32.

535 38 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapapun tolong Kavian saat ini, entahlah semenjak mereka menikah sikap Rayan benar benar berubah, Rayan yang biasanya cuek, dingin, dan pendiam, sekarang Rayan menjadi lebih clingy, dan satu lagi ia juga menjadi lebih mesum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siapapun tolong Kavian saat ini, entahlah semenjak mereka menikah sikap Rayan benar benar berubah, Rayan yang biasanya cuek, dingin, dan pendiam, sekarang Rayan menjadi lebih clingy, dan satu lagi ia juga menjadi lebih mesum.

Bukannya Kavian tidak ingin melayani Rayan masalahnya Rayan seperti memiliki banyak tenaga ketika sudah bermain di atas ranjang, bahkan beberapa kali Kavian merengek untuk  berhenti, tak di hiraukan oleh Rayan dan itu membuat Kavian kesulitan untuk berjalan di pagi harinya. Lalu bagaimana jika ini terjadi di rumah mertuanya, Kavian tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.

Tapi walaupun begitu Kavian tetap membawa apa yang di minta oleh Rayan, tak lama setelah Kavian selesai membereskan semuanya, ponselnya berdering dan itu panggilan dari suaminya. Rayan mengabarkan bahwa ia sudah menunggu Kavian di mobilnya, setelah mematikan panggilannya Kavian bergegas turun dari kamar apartemennya untuk segera menghampiri Rayan.

"Tidak ada yang tertinggal kan?"
"Ngga ada mas"
"Pesanan saya di bawa juga kan"
"Udah aku bawa 2"
"Ko cuma 2 sih?"
"Lah terus mas mau bawa berapa?"
"10 atau mungkin 5"
"Ngaco, aku ga mau ya kalo aku ga bisa jalan nanti, malu mas ini tuh di rumah mami"
"Mami pasti ngerti ko"
"Terserah mas aja lah" setelah perdebatan berakhir Rayan mengemudikan mobilnya tetapi ini bukan jalan ke rumah maminya, ternyata Rayan membawa Kavian untuk mampir sebentar ke kafe.

Tanpa bertanya Kavian mengikuti langkah Rayan untuk masuk kedalam kafe tersebut, mereka duduk berhadapan di dekat jendela. Saat sedang menunggu pesanannya datang seseorang menghampiri meja keduanya.
"Sweatheart kamu disini?" Sontak itu membuat Kavian dan Rayan menoleh dan terlihat Vero yang tersenyum manis ke arah Kavian.
"Iya, om disini juga?"
"Iya,boleh saya bergabung?"
"Tidak, bukankah masih banyak kursi yang kosong" Kavian tau bahwa Rayan tidak suka dengan kehadiran Vero, tetapi Kavian juga tidak enak jika harus mengusir Vero.
"Mas" ucapnya lirih
"Boleh, om boleh gabung ko" saat Vero ingin mendudukkan dirinya di samping Kavian, Rayan dengan cepat menghentikan gerakan Vero, dan ia berpindah tempat menjadi duduk di samping Kavian. Tentu itu membuat Vero mau tidak mau harus duduk di tempat awal Rayan.

"Kamu sudah pesan?" Tanya vero
"Sudah" bukan itu bukan jawaban Kavian tetapi itu adalah jawaban Rayan. Kavian hanya tersenyum canggung ke arah Vero, ia merasa tidak enak karena Rayan yang terus menatap tajam ke arah Vero.
"Sweatheart cemilan dan susu kesukaan kamu masih banyak di apart, kapan kamu akan mengambilnya, masalahnya sayang jika harus di buang" Rayan mengepalkan tangannya ketika mendengar ajakan Vero pada Kavian.
"Lebih baik anda berikan saja pada orang lain, saya masih mampu membelikan nya untuk SUAMI saya, bahkan jika saya mau saya bisa membeli dengan pabriknya sekalian" jawab Rayan seraya memeluk pinggang ramping Kavian dan ia menekankan kata suami pada Vero agar Vero tersadar jika sekarang Kavian adalah miliknya.

Pesanan mereka pun tiba, tetapi Rayan tidak menyentuhnya sama sekali ,suasana di meja itu begitu mencekam karena tatapan horor Rayan pada Vero. Tapi entah sengaja atau tidak Vero seakan tidak peduli dengan tatapan mematikan Rayan ia hanya fokus pada Kavian yang berada di hadapannya.
"Aku ke toilet sebentar" rasanya Kavian ingin kabur dari situasi ini sekarang juga.
"Ayo biar saya antar"
"Mas aku sudah besar tidak perlu di antar"
"Saya cuma ingin memastikan kalau tidak akan ada yang menyusul kamu nantinya" jawab Rayan seraya melirik ke arah Vero, sedangkan yang dilirik seakan tak terganggu dengan perkataan Rayan. Mereka pun berjalan ke arah toilet

"Mas tunggu disini aja"
"Memangnya kenapa kalau saya ikut ke dalam?" Kavian menepuk pelan pundak Rayan.
"Aku malu mas, pokoknya mas tunggu disini"
"Kenapa harus malu, bukannya saya sudah melihat dan merasakan semuanya?"
"Ihh kamu tu ngeselin banget si mas,pokoknya kamu tunggu disini awas kalo kamu ikut masuk ke dalam, aku ga mau tidur sama kamu aku bakalan tidur sama mami aja"
"Ancaman kamu jelek"
"Cemburunya kamu lebih jelek" Kavian segera masuk dan mengunci pintu toiletnya dan membiarkan Rayan menunggu di depan pintu.

Kini mereka sudah berada di meja nya kembali, Baru saja Kavian ingin kembali memakan makanannya tetapi Rayan malah mengajak nya untuk pulang
"Ayo kita pulang" Kavian menatap sendu ke arah Rayan
"Baru aku mau makan ini mas, nanti ya aku habisin ini dulu"
"Ga, kita pulang sekarang"
"Mas~~~cake aku" Vero memandang gemas ke arah Kavian dan itu semakin membuat Rayan kesal di buatnya.
"Nanti minta mami bikin ya" ucapnya sambil menahan kesal terhadap Vero.
"Hufft yaudah ayo, kamu nyebelin" Kavian segera bangkit dari duduknya dan Rayan dengan sigap menggandeng tangan Kavian di depan Vero.
"Tunggu mas, ehm om aku pamit ya, aku duluan"
"Iya hati hati Sweatheart" rasanya Rayan sangat kesal mendengar Vero yang memanggil Kavian dengan sebutan itu,karena ia merasa kesal dan emosi membuat Rayan dengan cepat melangkahkan kakinya menuju mobil.

"Mas, pelan dong nanti kalo aku jatuh gimana?" Ucapnya yang tak di hiraukan oleh Rayan. Selama perjalanan Rayan hanya terdiam dan fokus pada jalanan di depannya, mood nya benar benar hancur sekarang. Bahkan saat Kavian bicara dengannya ia hanya menanggapinya dengan anggukan. Mereka telah tiba di kediaman Yasmine setelah berhasil memakirkan mobilnya Rayan bergegas turun dari mobilnya dan masuk kedalam rumah maminya tanpa menunggu Kavian terlebih dahulu.
"Mas ko akunya di tinggal, mas hei~~~" apa yang terjadi dengan Rayan,bukankah tadi Rayan baik baik saja, begitu pikir Kavian.

"Hai sayangnya mami, akhirnya kamu sampe juga, mami udah masakin makanan kesukaan kamu sama Kavian, oh ya Kaviannya mana ko ga ada?" Bukannya menjawab Rayan malah berlalu untuk menuju kamarnya, Yasmine pun heran apa yang membuat mood anaknya menjadi buruk seperti itu.
"Malam mi"
"Malam sayang, mami kangen sama kamu" ucap Yasmine seraya memeluk Kavian
"Masmu kenapa, mami tanya malah nyelonong masuk ke kamar?"
"Aku juga ga tau mi"
"Apa kalian bertengkar?"
"Ga ko, aku sama mas baik baik aja tadi"
"Ya sudah bujuk mas mu sana, repot kalo moodnya buruk gitu, bisa bisa satu rumah di buat pusing sama dia" Kavian pun berlalu meninggalkan Yasmine dan menyusul Rayan yang berada di dalamnya.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang