Kavian dan Rayan sudah berada di dalam mobil, mereka hanya menginap semalam saja di kediaman Yasmine, sebenarnya Yasmine meminta mereka untuk bermalam sehari lagi, tetapi Rayan menolak.
"Kamu ada kelas hari ini?"
"Ga ada mas, kenapa?"
"Temani saya di kantor ya hari ini"
"Iya mas"
"Mau mampir ke supermarket dulu?"
"Boleh" Rayan pun menghentikan kendaraannya di supermarket yang tidak jauh dari kantornya, lalu ia turun dan diikuti oleh Kavian, Kavian memilih beberapa minuman dan cemilan untuk ia bawa ke kantor Rayan."Ada yang mau kamu beli lagi?"
"Ini udah cukup"
"Ok" Rayanpun membayar total belanjaan milik Kavian, dan setelahnya mereka segera bergegas untuk menuju kantor Rayan.Kini mereka sudah sampai di kantor Rayan, saat ingin memasuki ruangannya Vano memanggil Rayan.
"Ini ada beberapa berkas yang harus di tanda tangani Pak" Rayan pun masuk kedalam ruangan nya dan di ikuti oleh Kavian dan juga Vano.
"Bawa berkasnya kesini" Vano pun menyerahkannya kepada Rayan, sambil menunggu Rayan memeriksa dan menandatangani beberapa berkas yang ia bawa, Vano pun memilih menghampiri Kavian yang sedang sibuk memakan snack yang ia beli tadi."Hai Kavian, apa kabar?"
"Baik"
"Lo ga kuliah?"
"Hari ini lagi ga ada kelas, dosennya cuti" Vano mengangguk, tak lama terdengar suara pintu yang di ketuk, ternyata itu adalah Radit yang datang.
"Eh ada Kavian, ga kuliah?"
"Ga" Radit pun mendudukkan dirinya di seberang Kavian.
"Gimana nikah sama Rayan, enak ga?" Kavian hanya menanggapi pertanyaan Radit dengan senyuman.
"Rayan galak ga, dia kan kalo sama kita suka marah marah kalo sama lo dia gitu juga ga?" Tanya Radit lagi.
"Ga ko, mas Rayan baik dia jarang marah"
"Masa sih, kok gue ga percaya ya" Rayan hanya menggelengkan kepalanya mendengar interaksi temannya bersama suaminya."Ga ada niat buat honeymoon?"
"Aku ikut Mas aja, kalo Mas ajak aku sih ayo aja"
"Kerjaan banyak jadi ga sempet honeymoon" jawab Rayan
"Kalo ngomongin kerjaan mah ga bakalan ada habisnya bos, lagian nih ya perusahaan lo juga ga bakalan bangkrut kalo lo pergi honeymoon beberapa hari doang"
"Kalian ngapain pada kumpul disini sih," tanya Rayan kesal
"Mau liat suami gemes lo" Kavian tersenyum malu mendengar perkataan Radit.Rayan ikut bergabung bersama Kavian dan kedua sahabatnya.
"Kav, rencana nya mau punya anak berapa sama Rayan?" Tanya Radit
"Iya, gue penasaran deh nanti kira kira baby nya mirip lo apa Rayan ya?"
"Kalo kata gue sih, mending mirip Kavian aja, jangan kaya Rayan, yang ada tu bayi kaga ada senyum senyum nya kaya yang onoh" ucap Vano seraya melirik ke arah Rayan, Kavian terkekeh mendengar candaan Vano.
"Aku mau punya-" belum selesai Kavian menjawab pertanyaan Radit, Rayan sudah lebih dulu memotongnya.
"Tidak akan ada anak di dalam pernikahan gue sama Kavian" semua menoleh ke arah Rayan.
"Kenapa gitu, punya anak tu seru tau Yan, apalagi kalo anaknya ngegemesin, uhh bawaannya pengen gigit tau ga" ucap Radit gemas."Gue udah berapa kali bilang kalo gue ga akan pernah mau punya anak"
"Trus kalo nanti tiba tiba lo di kasih anak gimana?" Tanya Vano
"Ga mungkin lah"
"Kenapa ga mungkin semua di dunia tu ga ada yang ga mungkin Yan" Kavian hanya diam sambil memakan snack nya mendengar pembicaraan mereka.
"Selama ini gue selalu main aman, jadi ga mungkin kebobolan"
"Ga semua k***** itu aman bro, bisa aja kan k***** nya bocor trus tau tau Kavian hamil"
"Iya tu bener apa kata Radit, kalau udah kaya gitu kan mau ga mau lo harus terima, ya kan"
"Kalau memang sampai itu terjadi nanti, solusinya cuma satu, gugurin selesai" Deg Kavian menghentikan kunyahannya dan menatap ke arah Rayan. Vano dan Radit pun ikut terkejut mendengar nya mereka pikir Rayan hanya bercanda ketika di chat grub kemarin ternyata ia memang serius dengan perkataannya bahkan ia mengatakannya dengan jelas di hadapan Kavian."Maksud mas?" Tanyan Kavian lirih
"Iya kalau nanti kamu sampai hamil, saya akan minta kamu buat gugurin"
"Kalau aku ga mau?"
"Saya akan paksa kamu sampai mau" sekuat tenaga Kavian mencoba menahan airmata nya agar tidak menangis di depan Rayan dan sahabatnya.
"Mas tega bunuh darah daging mas sendiri?"
"Kenapa tidak?"
"Mas kalau memang mas merasa terganggu dan ga mau mengurusnya biar aku aja yang urus, mudah kan mas?" Radit dan Vano hanya menyimak perdebatan mereka.
"Dengar saya tidak akan pernah mau memiliki anak, apalagi kalau anak itu lahir dari kamu?"
"Maksudnya mas"
"Kavian, kamu lupa siapa diri kamu, kamu lupa siapa kamu sebelum akhirnya menikah dengan saya? Kalau memang nanti seandainya saya berubah pikiran dan tiba tiba saya menginginkan anak, anak itu harus lahir dari keturunan baik baik" DEG kali ini Kavian sudah tidak bisa lagi menahan air matanya karena perkataan Rayan sungguh melukai hatinya.Radit dan Vano bingung apa maksud perkataan Rayan, di tambah Kavian yang menangis dengan wajah tertunduk, memang keduanya tidak tau siapa Kavian karena Rayan tak pernah menceritakannya pada mereka.
"Sori ni bro, gue jadi bingung sama omongan lo, maksud lo apaan si"
"Kavian itu bekerja sebagai pelacur dan dia sudah banyak tidur dengan laki laki sebelum menikah sama gue, terus menurut lo, apa harus gue memiliki keturunan dari seorang pelacur kaya dia?" Vano dan Radit terkejut bukan main dengan perkataan Rayan, mereka melihat ke arah Kavian yang menunduk dan menangis mendengar perkataan Rayan yang begitu menyakiti hatinya."Terus kenapa mas nikahin aku, kenapa juga mas minta aku buat layanin mas, kalau memang mas ga mau punya anak dari aku?"
"Saya sudah keluar uang banyak untuk kamu, kalau kamu tidak saya pakai, saya rugi"
"Mas benar, memang sudah tugas aku sebagai seorang pelacur, untuk melayani mas yang menjadi Tuan untukku, apalagi mas sudah bayar mahal" Kavian menghapus air matanya dan berdiri dari duduknya
"Aku pamit mas, pelacurmu ini akan menunggu kamu di apart aja, si pelacurmu ini akan bersiap, siapa tahu sepulang dari sini mas mau pake aku lagi, aku pulang mas, mas Radit mas Vano aku pamit ya" Kavian meninggalkan ruangan Rayan dengan perasaan yang hancur, airmata nya terus membasahi pipinya. Semua Karyawan Rayan menatap ke arah dirinya, tetapi Kavian tak memperdulikan itu ia hanya ingin cepat pulang dan mengunci dirinya di dalam kamar."Jahat banget mulut lo yan,hargai lah perasaan dia" ucap Radit
"Gue ngomong sesuai kenyataan"
"Iya tapi jangan begitu juga, lo ga liat dia sampe nangis begitu, hati dia pasti hancur banget Yan"
"Gue ga perduli"
"Boleh ga si gue bilang kalo lo itu anjing, lo tu bangsat tau ga, kenapa dari awal lo minta dia buat nikah sama lo, kalau ujung ujung nya lo sakitin perasaan dia kaya gini" icap Vano emosi.
"Gue nikah sama dia cuma pura pura dan itu hanya sampai setahun, setelah itu kita bakal cerai"
"Nikah pura pura tapi ko ngewe nya beneran, emang dasar lo nya aja yang anjing" Radit segera membawa Vano keluar dari ruangan Rayan, Radit takut Rayan akan menghajar Vano, karena perkataan Vano terhadap Rayan.😭😭😭😭😭🙇♀️🙇♀️🙇♀️🙇♀️🙇♀️
Semoga karmamu indah mas
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner (END)
RomanceBrightwin x jinwin Rayanka Dikta CEO muda dengan segala obsesi dan sifat egoisnya terhadap Kavian sang pekerja malam yang di jadikan sebagai suami pura puranya. Vero pria baik hati yang tulus mencintai Kavian dengan segala kekurangannya. B x B Mpreg...