Setelah mencapai kesepakatan bersama Kavian,Rayan juga sudah memberitahukan kabar ini kepada maminya, Mami Yasmine bahagia mendengar Rayan yang akan langsung menikahi Kavian tanpa bertunangan.
Rayan pun sudah berbicara kepada mama tiri Kavian, dan juga kaka tirinya. Bahwa Rayan akan menikahi Kavian bulan depan, awalnya mereka terkejut dan sempat menolak Rayan tetapi karena Rayan yang mengancam akan mengusir mereka dari rumah yang sudah Rayan tebus dari seorang rentenir, membuat mereka mau tidak mau menyetujuinya.
Saat ini Kavian sedang bertemu dengan Vero di sebuah kafe, Vero tiba tiba menghubungi Kavian karena ada suatu hal yang ingin ia utarakan kepada Kavian. Mereka sudah duduk dan saling berhadapan, Vero memberikan sebuket bunga mawar kepada Kavian.
"Ada apa om mengajak aku untuk bertemu, ini juga ga biasanya om kasih aku bunga"
"Apa kamu tidak suka?"
"Suka ko, bunganya juga harum" Kavian beberapa kali menghirup aroma bunga yang di berikan oleh Vero, dan itu terlihat menggemaskan di mata Vero.
"Kavian ada yang ingin saya bicarakan sama kamu" Kavian melihat kearah Vero,ia menanti apa yang akan Vero katakan padanya. Vero menggenggam tangan Kavian.
"Saya bahagia bisa mengenal kamu, saya tidak pernah merasakan ini sebelumnya, tetapi ketika saya bertemu kamu, saya merasa bahwa saya nyaman bersama kamu, saya juga merasa rindu jika berjauhan dengan kamu" Vero mengeluarkan sebuah kotak beludru merah dari dalam saku jasnya.
"Kavian maukah kamu-" belum selesai Vero mengutarakan keinginannya suara seseorang berhasil mengalihkan perhatian mereka berdua."Kavian sayang, kamu disini nak?" Ya itu adalah Yasmine yang entah kebetulan atau apa, ia juga berada di kafe yang sama dengan Kavian, spontan Kavian melepaskan genggaman tangannya pada Vero.
"Mami, mami sedang apa disini?"
"Ah mami hanya ingin mencoba menu disini, tapi mami tidak menyangka akan bertemu kamu disini" perhatian Yasmine beralih kepada Pria yang ada di hadapan Kavian, dan juga buket bunga yang di berada di samping Kavian dan jangan lupakan kotak beludru merah yang ada di tangan Vero."Ini siapa?"
"Ini teman Kavian mi"
"Saya Yasmine, calon mertua Kavian" Vero terkejut dan melihat ke arah Kavian.
"Maksudnya?" Tanya Vero
"Loh sayang kamu belum memberi tahu teman kamu, kalau 3 minggu lagi kamu dan Rayan akan menikah" Kavian menatap ke arah Vero, dapat Kavian lihat wajah terkejut dan juga kecewa Vero."Menikah?" Vero menatap Kavian seolah ia bertanya apa benar yang ia dengar ini.
"I-iya" jawab Kavian lirih, Vero menghela nafasnya.
"Kenapa kamu ga cerita sama saya?"
"Aku emang mau cerita ko, tapi belum ada waktu yang tepat"
"Yasudah sekarang kan anda sudah tahu, jadi bisakah saya mengajak calon menantu saya untuk pergi bertemu dengan calon suaminya"
"Tentu silahkan" Kavian pun dengan berat hati meninggalkan Vero yang masih terduduk di kursinya.Vero memandang kotak beludru yang berada di tangannya.
"Saya terlambat Kavian, padahal saya berharap bisa menjadikan kamu sebagai pasangan hidup saya, karena dari awal kita bertemu saya sudah tertarik sama kamu"
"Seandainya saya lebih cepat, mungkin saat ini saya sedang berbahagia"Vero menatap sendu ke arah kotak beludru yang berisi cincin yang akan ia beri kepada Kavian.Kavian dan Yasmine sudah berada di depan ruangan Rayan, semua karyawan Rayan menunduk hormat kepada Yasmine. Yasmine mengetuk terlebih dahulu pintu ruangan Rayan sebelum memasukinya.
"Rayan mami ganggu kamu ga?"
"Ga ko mi" Rayan menjawab maminya tanpa mengalihkan pandangannya pada layar di hadapannya. Ketika ia mengangkat wajahnya ia terkejut ternyata Kavian ikut datang bersama maminya, dan pandangan nya fokus kearah buket mawar yang berada ditangan Kavian.Rayan menghampiri maminya dan Kavian yang sedang duduk di sofa di dalam ruangannya.
"Mau minum apa mi?"
"Lemon tea dingin, Kavian kamu mau minum apa nak?"
"Samain aja sama punya mami" Rayan pun meminta OB untuk membuatkan minum untuk mami dan juga Kavian. Tak lama minuman mereka pun datang, Mami banyak bercerita dan membicarakan rencana pernikahan mereka yang ternyata semuanya sudah di urus oleh Rayan. Sepanjang obrolan mereka Rayan hanya terfokus pada buket yang di bawa oleh Kavian, Kavian yang tersadar dengan pandangan Rayan, membuatnya menyimpan buket bunganya di ujung sofa."Yasudah mami pulang dulu ya, ayo Kavian kamu bareng mami" saat Kavian ingin beranjak dari duduknya Rayan menghentikannya.
"Kavian bareng aku aja mi"
"Yasudah mami duluan ya" setelah kepergian mami, Rayan berjalan ke arah pintu dan menguncinya, setelahnya ia segera menghampiri Kavian.
"Bunga dari siapa?" Tanya Rayan datar.
"Teman" jawab Kavian singkat."Apa temanmu tidak memiliki nama?"
"E'eh ini dari, Om Vero"
"Siapa dia?"
"Orang yang aku maksud waktu itu" Rayan paham sekarang jadi orang yang sudah mendapatakan sesuatu yang berharga dari Kavian dan Kavian yang tidak menyesalinya adalah orang yang memberikan bunga padanya hari ini.
"Apa kamu menyukainya?"
"Kenapa mas tanya begitu? Itu urusanku mas"
"Apa kamu lupa, sebentar lagi kita akan menikah dan saya tidak mau selama kamu berstatus sebagai suami saya, kamu memiliki hubungan dengan orang lain di belakang saya"
"Mas tapi pernikahan kita kan hanya pura pura"
"Memang, tapi kamu tetap harus menjaga nama baik kamu dan juga saya selama pernikahan kita masih berlangsung""Jadi jawab saya, apa kamu menyukainya?"
"Hanya orang bodoh yang tidak menyukai Pria lembut, penyayang dan penuh perhatian seperti om Vero mas" Rayan merasa tidak suka dengan jawaban Kavian, itu tandanya Kavian benar benar menyukai Vero.
Saat Rayan ingin kembali berbicara dering ponsel Kavian menghentikan niatnya, Kavian bangkit dari duduknya dan ingin keluar dari ruangan Rayan untuk mengangkat panggilan di ponselnya."Mau kemana?"
"Aku mau angkat telfon di luar mas"
"Duduk"
"Hah, maksudnya?"
"Angkat telfonnya disini tidak perlu keluar"
Mau tidak mau Kavian mengangkat panggilan Vero di dekat Rayan.
"Sweatheart" kata pertama yang di dengar oleh Rayan, dan itu membuat Rayan mengepalkan tangannya
"Iya kenapa?"
"Bisa kita bertemu malam ini, saya ingin menanyakan masalah tadi di kafe" belum sempat Kavian menjawab, Rayan sudah mengambil ponselnya dan mematikan panggilannya."Mas ko di matiin? Siniin ponselnya"
"Saya akan ganti ponsel kamu dengan yang baru"
"Kenapa? Yang ini masih bagus ko"
"Ya ganti aja, saya akan membeli yang lebih bagus dari ini" Kavian mencoba merebut ponselnya yang ada di tangan Rayan.
"Ga mau, aku mau yang ini aja, siniin mas"
"Yasudah kalau tidak mau, tapi saya akan memegang ponsel kamu sampai kita pulang nanti" Kavian bingung kenapa Rayan bersikap seperti itu padanya, sedangkan Rayan benar benar menyimpan ponsel Kavian didalam saku jasnya, ia sendiri juga bingung kenapa dia bersikap seperti ini pada Kavian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner (END)
RomanceBrightwin x jinwin Rayanka Dikta CEO muda dengan segala obsesi dan sifat egoisnya terhadap Kavian sang pekerja malam yang di jadikan sebagai suami pura puranya. Vero pria baik hati yang tulus mencintai Kavian dengan segala kekurangannya. B x B Mpreg...