23.

556 37 0
                                    

Rayan sudah mengganti pakaiannya dengan piyama tidur, ia membaringkan tubuhnya di ranjang king size nya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rayan sudah mengganti pakaiannya dengan piyama tidur, ia membaringkan tubuhnya di ranjang king size nya,

Begitu pikir Rayan menurutnya perkataannya tidak ada yang salah, tanpa ia sadari karena perkataanya ia sudah membuat hati seseorang  sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu pikir Rayan menurutnya perkataannya tidak ada yang salah, tanpa ia sadari karena perkataanya ia sudah membuat hati seseorang  sakit.

Pagi pun tiba Kavian sudah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan untuknya dan juga Rayan, tak lupa juga ia menyiapkan kopi kesukaan Rayan. Semua sudah ia tata rapi di meja makan, tak lama ia melihat Rayan yang sudah rapi dengan stelan kantornya berjalan menuju meja makan.
"Pagi mas, ini kopinya"
"Terima kasih" Kavian duduk berhadapan dengan Rayan dan mulai menikmati sarapannya, tatapan Rayan tertuju pada wajah Kavian, pagi ini penampilan Kavian tidak seperti biasanya.

Mata yang membengkak dan hidung yang memerah, apa yang terjadi dengan Kavian apa ia sakit, begitu pikir Rayan.
"Kamu baik baik saja"
"Iya mas"
"Lalu kenapa mata kamu?"
"Mungkin karena semalam aku tidur terlalu larut"
"Oh saya pikir kamu sakit, yasudah kalau kamu tidak apa apa, hari ini apa kegiatan kamu?"
"Seperti biasa hanya ke kampus"
"Jam berapa kamu pulang?"

"Jam 3" jawab Kavian singkat bahkan selama pembicaraan Kavian sama sekali tidak menatap Rayan
"Kavian bisakah kamu melihat ke arah saya, saat kita sedang berbicara?" Kavian pun terpaksa melihat ke arah Rayan.
"Sepulang kamu dari kampus nanti, kamu ke kantor saya, saya akan mengajak kamu fitting untuk jas pernikahan kita"
"Iya mas"
"Ya sudah saya pamit, saya ada miting pagi ini" Rayan pun bergegas untuk menuju kantornya, Kavian kembali melanjutkan sarapannya lalu setelahnya ia berangkat menuju kampusnya.

Sesampainya di kampus ia sudah di sambut oleh ketiga temannya.
"Halo bayi gue, kenapa muka lo?" Tanya Ananta
"Lo habis nangis ya?" Tanya Arsen
"Gue gapapa ko, udah yu masuk" walaupun mereka yakin bahwa Kavian tidak baik baik saja tetapi mereka mencoba menghargai Kavian dengan tidak banyak bertanya, mereka yakin jika Kavian sudah tenang Kavian pasti akan bercerita kepada mereka.

Kelas pun sudah selesai, kini Kavian sedang berada di mobil bersama teman temannya.
"Kav ga nyangka ya sebentar lagi lo bakal jadi suami orang" ucap Adyava
"Pasti lo bahagia banget ya, punya suami yang ganteng dan keren kaya mas Rayan" sambung Arsen, Kavian hanya tersenyum getir mendengar sahabatnya memuji Rayan..

"Makasih ya tumpangannya, gue masuk dulu"
"Salam buat mas lo ya bebs" teriak Ananta dan hanya di jawab dengan anggukan oleh Kavian.
"Permisi mas Dikta nya ada?" Tanya nya pada Vano sekertaris Rayan
"Pak Rayan maksud anda?"
"Iya" jawab Kavian
"Kalau boleh tau anda siapa, ada keperluan apa dengan Pak Rayan" belum sempat Kavian menjawab, Rayan sudah lebih dulu membuka pintunya.

"Kamu sudah sampai? Kenapa ga langsung masuk ke ruangan saya?"
"Aku takut mas ga ada jadi aku bertanya sama sekertaris mas" Vano menatap ke arah Rayan dan juga Kavian.
"Dia calon suami saya, ohya saya pulang dulu, mau fitting jas kalau ada yang penting hubungi saya langsung" Rayan pun melangkahkan kakinya dan menggenggam tangan Kavian, semua itu tak luput dari para karyawannya.

"Dia calon suami saya, ohya saya pulang dulu, mau fitting jas kalau ada yang penting hubungi saya langsung" Rayan pun melangkahkan kakinya dan menggenggam tangan Kavian, semua itu tak luput dari para karyawannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang