98.

334 30 6
                                    

Matahari sudah mulai menampakkan diri, tetapi ketiga orang dewasa dan satu bayi bulat itu belum ada yang membuka matanya, mereka masih terlarut di dalam mimpinya masing masing.

Tak lama kemudian tangisan si bayi bulat itu pun  memecah dalam satu ruangan, dan membuat sang Papi terbangun.

Tak lama kemudian tangisan si bayi bulat itu pun  memecah dalam satu ruangan, dan membuat sang Papi terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oeek ooeek ooek

Kavian membuka matanya dan melihat baby bulat itu menangis, dengan perlahan ia menggeser tubuhnya untuk turun dari ranjang.

"Ssshh" ringis pelan Kavian karena bekas jahitan di perutnya.

Ooek ooek ooek

"Sebentar sayang, sabar naa" ucapnya sambil terus menggeser tubuhnya untuk menuruni ranjang.

Ooek ooek ooek

Tangisan nya semakin kencang hingga membangunkan dua pria dewasa lainnya.

"Sayang, kamu kenapa ga bangunin aku" ucap Vero dan menghampiri Kavian.

"Kamu pules banget aku ga tega"

Rayanka sudah siap membuat susu untuk bayi bulat nya.

"Anak Daddy haus ya, ini daddy udah buatin susu buat baby" Rayanka langsung memberi susu pada baby tanpa mengeluarkanya dari box nya.

"Haus banget kayanya, sampe kuat gitu nyedot susunya" ucap Vero.

"Kalo liat kamu nyedot susu nya kuat gitu, kamu tu jadi mirip Daddy kamu tau" sontak celetukan Kavian membuat dua pria dewasa yang sedang fokus pada baby jadi beralih menatapnya.

"Kenapa pada liatin aku kaya gitu?" Tanya Kavian

"Daddy yang mana yang kuat nyedot nya?" Tanya Vero

Kavian mengutuk dirinya yang selalu saja asal bicara, apalagi ini adalah pembicaraan yang sensitif untuk ke tiga nya.

"Eh, itu mas kamu ga kerja?" Ucap nya untuk mengalihkan pertanyaan Vero.

"Sehabis memberi susu baby, saya akan ke kantor ada miting soalnya, nanti sepulang kantor saya akan kesini lagi"

"Mas kalau misalnya mas cape mas istirahat di rumah aja, nanti kalau udah ga cape mas bisa kesini lagi"

"Justru kalau saya cape trus lansung ke sini, pasti rasa cape saya akan hilang saat saya melihat wajah baby" ucapnya sambil memainkan pipi bulat anak nya.

"Kamu bii, ga ke kantor?"

"Ga aku kerja disini aja, semua urusan kantor aku serahin ke sekretaris aku, kecuali kalau ada yang mendesak dan mengharuskan aku hadir baru aku akan ke kantor" Kavian mengangguk mengerti.

"Yasudah saya pamit ke kantor dulu, baby juga sudah selesai minum susu nya"

"Iya mas" sebelum Rayanka keluar dari ruangan Kavian ia terlebih dahulu mengecup pipi bulat anak nya.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang