114.

281 28 13
                                    

Ternyata Kavian benar sedang mengandung bahkan tanpa ia sadari kandungannya sudah memasuki usia 10 minggu, masalahnya di kehamilan keduanya kali ini, Kavian tak mengalami mual dan muntah seperti saat ia mengandung Shaka dulu itulah sebab nya ia tak menyadari tentang kehamilannya kali ini.

Sepanjang perjalanan pulang Kavian hanya diam dan sesekali ia menangis, karena mengingat bahwa Shaka masih terlalu kecil untuk memiliki seorang adik.

Vero tak mencoba untuk menenangkan nya ia hanya mendiami Kavian, lebih tepatnya ia  memberikan Kavian waktu untuk bisa menerima kehamilannya.

.

.

.

.

Saat sudah sampai di kediamannya Kavian langsung kaluar dari mobil Vero dan masuk ke dalam rumahnya dengan langkah yang cepat, Vero yang melihatnya pun di buat Khawatir.

"Sayang jangan berlari, ingat baby sayang" teriak nya yang sama sekali tak di hiraukan oleh Kavian.

BRAKK Kavian menutup kencang pintu kamarnya Vero yang melihatnya pun di buat geleng geleng kepala dengan tingkah ke kanak kan suaminya.

.
.

.

Dapat Vero lihat Kavian yang sedang meringkuk di ranjang nya.

"Sayang hei, lihat aku" ucap Vero lembut dapat Vero rasakan bahwa Kavian sedang menangis di balik selimutnya.

"Sayang jangan begini, kamu harus bisa terima baby yang sekarang ada di perut kamu" Kavian masih tak bergerak di balik selimutnya.

"Sayang dengerin aku dulu"  Kavian dengan kasar membuka selimutnya dan menatap marah pada Vero.

"Apa, apa yang mau kamu omongin ke aku?"

"Sayang dengar, kita memang sudah sepakat untuk memiliki baby lagi saat Shaka sudah berumur dua tahun, dan sekarang dengan kabar kehamilan kamu yang di luar perencanaan kita aku pun sama terkejutnya tapi bukan berarti kamu harus bersikap seperti ini kan?"

"Sikap seperti apa yang kamu maksud? Bii kamu tau kan Shaka masih kecil dia masih butuh kasih sayang dan perhatian lebih dari kita, trus sekarang tiba tiba aja aku hamil begini, bagaimana aku bisa urus Shaka kalau urus tubuh aku sendiri aja aku ga bisa"

"Iya aku tau, tapi kan aku bisa bantu kamu untuk menjaga Shaka, ada Rayanka juga yang akan membantu menjaga Shaka, jadi kamu ga perlu Khawatir sayang"

"Pokoknya aku belum siap hamil lagi bii"

"Sweatheart siap tidak siap kamu harus terima karena sekarang baby ada di dalam perut kamu"

"Ini semua gara gara kamu, aku benci sama kamu bii, aku kesel" Kavian kembali menangis

"Iya aku terima kamu salahin aku, kamu benci aku, kamu sebel sama aku, aku terima tapi tolong kamu jangan menolak kehadiran baby ya"

"Aku ga mau hamil dulu bii, kasian Shaka" Vero memeluk tubuh Kavian

"Iya aku tau, tapi ini semua sudah terjadi kamu harus bisa menerimanya sayang, kasian kalau baby dengar dia pasti akan sedih"

"Aku ga mau hamil bii, ga mau"

"Tenang sayang" Vero mencoba untuk sabar dalam menghadapi mood Kavian yang sedang memburuk

"Bii baby nya di keluarin aja ya, aku mau hamil nya nanti aja kalau Shaka udah 2 tahun, ga apa apa kan bii?" Dengan Kasar Vero melepas pelukannya pada Kavian

"Kamu bilang apa? Bisa kamu ulang kamu bicara apa tadi?" Dapat Kavian lihat raut wajah Vero yang sedang menahan emosinya.

"Bilang sekali lagi, saya ingin dengar" deg Kavian terkejut ketika Vero kembali menggunakan kata saya dalam menyebut dirinya sendiri.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang