Kavian lega karena sepertinya Jossi tidak mengikutinya, karena bisa bahaya kalau sampai Jossi mengikutinya hingga ke aparteman Rayan. Dengan cepat Kavian membuka pintu apartemen dan menutupnya.
Saat ia akan memasuki kamarnya, Rayan juga baru saja keluar dari kamarnya.
"Mas sudah pulang?"
"Baru saja, kamu sudah mendapatkan bukunya?"
"Sudah mas" ucapnya seraya menunjukkan bukunya pada Rayan.
"Mau menemaniku minum kopi, di ruang TV?"
"Boleh, aku izin mandi dulu, setelah itu baru aku temani mas" Rayan bergegas ke dapur dia membuat secangkir kopi untuknya dan juga coklat panas untuk Kavian, tak lupa ia juga membawa beberapa cookies untuk camilannya.Sekarang Rayan dan Kavian sudah berada di ruang TV, mereka sedang menonton film Drama kesukaan Kavian.
"Kenapa kamu suka sekali dengan film percintaan seperti ini, lihat pria itu sudah seperti orang bodoh, untuk apa dia menangisi wanita itu"
"Dia bukan bodoh mas, dia cuma menyesal karena selama ini dia sudah menyia nyiakan orang yang mencintainya"
"Lebih baik kita menonton film action saja, itu sepertinya lebih seru"
"Aku tidak mau" Rayan mengakkan tubuhnya.
"Kenapa, bukankah itu jauh lebih seru dibandingkan melihat pria bodoh itu"
"Mas~~~ bisa diem ga sih, aku tuh lagi fokus nontonnya, nanti aku bisa ketinggalan ceritanya kalau mas protes mulu" akhirnya mau tidak mau Rayan ikut menonton bersama Kavian.Kavian begitu serius menonton dramanya begitu juga dengan Rayan, sampai mereka tidak sadar kalau posisi mereka begitu dekat bahkan bisa di bilang romantis, bagaimana tidak saat ini Kavian sedang nyaman bersandar di bahu Rayan sambil memakan cookies yang di bawa Rayan, dan posisi tangan Rayan yang sedang memeluk pinggang ramping Kavian, Sampai akhirnya tiba pada adegan dimana sang Pria mencium mesra kekasihnya, Kavian maupun Rayan sama sama mengalihkan pandangannya. Rayan menarik tangannya dari pinggang Kavian dan meminum kopinya, sedangkan Kavian segera mematikan Filmnya.
"Kenapa di matiin?"
"Aku ngantuk"
"Tapi ini masih sore bahkan kita belum makan malam" Rayan bisa melihat Kavian yang salah tingkah.
"Apa karena adegan ciuman tadi?"
"Maksud mas?"
"Kamu malu setelah melihat adegan ciuman tadi kan?"
"Aku memang mengantuk mas"
"Atau karena kamu menontonnya bareng saya, jadi kamu malu seperti ini?"
"Apa sih, udah ah aku mau ke kamar" Rayan menahan tangan Kavian, dan mendekatkan dirinya ke arah Kavian.
"Mau mencoba nya bersama saya?"
"Maksud mas?"
"Seperti adegan di drama tadi" Kavian menyembunyikan wajah nya ke bahu Rayan.
"Mas~~~ jangan iseng, sekarang aku beneran malu" Rayan tertawa keras mendengar perkataan Kavian."Hahahaha, ngaku juga kan kalau kamu itu malu, lagian ngapain malu, bukannya itu cuma ciuman biasa?"
"Aku juga ga tau, padahal aku sering nonton drama yang ada adegan kissnya, tapi baru kali ini aku malu kaya gini" Rayan menegakkan tubuh Kavian dan mengusak rambutnya.
"Kamu tu lucu tau ga,ohya apa kamu sudah mempersiapkan diri kamu?"
"Untuk?"
"3 hari lagi kita akan menikah, apa kamu lupa,"
"Aku ga lupa mas, mas aku mau tanya boleh?"
"Tanya apa?" Kavian menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum ia bertanya pada Rayan, semoga saja Rayan tidak marah dengan pertanyaannya."Aku selalu mikirin perkataan mami"
"Yang mana?"
"Masalah anak" jawab Kavian lirih.
"Saya sudah bicara bagaimana tentang pernikahan kita, walaupun kita menikah di depan pendeta dan di saksikan oleh beberapa orang, itu tak akan merubah apapun, di depan mereka mungkin pernikahan ini sungguhan tapi diantara kita semua itu hanya pura pura hanya di atas kertas saja" Rayan menjeda kalimatnya untuk melihat ekspresi Kavian."Kamu tidak perlu memikirkan apapun termasuk masalah anak, kamu cukup menjalani semuanya sesuai kontrak, setelah kontrak selesai kita bercerai, kamu paham kan" Kavian mengangguk
"Saya selalu bilang saya tidak mau berkomitmen apa lagi sampai mempunyai anak, jadi saya harap kamu tidak berharap apapun pada pernikahan ini, sesuai perjanjian jika kamu jatuh cinta sama saya sebelum kontrak berakhir,saat itu juga pernikahan kita selesai, dan kamu harus mengembalikan semua yang sudah saya berikan ke kamu" tanpa menunggu jawaban Kavian Rayan sudah lebih dulu memasuki kamarnya dan meninggalkan Kavian yang terduduk merenung di ruang Tv.Jam makan malam pun tiba, Kavian sudah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua, Kavian berjalan menuju ke arah kamar Rayan, sebelum Kavian mengetuk pintu kamar Rayan ternyata Rayan sudah kebih dulu keluar dari kamarnya.
"Em mas, baru aku mau panggil"
"Yasudah ayo kita kemeja makan, saya sudah lapar" seperti biasa Kavian akan melayani Rayan dengan telaten, Kavian mengambilkan nasi beserta lauknya dan juga menyiapkan minum untuk Rayan, baru setelahnya ia mengambil makanan untuk dirinya. Rayan selalu lahap memakan masakan Kavian dan itu membuat Kavian senang karena masakannya cocok di lidah Rayan, bahkan Rayan bisa menambah beberapa kali dalam sekali makan.Setelah selesai Kavian membereskan semuanya sampai bersih dan rapi, baru setelahnya ia masuk ke dalam kamarnya untuk menjemput mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner (END)
RomanceBrightwin x jinwin Rayanka Dikta CEO muda dengan segala obsesi dan sifat egoisnya terhadap Kavian sang pekerja malam yang di jadikan sebagai suami pura puranya. Vero pria baik hati yang tulus mencintai Kavian dengan segala kekurangannya. B x B Mpreg...