76.

510 37 15
                                    

Sesampainya Kavian di apartemen Vero, ia langsung masuk kedalam kamarnya dan menutup tubuhnya dengan selimut, ia menangis dan memegangi perut buncitnya. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya, Kavian benar benar ketakutan sekarang, dia butuh Vero dia butuh kekasihnya di dekatnya saat ini.

 Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya, Kavian benar benar ketakutan sekarang, dia butuh Vero dia butuh kekasihnya di dekatnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vero yang mendapat chat seperti itu dari Kavian, tanpa pikir panjang segera meninggalkan berkas yang masih menumpuk di mejanya.

"Tuan anda mau kemana?" Tanya sikertarisnya

"Saya harus pulang, tolong kamu atur ulang jadwal rapat sore ini, dan tolong bereskan berkas berkas yang ada di meja saya, kalau ada hal penting kamu langsung hubungi saya" Vero pun segera meninggalkan ruangannya dan bergegas menuju mobilnya, sungguh yang ada di pikirannya kali ini ialah Kavian dan juga Baby mochi nya.

Vero menyetir mobilnya dengan tergesa gesa, ia harus segera sampai di apartnya, ia takut terjadi apa apa, dengan keduanya.

Kavian masih menangis di bawah selimutnya tubuhnya gemetar, ia benar benar sudah tak mengenali sosok Rayanka lagi. Kenapa Rayanka jadi begitu menakutkan untuknya.

BRAKK Vero membuka kasar pintu kamarnya, dan dapat ia lihat Kavian yang sedang menangis di bawah selimutnya,

"Sayang ada apa, apa perut kamu sakit, ayo kita ke dokter" ucap Vero panik dan memeluk Kavian

Kavian hanya menangis dan menggelengkan kepalanya.
"Perut aku ga sakit bii"

"Terus kamu kenapa" Tangisan Kavian semakin menjadi dan membuat Vero semakin panik.

"Sayang aku mohon kamu cerita ke aku ada apa?" Lagi dan lagin Kavian hanya mengelengkan kepalanya.

"Bii kita pindah ya?" Vero melapaskan pelukannya pada Kavian

"Kemana?"

"Kemana aja aku ga mau disini"

"Iya, tapi kenapa?"

"Pokoknya aku mau pindah bii"

"Iya tapi alasannya apa?"

"Aku mau cari suasana baru aja" Vero menatap dalam kedua mata Kavian.

"Saya tau kamu berbohong, jadi tolong cerita ada apa?" Kavian memang tidak akan pernah bisa berbohong kepada Vero, karena Vero termasuk orang yang terlalu peka.

"Aku ga bohong bii" Vero membuang nafasnya kasar, kenapa Kavian tak ingin jujur padanya bukankah mereka akan segera melangsungkan pernikahan sebentar lagi.

"Aku akan bawa kamu pergi dari sini asal kamu mau cerita ada apa sampai kamu ketakutan seperti ini?"

"Aku udah bilang ga ada apa apa"

"KAVIAN AIRLANGGA saya tanya sekali lagi sama kamu ada apa?" Kavian paham jika Vero sudah menyebutkan nama lengkap nya itu berarti dia sudah sampai pada batas kesabarannya.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang