35.

569 45 0
                                    

Selepas kepergian Vano dan Radit, Rayan duduk termenung di kursinya, ia mengingat bagaimana tadi ketika Kavian menangis didepannya, hatinya seperti tertusuk ribuan jarum, hatinya pun ikut merasakan sakit.

Rayan menghela nafasnya, dia tidak bermaksud menyakiti hati Kavian dengan perkataannya tadi, dia benar benar tak bisa mengontrol emosinya, Rayan akan selalu emosional jika sudah membahas perihal anak, bukan karena ia membencinya, tetapi ada alasan di balik semua itu yang membuat dirinya enggan memiliki seorang anak.

Rayan gelisah bahkan ia tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaannya, ia selalu mengingat bagaimana terlukanya Kavian karena ucapannya, ia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Kavian.

Ia semakin khawatir karena Kavian tidak menjawab pesannya, ia pun segera menyambar kunci mobilnya dan melangkahkan kaki nya untuk menuju apartnya, ia harus memastikan bahwa Kavian baik baik saja dan masih berada di apartnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia semakin khawatir karena Kavian tidak menjawab pesannya, ia pun segera menyambar kunci mobilnya dan melangkahkan kaki nya untuk menuju apartnya, ia harus memastikan bahwa Kavian baik baik saja dan masih berada di apartnya. Rayan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, bahkan ia hampir menabrak beberapa pengendara lain, karena di pikirannya saat ini hanyalah bagaimana ke adaan Kavian.

Setibanya ia di apartnya ia langsung memasuki kamarnya dan mencari keberadaan Kavian, tetapi ia tak menemukan Kavian, sampai ia mendengar suara air dari dalam kamar mandinya, ketika ia mencoba untuk membuka pintu kamar mandinya ternyata pintunya terkunci dari dalam.
"Kavian buka pintunya, saya minta maaf, maafkan saya Kavian,tolong buka pintunya" Rayan beberapa kali mencoba memanggil Kavian agar mau membuka pintunya, tetapi Kavian tak kunjung membukanya. Karena Kavian tak kunjung membuka pintunya akhirnya Rayan memutuskan untuk mendobrak pintu kamar mandinya.

BRAKKK

Akhirnya Rayan berhasil membuka pintu kamar mandinya, dan hal pertama yang ia lihat adalah tubuh Kavian yang menggigil di bawah shower yang menyala.
"Kavian" Rayan bergegas untuk mematikan showernya, ia berlutut di hadapan Kavian dan memegang wajahnya.
"Kavian hey, saya minta maaf, maafkan saya" Kavian tak menghiraukan perkataan Rayan, ia hanya diam dan terus menangis, Rayan mengambil handuk yang tersedia di dalam kamar mandinya, lalu ia memakaikannya pada Kavian, ia mengangkat tubuh Kavian dan membawanya keluar dari kamar mandi, ia mendudukkan tubuh Kavian di sofa dan ia bergegas mengambil pakaian Kavian yang berada di lemari.

Dengan telaten Rayan menggantikan pakaian basah Kavian dengan pakaian yang baru saja ia ambil dari dalam lemari tadi, Kavian tidak menolaknya saat Rayan mengganti pakaiannya dan memakaikannya pakaian yang baru. Setelah selesai mengganti pakaian Kavian ia duduk di samping Kavian dan ia menggenggam tangan Kavian.
"Kavian lihat saya" Kavian pun melihat ke arah Rayan, dapat ia lihat sorot mata Kavian yang begitu sedih dan terluka.
"Maafkan perkataan saya tadi ya, saya sudah melukai kamu, maafkan saya ya?" Kavian semakin menangis mendengar perkataan maaf Rayan.
"Sakit mas sakit, hati aku sakit mas" Rayan membawa Kavian ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat.
"Saya tau, saya tau itu, maafkan saya ya saya benar benar menyesal Kavian"
"Kamu boleh hina aku kamu boleh melakukannya mas, asalkan jangan lakuin itu di depan orang lain mas"
"Iya saya sungguh menyesal, maafkan saya" Kavian menangis tersedu sedu di dalam pelukan Rayan, Rayan melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Kavian.
"Saya janji saya tidak akan berkata seperti itu lagi, saya tidak akan melukai kamu lagi, saya berjanji Kavian"
"Apa aku bisa mempercayainya mas?"
"Harus, kamu harus percaya, sekarang kamu maukan memaafkan saya?" Kavian mengangguk
"Iya, aku maafin mas" Rayan kembali membawa Kavian ke dalam pelukannya.
"Terima kasih, terima kasih Kavian"
"Saya buatkan kamu coklat panas ya, kamu istirahat saja, saya juga akan membawakan obat supaya kamu tidak demam" setelah membantu Kavian untuk berbaring Rayan melangkahkan kakinya untuk membuatkan coklat panas dan mengambilkan obat untuk Kavian.

Setelah meminum obat dan menghabiskan coklat panas nya saat ini Kavian sudah terlelap di dalam pelukan Rayan. Rayan mengecup kening Kavian berkali kali dan selalu melontarkan kata maaf, Rayan benar benar menyesali semua perkataanya tadi pada Kavian.

@RayankaDkta

Sorry and sweatdream

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry and sweatdream

@Elvano: syukur deh kalo lo sadar

@Raditya: jangan di ulang ya bro

@Raefan: @Elvano @Raditya gue ketinggalan apa woy

@ke3p0o: ada apa ini?

@tikt4k: ada prahara kah

@nin4ninu: so sweat banget si Pak

Rayan menyimpan ponselnya dan ikut memejamkan matanya sambil menegeratkan pelukannya pada Kavian, semoga saja Rayan benar benar menepati janjinya, untuk tidak lagi melukai perasaan Kavian.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang