64.

556 43 0
                                    

Kavian dan Vero sudah tiba di apart lama Vero, Kavian memejamkan matanya menghirup wangi ruangan yang sudah lama tak ia datangi.

"Akhirnya aku bisa menghirup wangi ini lagi"

"Sudah berapa lama kamu tidak kesini?"

"7-8 bulan mungkin, selama aku menikah sepertinya"

"Saya akan menyimpan koper kamu , di kamar ya" Kavian mengangguk dan mendudukkan dirinya di sofa.

Tak lama Vero pun ikut mendudukkan dirinya di samping Kavian, ia melihat Kavian yang agak sedikit kesusahan menyamankan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama Vero pun ikut mendudukkan dirinya di samping Kavian, ia melihat Kavian yang agak sedikit kesusahan menyamankan dirinya. Vero pun mengambil bantal sofa untuk menjadi sandaran duduk Kavian.

"Terima kasih om" Vero membungkukkan tubuhnya dan menghadapkan wajahnya di depan perut Kavian.

"Baby sudah makan belum, kalau belum katakan apa yang ingin Baby makan" tanyanya pada janin Kavian.

"Aku mau mochi om" ucapnya manja

"Saya tanya Baby bukan kamu"

"Aku kan bantu  kasih tau ke om apa yang Baby mau"

"Apa benar itu Baby?"

"Bener om"

"Saya tanya Baby, kenapa kamu terus yang jawab"

"Sampe pagi juga ga akan Baby jawab pertanyaan kamu om" Vero pun terkekeh mendengar jawaban Kavian.

"Jadi kamu mau mochi?" Kavian mengangguk lucu, Vero pikir ia tak akan bisa melihat pemandangan ini lagi.

"Saya akan buatkan"

"Emang om bisa buatnya?"

"Tidak, tapi saya akan melihatnya di internet lalu mencoba membuatnya" Vero pun melangkahkan kakinya menuju dapur, tak lama ia kembali lagi dan mengambil kunci mobilnya.

"Mau kemana?"

"Supermarket sebentar, saya mau beli bahan untuk membuat mochi"

"Aku mau mochi nya yang warna warni"

"Iya saya buatkan nanti, tunggu sebentar ya" setelah mendapat persetujuan dari Kavian, Vero pun bergegas ke supermarket untuk membeli bahan yang ia butuhkan.

Setelah 30 menit Vero sudah kembali ke apartnya, Kavian membulatkan matanya melihat barang belanjaan Vero.

"Om kenapa belanja sebanyak ini?"

"Saya ingat kalau kamu mudah lapar jadi saya membelikan beberapa cemilan dan juga susu buat kamu, biar Baby sehat" Kavian tersenyum ia terharu dengan perhatian yang Vero berikan untuknya.

"Saya ke dapur dulu ya" Vero pun bergegas ke dapur untuk menata belanjaannya dan juga bersiap untuk membuat keinginan Kavian dan Baby nya.

Cukup lama Vero berkutat di dapur demi membuat keinginan Kavian, akhirnya ia bisa juga menyelesaikannya walau ia sendiri tidak begitu yakin dengan rasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup lama Vero berkutat di dapur demi membuat keinginan Kavian, akhirnya ia bisa juga menyelesaikannya walau ia sendiri tidak begitu yakin dengan rasanya. Setelah ia menata mochi buatannya di piring ia pun membawa nya untuk di berikan pada Kavian, tak lupa juga ia membuatkan susu hamil untuk Kavian.

"Ini cobalah, kalau tidak enak saya akan memesannya di luar" mata Kavian berbinar melihat makanan yang ia mau ada si hadapannya, Kavian mengambil satu buah mochi dan memasukkan ke dalam mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini cobalah, kalau tidak enak saya akan memesannya di luar" mata Kavian berbinar melihat makanan yang ia mau ada si hadapannya, Kavian mengambil satu buah mochi dan memasukkan ke dalam mulutnya.

Tak ada reaksi yang di berikan Kavian membuat Vero sangat khawatir.

"Sweatheart kenapa diam saja, apa tidak enak" Kavian tetap tak bereaksi apapun, dan itu membuat Vero panik dan segera mengambil tisu yang berada di meja.

"Sweatheart muntahkan, jangan di makan, nanti biar saya beli diluar" tapi Kavian tak juga memuntahkan  makanannya, membuat Vero semakin panik, ditambah Kavian yang tiba tiba berteriak

"Huuaaaa om ini enak banget, aku suka" Vero bernafas lega ia pikir Kavian seperti itu karena rasanya yang tidak enak ternyata ia malah suka dan menghabiskannya dalam sekejap.

"Ini minum dulu air putihnya, baru setelah itu minum susunya" Vero sangat telaten mengurus bayi besarnya itu.

"Ini susu apa?"

"Susu untuk kehamilan, saya ga tau kamu suka rasa apa"

"Jangan bilang om beli semua varian" Vero pun mengangguk

"Jadi kalau misalnya kamu ga suka rasa nya kamu bisa mengganti dengan rasa yang lain" Kavian hanya menggelengkan kepalanya.

"Sudah cepat habiskan setelah itu tidur, kasian baby mochi kalau tidur malam malam"

"Baby mochi?"

"Iya karena saya membuatkannya mochi, itu masakan pertama saya loh selama ini, jadi saya akan memanggilnya baby mochi" ucapnya seraya mengelus lembut perut Kavian.





Di tempat lain Rayanka sedang berada di toilet, sedari tadi ia terus memuntahkan isi perutnya.

Hoekk hoeekk hoekkk

"Ini kenapa perut mual banget si, gue makan apa ya tadi, sampe mual mual begini"

Hoeekk hoeek hoeekk

"Lemes banget sumpah, kayanya gue harus ke dokter besok" ucapnya, setelah di rasa mual nya sudah berkurang, ia pun kembali merebahkan tubuhnya keranjang.








Kavian sudah berada di kamar Vero.

"Kenapa harus satu kamar si om?"

"Kenapa memangnya, lagian bukan waktu itu kita sering tidur sekamar  ya?"

"Iya tapi kan sekarang situasinya beda"

"Beda dimananya?"

"Sekarang status om udah mau nikah , udah punya tunangan, jadi kita ga boleh sekamar"

"Tapi kan saya ga akan ngapa ngapain, lagian saya ingin memastikan kamu baik baik saja, sudah cepat tidur" mau tak mau Kavian pun merebahkan tubuhnya di samping Vero.

Vero meminta Kavian untuk tidur di lengannya.

"Om jangan gini, nanti Irene tau dia marah om"

"Saya ga akan melakukan lebih dari ini, saya ini termasuk lelaki setia tau"

"Om aku mau tanya boleh?" Vero mengangguk

"Om sudah lama kenal Irene?"

"Saya mengenal Irene sejak kecil, kami selalu bersama"

"Apa om mencintai Irene?"

"Sangat, saya sangat menyayanginya, mencintainya, dia adalah hidup saya,dan dia adalah nyawa saya" Kavian terdiam mendengar jawaban Vero yang sedikit membuat nya merasakan nyeri di dada nya.

"Kenapa diam, ada yang mau di tanyakan lagi?"

"Tidak ada"

"Ya sudah ayo tidur ini sudah malam" Kavian pun memeluk erat Vero, biarlah ia egois kaki ini, ia ingin merasakan kasih sayang dan perhatian Vero sebelum akhirnya Vero akan di miliki orang lain.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang