49.

522 45 6
                                    

Sesuai janjinya pada Rayanka, Kavian sudah tiba di apartnya sebelum jam 10 malam. Ia pun segera membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Setelah selesai ia melangkahkan kakinya untuk menuju dapur, untuk membuat satu gelas coklat panas.

Baru saja ia menutup pintu kamarnya, suami egoisnya yaitu Rayanka memanggilnya.

"Kavian, ada yang mau saya bicarakan sama kamu, kemari" dengan malas Kavian pun memghampiri Rayan yang duduk bersandar di sofa.

Kavian mendudukkan sirinya di seberang Rayan.
"Kemari duduk di samping saya"

"Aku disini aja mas"

"Ya sudah terserah, saya cuma mau bilang besok pagi saya harus berangkat ke Negara Xxx saya harus mengecek perusahaan cabang disana" jelasnya pada Kavian

"Berapa lama?"

"Hanya 3 hari" Kavian pun mengangguk, setelah di rasa pembicaraannya telah selesai, ia pun memutuskan untuk kembali menuju dapur untuk membuat coklat panas, yang rutin ia minum sebelum tidur.

"Mau kemana?" Tanya Rayan

"Ke dapur"

"Saya belum selesai bicara" Kavin pun kembali mendudukkan tubuhnya.

"Ada apa lagi mas?" Tanya nya malas

"Mendekat kesini"

"Kavian, mendekat kesini sebentar" dengan terpaksa Kavian pun duduk di samping Rayan. Semakin lama jarak mereka semakin menipis, Rayan memperpendek jarak di antara mereka.

"Mas mau apa?" Ucap Kavian seraya memundurkan tubuhnya

"Besok kan saya harus pergi, jadi bisakah malam ini saya mendapatkannya?" Kavian tak habis pikir dengan Pria satu ini, bukankah kemarin dirinya yang dengan lantang mengatakan bahwa ia tak ingin Kavian mendekatinya apalagi menyentuhnya, tapi liatlah apa yang dirinya lakukan kali ini.

"Kamu sakit mas?" Ucap Kavian seraya meletakkan punggung tangannya di dahi Rayan.

"Tidak, saya sehat"

"Trus kenapa kamu ngomong kaya tadi?" Rayan mengerutkan dahinya.

"Memang apa yang salah, saya hanya meminta hak saya, dan kamu harus memenuhinya"

"Hahaha, kamu lucu mas, bukannya kemarin kamu yang teriak teriak ke aku, kalo kamu jiji sama tubuh kotor aku, trus sekarang kamu malah minta hak kamu, kamu lucu mas"

"Oya, memangnya saya pernah berbicara seperti itu ya, kenapa saya tidak ingat"

"Kalau saja dinding apartemen ini bisa bicara mereka akan menjadi saksi mas"

"Anggap lah saya sedang emosi saat itu"

"Makanya kalau masih butuh jangan so so an ngatain aku"

"Iya iya saya minta maaf"

"Lama lama kata maaf ga akan ada artinya mas kalau di ucapkan terus sama kamu"

"Jadi--" Kavian bangkit dari duduknya dan menghadap ke arah Rayan ia membungkukkan tubuhnya dan mendekat ke arah wajah Rayanka.








"Ngga dulu" Kavian pun pergi meninggalkan Rayan dengan wajah terkejutnya.

"Kavian hey, kamu mau kemana"

"Kamar" karena malas Kavian pun mengurungkan niatnya untuk ke dapur.

"Lalu saya bagaimana?"

"Main sendiri sana" teriak Kavian

"Ok, kalau begitu saya akan mencarinya di luar" Kavian menghentikkan langkahnya dan menoleh ke arah Rayan.

"Terserah aku ga peduli" CEKLEK Kavian bergegas menutup dan mengunci pintu kamarnya ia khawatir Rayan akan memaksa masuk ke dalam kamarnya malam nanti saat ia tertidur pulas.

Sedangkan Rayan membulatkan matanya dan menghela nafasnya dan mengusak rambutnya kasar, ia pun melangkah dengan gontai masuk ke dalam kamarnya.





Sedangkan Rayan membulatkan matanya dan menghela nafasnya dan mengusak rambutnya kasar, ia pun melangkah dengan gontai masuk ke dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lanjut lagi minggu depan ya

😗😗

Salam kecup dari mas Rayan






Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang