63.

517 47 1
                                    

Yasmine sudah tiba di rumahnya setelah hampir seharian, pergi bersama teman arisannya. Hati dan pikirannya tidak tenang karena terus memikirkan Kavian yang ia tinggal sendiri si rumah.

"Bi apa Kavian sudah makan?"

"Tuan Kavian sudah pergi nyonya"

"Pergi kemana?"

"Saya juga tidak tau, tapi setelah Tuan Rayanka datang tak lama Tuan Kavian pergi membawa kopernya"

"Apa Rayan ikut pergi bersama Kavian?"

"Tidak nyonya, Tuan Rayan masih ada di dalam kamarnya" setelah mendengar perkataan Maid nya, Yasmine dengan cepat melangkahkan kakinya menuju kamar Rayanka.

BRAKK tanpa mengetuk pintu, Yasmine langsung menerobos masuk ke dalam kamar lama putranya, ia melihat Rayanka yang sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

BUGH BUGH BUGH

Yasmine memukul tubuh Rayan menggunakan guling di kamarnya.

"Bangun, mami mau ngomong sama kamu"

"Aww mi apa apaan si, sakit tau"

"Biarin mami kesal sama kamu"

"Apa salah aku mi?"

"Dimana menantu mami? Dimana Rayanka?"

"Menantu yang mana?" Yasmine membulatkan matanya, memang anaknya yang satu ini sangat membuatnya jengkel

"Kavian menantu mami, siapa lagi?"

"Dia sudah bukan menantu mami lagi?"

"Maksud kamu apa Rayanka?"

"Ini" Rayanka menyerahkan Berkas perceraiannya yang sudah di tanda tangani Kavian. Yasmine membolakan matanya, apa maksud anaknya.

"Ini apa Rayanka? Jelasin ke mami" Rayanka pun menjelaskan semuanya pasa Yasmine, Yasmine terkejut mendengar cerita Rayanka, dia tidak menyangka Rayan akan setega itu pada Kavian.

"Astaga Rayan, mami tidak pernah mengajarkanmu untuk berbuat jahat seperti itu" Yasmine pun menjatuhkan tubuhnya ke lantai, Yasmine menangis ia khawatir bagaimana nasib Kavian dan bayinya di luar sana.

"Kamu ga mikirin bagaimana nasib Kavian dan bayi kalian, dimana pikiran kamu Rayanka" Rayan mengahampiri maminya dan ingin memeluk maminya, tetapi Yasmine menolaknya.

"Jangan sentuh mami Rayanka, mami kecewa sama kamu, kalau sampai terjadi apa apa dengan Kavian dan cucu mami, jangan pernah tunjukkan wajah kamu di depan mami ingat itu Rayanka" Yasmine pun bangkit dan melangkah untuk keluar dari kamar Rayanka.

"Mami harap kamu tidak akan pernah menyesal dan nangis nangis di depan mami" Yasmine pun pergi meninggalkan kamar Rayanka.

Vero dan Kavian masih berada di taman, mereka terdiam dengan pikiran mereka masing masing.

"Berhenti menangis Sweatheart, saya sudah disini sekarang" Kavian masih saja mengeluarkan air matanya, ia sedih karena baby nya harus lahir tanpa Daddy nya tetapi ia juga senang disaat seperti ini, om Vero nya malaikat penolong nya, kembali hadir dalam hidupnya.

"Jadi kamu mau ikut dengan saya?"

"Kemana?"

"Apart, mau?" Kavian terdiam tidak menjawab apapun

"Jangan bilang kamu tidak mau, karena takut merepotkan saya, benar begitu?" Kavian pun mengangguk

"Sudah saya duga, jadi kamu mau ikut tidak, kalau tidak saya akan pergi, dan mungkin kita tidak akan bertemu lagi"

"Aku ga enak"

"Dengan siapa?"

"Tunangan om"

"Tunangan saya" Kavian mengangguk

"Tau darimana?"

"Tweet" lirihnya, Vero pun tersenyum

"Jadi selama ini kamu memantau saya dari tweet, manis sekali"

"Ngga kata siapa, kebetulan aja lewat jadi aku liat deh" Vero pun mengangguk dan tersenyum ke arah Kavian.

"Iya saya percaya, sekarang kamu mau ikut tidak, hari semakin malam, kasian baby nanti dia kedinginan" Kavian pun melihat ke arah perutnya.

"Trus kalo nanti tunangan om marah gimana?"

"Tidak, Irene tidak akan marah, kamu ga percaya, baik saya akan telfon dia" Vero pun mengambil ponselnya dan menghubungi Irene.dan meloudspeaker nya agar Kavian juga bisa mendengarnya.

'Hallo prince ada apa kamu menghubungi ku?"

'Princess ada yang mau aku bicarakan'

'Katakan awas kalau tidak penting, masker wajahku rusak karenamu prince'

'Aku cuma mau bilang aku akan mengajak seseorang ke apart ku'

'Siapa?'

'Kavian'

'Ahh  seseorang yang pernah kamu ceritakan pada ku? kamu sudah bertemu dengannya?'

'Sudah dia ada di depanku sekarang'

'Apa hubungan kalian sekarang?' Vero menatap ke arah Kavian dan mengusap lembut rambut Kavian.

'Justfriend'

'Benar?'

'Iya princess, jadi bagaimana?'

'Boleh tapi ada syaratnya'

'Katakan'

'Kamu harus mempertemukan aku dengannya prince, aku ingin bertemu dengan orang yang sudah membuatmu patah hati dan berakhir merepotkan aku'

'Princess, jaga bicaramu'

'Jadi bagaimana, kamu akan mempertemukan aku dengannya?'

'Iya princess, kalian akan ketemu nanti'

'Yasudah, jangan lakukan yang tidak tidak di apart prince'

'Iya sayangku, aku tidak akan melakukan hal yang tidak tidak'

'Baiklah, aku ijinkan'

'Terima kasih princess'

Vero pun mengakhiri panggilannya dengan Irene, dan kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.

"Irene sudah memberi izin, jadi kamu mau ikut sekarang?" Setelah mendengar percakapan Vero dan tunangannya akhirnya Kavian pun setuju untuk ikut bersama Vero.

Rayanka sedang berbaring di atas ranjangnya, ia menatap langit langit kamarnya. Ia merasakan ada sesuatu yang hilang dari hidupnya, tapi apa pikirnya, dia memikirkan perkataan Vano dan juga maminya,

"Aku tidak mungkin akan menyesal kan?"

"Ini adalah keputusan yang terbaik untuk ku, jadi sepertinya aku tidak akan pernah menyesalinya"




Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang