59.

502 40 7
                                    

Pagi pun tiba, lagi lagi rasa mual kembali di rasakan Kavian. Kavian melepaskan tangan Rayan yang masih berada di perutnya. Karena tangannya yang di pindahkan oleh Kavian akhirnya membuat Rayanka terbangun.

"Mau kemana? Ini masih terlalu pagi"

"Hoekk..aku mual mas hoekk" Kavian pun berlari ke arah kamar mandinya.

"Jangan berlari, nanti kamu terjatuh" Rayanka mengikuti langkah Kavian.

Hoekk hoekk hoekk

Kavian terus mengeluarkan isi perutnya, perutnya seperti diaduk.

Hoekk hoekk

"Apa kamu ga minum obat dari dokter kemarin?"

"Aku minum mas"

Hoekk hoekk

"Trus kenapa masih mual sperti ini?"

"Ga tau" Rayanka terus memijat tengkuk suaminya. Kavian memuntahkan isi perutnya hingga mengeluarkan air mata, apa baby di dalam perutnya sedang marah karena penolakan Daddy nya.

Hoekk hoekk

"Ya tuhan, nanti kita akan kembali ke dokter untuk memriksa kamu, mungkin dokter yang kamu datangi kemarin tidak bagus"

"Ga usah mas"

Hoekk hoekk

Tubuhnya sangat lemas, rasanya ia tak sanggup berdiri dia atas kakinya, bersyukur Rayan dengan sigap menangkap tubuh lemah Kavian, kalau tidak Kavian pasti sudah terjatuh membentur lantai.

"Kavian, tolong dengar saya kita ke rumah sakit ya" Kavian pun menggelngkan kepalanya, bisa bahaya kalau sampai suaminya mengetahui kehamilannya sebelum ia bisa meyakinkan suaminya itu.

"Ayo saya bantu kembali ke ranjang, apa sudah tidak mual lagi?"

"Tidak mas" Kavian pun melingkarkan tangannya di leher suaminya saat Rayan menganggkat tubuhnya.

"Tunggu disini saya buatkan teh hangat supaya mualnya berkurang" Kavian menahan tangan Rayanka

"Disini aja"

"Hanya sebentar" Kavian kembali menggelengkan kepalanya.

"Mau peluk aja boleh?" Rayanka menatap wajah Kavian yang terlihat sangat pucat

"Boleh" Rayan kembali merebahkan tubuhnya dan memeluk Kavian. Kavian menghirup dalam dalam, aroma tubuh dan parfum milik suaminya, yang membuat dirinya tenang, rasa mual dan rasa pusing di kepalanya hilang begitu saja saat ia memeluk suaminya, sepertinya Baby ingin dekat dengan Daddy nya.

"Kavian, apa kamu sudah memeluknya, saya mau siap siap ke kantor, ada rapat bulanan dan saya tidak bisa melewatinya" tak ada pergerakan dari yang lebih muda, saat Rayan meregangkan pelukannya ternyata suami manisnya itu sudah kembali terlelap.

Rayan pun perlahan melepaskan tubuh Kavian, karena dia harus bersiap untuk segera  kekantor. Setelah ia sudah rapi ia berpamitan kepada Kavian, walaupun Kavian sedang tertidur ia tetap berpamitan pada suaminya itu dan tak lupa mengecup keningnya.



BVC Company

Rayanka tiba di kantornya, ia melangkahkan kakinya dengan gagah, banyak para karyawan menyapanya dan hanya di balas anggukan oleh Rayan, wajahnya yang tampan dan tegas membuat siapapun akn jatuh hati padanya.

Saat Rayan ingin berjalan dan memasuki lift, tiba tiba ada seorang anak laki laki mungkin usianya sekitar 3tahun berlari dan memeluk kakinya.

Rayan menatap horor ke arah anak tersebut, tapi itu tak membuat si anak takut melainkan tersenyum dan tetap memeluk kaki Rayanka.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang