir bawah Kavian hingga Kavian membuka mulutnya, dan Vero pun segera melesakkan lidah nya masuk untuk mengeksplor semua yang berada di dalam mulut Kavian. "Sshhh...aahh..mmmhh" ciuman Vero semakin menuntut, PLOP Kavian melepaskan ciumannya dengan Vero.
"Maafkan saya, apa ini sakit?" Tanya Vero dan mengusap bibir bawah Kavian yang sedikit terluka karena ulahnya. "Sedikit om, aku masuk ya, setengah jam lagi kelasnya di mulai" "Iya, kamu mau saya bawakan oleh oleh apa nanti?" "Ga usah repot repot om" "Tidak akan repot, kamu mau apa?" "Apa aja yang om kasih aku akan terima" "Yasudah saya pamit ya" "Safeflight om" "Thankyou sweatheart" Kavian pun segera memasuki kelasnya setelah berpamitan pada Vero.