Kavian sudah berada di Apart milik Rayan, ia ingin masuk ke dalam kamar Rayan karena ingin mengambil ponselnya, tetapi Kavian ragu karena ia takut Rayan akan terganggu dengan kehadirannya.
Cukup lama Kavian menunggu tapi Rayan tak kunjung keluar dari kamarnya. Dengan memberanikan diri akhirnya Kavian mengetuk pintu kamar Rayan
TOK TOK TOK"Mas, aku masuk ya?" Dengan perlahan Kavian membuka pintu kamar Rayan, dapat ia lihat Rayan yang sedang sibuk membaca File yang berada di tangannya, dan ia juga melihat ponselnya yang tergeletak di atas ranjang Rayan.
"Mas, aku ganggu ga?"
"Kebetulan kamu disini, sini ada yang mau saya bicarakan dengan kamu" Kavian pun duduk di samping Rayan tetapi masih ada jarak di antara mereka.
"Baca ini" Rayan memberikan secarik kertas yang Kavian yakini ini adalah kontrak pernikahan yang di maksud Rayan waktu itu.
"Kamu baca dengan teliti kalau kamu setuju saya akan memberikan ini kepada pengacara saya, kalau ada yang tidak kamu pahami kamu bisa bertanya langsung kepada saya" Kavian kembali membaca isi dari kontrak pernikahan yang Rayan berikan."Ini ko nominalnya ga di isi mas?" Kavian memberikan kembali kertas nya kepada Rayan.
"Memang sengaja tidak saya isi karena saya mau kamu yang mengisi nominalnya, berapapun akan saya sanggupi" Kavian melihat ke arah Rayan yang tidak ada keraguan sedikitpun saat membicarakan masalah nominal yang akan ia berikan perbulan selama Kavian menjadi suaminya."Memangnya kita akan melakukan pernikahan pura pura nya berapa lama mas?"
"Hanya satu tahun setelah itu kita akan berpisah, jadi kamu pikirkan baik baik berapa nominal yang kamu inginkan sebagai biaya bulanan kamu dari saya"
"Aku mau mas kasih aku 1milyar perbulan" ucapnya asal.
"Ok, sini kertasnya biar saya isi"
"Mas aku cuma bercanda, kenapa gampang banget di iyain sih" Kavian menyembunyikan kertasnya di belakang tubuhnya."Tapi saya tidak masalah kalau memang kamu ingin itu, kemarikan" Kavian semakin menjauhkan kertas itu dari Rayan, gila pikirnya bagaimana bisa Rayan semudah itu mengiyakan keinginan Kavian.
"Ga mas, aku bercanda mas ga perlu kasih aku sebesar itu, berapapun yang mas kasih aku terima kok"
"Yakin?"
"Iya mas"
"Apa 100juta cukup?"
"Cukup mas" Kavian pun memberikan kertas nya kepada Rayan."Ingat point pentingnya disini, kamu tidak boleh jatuh cinta sama saya, kalau itu terjadi saat itu juga pernikahan pura pura kita akan berakhir dan kamu harus membayar ganti rugi sesuai uang yang kamu terima dari saya" Kavian mengangguk samar karena ia tak yakin kalau ia tak akan jatuh cinta nantinya, apalagi mereka akan menghabiskan waktu bersama selama satu tahun.
"Bagaimana kalau sebaliknya?"
"Maksud kamu?"Kavian membenarkan posisi duduknya dan menghadap ke arah Rayan.
"Bagaimana kalau ternyata nanti mas yang akan jatuh cinta sama aku?" Rayan terkekeh mendengar perkataan Kavian, itu sangat tidak mungkin pikirnya.
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan, itu tidak akan mungkin Kavian"
"Semuanya tidak ada yang tidak mungkin mas" Rayan mendekat ke arah Kavian dan ia memegang wajah Kavian menggunakan kedua tangannya."Dengar saya baik baik, saya itu sangat sulit jatuh cinta, bahkan saya tidak mudah untuk tertarik pada seseorang, jadi jauh kemungkinan untuk saya jatuh cinta sama kamu" Rayan menjeda ucapannya.
"Kalau memang semua itu terjadi nanti, saya akan memberikan semua harta saya kepada kamu"
"Mas yakin? Mas ga nyesel kalo nanti mas jatuh miskin?"
"Saya tidak akan jatuh miskin karena saya tidak akan pernah jatuh cinta sama kamu" Kavian melingkarkan tangannya keleher Rayan dan membisikkan sesuatu.
"Kita lihat nanti ya mas, siapa yang akan lebih dulu jatuh cinta" Cup Kavian memberikan kecupan singkat di pipi Rayan, dan itu sontak membuat Rayan membolakan matanya, dan membuat jantungnya berdegub kencang.Dengan cepat Rayan menjauhkan tubuhnya dari Kavian, karena sepertinya jantungnya bermasalah karena setiap berdekatan dengan Kavian Jantungnya selalu saja berdegub kencang.
"Jadi kamu setuju kan sama semua isi kontraknya?"
"Iya mas, oya siniin ponsel aku"
"Nih pakai ini saja dulu" Rayan malah memberikan ponsel miliknya yang tidak terpakai."Mas aku minta ponsel aku, bukan ponselnya mas, siniin cepet"
"Tidak akan saya berikan"
"Tapi kenapa?"
"Nanti kamu berhubungan lagi dengan orang yang memberi kamu bunga, kamu ingatkan selama pernikahan kamu tidak boleh dekat dengan siapapun"
"Tapi nomor semua teman aku ada di situ mas"
"Sudah saya pindahkan nomor teman teman kamu di ponsel itu"
"Nyebelin banget si kamu mas" Kavian pun meninggalkan kamar Rayan dengan menghentak hentakkan kakinya dan mempoutkan bibirnya.
Apa benar yang dikatakan oleh teman temannya, entahlah bukan kah semuanya tidak ada yang tidak mungkin nantinya, biarlah saat ini Kavian mengikuti alur cerita yang di berikan oleh semesta, ia yakin suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang paling bahagia.Sorry kalo sering update, soalnya udah kebiasaan update berpart part di aplikasi burung biru,
Maaf kalau masih banyak kekurangan soalnya aku baru nyoba untuk buat cerita
Selamat membaca 🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner (END)
RomanceBrightwin x jinwin Rayanka Dikta CEO muda dengan segala obsesi dan sifat egoisnya terhadap Kavian sang pekerja malam yang di jadikan sebagai suami pura puranya. Vero pria baik hati yang tulus mencintai Kavian dengan segala kekurangannya. B x B Mpreg...