17.

592 44 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Rayan memutuskan untuk menemui Kavian, sudah terhitung tiga hari sejak pertemuannya waktu itu, tetapi Kavian belum juga memberikan jawabannya, sedangkan Mami nya selalu mempertanyakan kapan ia akan segera bertunangan dengan Kavian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Rayan memutuskan untuk menemui Kavian, sudah terhitung tiga hari sejak pertemuannya waktu itu, tetapi Kavian belum juga memberikan jawabannya, sedangkan Mami nya selalu mempertanyakan kapan ia akan segera bertunangan dengan Kavian.

Saat Kavian sedang bersiap untuk bertemu dengan Rayan, terdengar suara ribut dari depan rumahnya, dia mendengar suara mama tirinya yang berteriak memanggil namanya dan kaka tirinya yang juga meneriaki namanya. Kavian pun segera menuju ke arah suara mama tirinya.

"Ma, ada apa ini" Kavian melihat beberapa orang yang sedang mencoba untuk masuk kedalam rumahnya.
"Ini semua gara gara kamu Kavian, kenapa kamu tidak membayar segera hutangnya, lihat sekarang juga kita harus keluar dari rumah ini"
"Lo emang ga berguna ya jadi manusia, kalo kita semua keluar dari rumah ini kita mau tinggal dimana?" Kavian juga bingung apa yang harus ia lakukan sekarang, dia memang memiliki uang dari hasil dirinya menjajakan diri selama ini, tapi itu semua belum cukup untuk membayar semuanya.

"Tolong kasih saya waktu, saya hanya memiliki uang 300 juta, saya janji saya akan membayar sisanya tapi saya mohon jangan ambil rumah peninggalan orang tua saya"
"Gue ga butuh uang lo yang 300juta itu, gue mau lo lunasin semuanya sekarang kalo ngga lo semua harus keluar dari sini" Kavian berlutut di depan ketiga orang yang berbadan kekar tersebut.

"Saya mohon ini satu satunya peninggalan orang tua saya, saya janji akan melunasinya tapi tolong kasih saya waktu" di sisi lain Rayan sudah mulai mendekati rumah Kavian, sesaat setelah ia sampai ia melihat Kavian yang sedang memohon dan berlutut kepada ketiga orang Pria bertubuh kekar.

Dengan gagah Rayan turun dari mobilnya dan menghampiri Kavian, saat ia akan mendekat tiba tiba saja ia melihat salah satu Pria tersebut mencoba untuk mendorong Kavian yang sedang berlutut dihadapannya.
"STOP" Teriak Rayan, semua orang disana melihat ke arah Rayan tak terkecuali mama dan kaka tiri Kavian.
"Siapa lo, jangan ikut campur" ucap salah satu pria tersebut.

"Tentu saya akan ikut campur, karena ini menyangkut keselamatan calon suami saya" semua yang berada disitu merasa terkejut mendengar perkataan Rayan.
"Mas, ini bukan urusan kamu"
"Apa masalahnya beritahu saya"
"Mas-"
"Sudah kamu diam biar saya yang urus mereka, sekarang kamu bangun jangan berlutut seperti itu" Kavian pun berdiri dengan di bantu oleh Rayan, Syara menatap kagum ke arah Rayan yang begitu tampan dengan jaket denim yang ia kenakan belum lagi kaca mata hitam yang berada di atas kepalanya.

"Apa masalahnya, sampai kalian berani mencoba mendorongnya"
"Kami kesini untuk menagih hutangnya, dan ini sudah jatuh tempo, tetapi dia tidak bisa membayarnya" Rayan menghela nafasnya
"Berapa hutangnya" Kavian berjalan menghampiri Rayan.
"Mas ga usah ini urusan aku"
"Kamu diam dulu, setelah masalah ini selesai baru kita bicara" Kavian terdiam karena Rayan sedang dalam mode serius dan itu sangat menakutkan dimata Kavian.

"Jadi berapa hutangnya?"
"2milyar"
"2milyar? Sebanyak itu?"
"Iya,jadi apa anda ingin melunasinya?" Rayan melihat ke arah Kavian, dan 2 orang yang berada di belakang Kavian.
"Ini kartu nama saya , datang dan temui saya di kantor besok jam 10 pagi, saya akan melunasinya"
"Baik, apa anda bisa di percaya?"
"Saya Rayanka Dikta anda bisa mencari tahu tentang saya kalau memang anda merasa ragu, dan anda bisa mencari tahu tentang perusahaan saya, namany ada di kartu nama yang saya berikan tadi"
"Baik kami akan menemui anda besok" ketiga Pria itupun pergi setelah membuat kesepakatan dengan Rayan.

"Bereskan semua pakaian kamu, mulai sekarang kamu akan tinggal bersama saya" Kavian membolakan matanya, kenapa tiba tiba Rayan mengajaknya tinggal bersama bukankah rencananya mereka akan membicarakannya hari ini.
"Ga usah protes cepet, saya tunggu di mobil" Rayan pun segera menuju mobilnya untuk menunggu Kavian.

"Dia siapa? Beneran calon suami lo?"
"Kamu ga pernah cerita ke mama tentang ini Kavian?"
"Lo punya mulut ga sii, kenapa lo ga jawab pertanyaan gue sama mama,lo gagu hah"
"Apa lagi yang harus gue jawab, bukannya tadi lo dan mama udah denger sendiri dia bilang kalo dia calon suami gue"
"Ga mungkin cowo se tampan dan se sukses dia mau sama lo, atau jangan jangan lo goda dia pake tubuh lo ya?"
"Bukan urusan lo" Kavian segera meninggalkan mereka dan segera membereskan beberapa pakaiannya untuk ia bawa ke apart Rayan.

Setelah menunggu hampir saru jam,akhirnya Kavian datang juga.
"Lama banget sii"
"Abis debat dulu sama nenek lampir dan anaknya" Rayan menatap bingung mendengar perkataan Kavian.dan pandangannya beralih pada barang yang di bawa Kavian
"Kenapa kamu cuma bawa satu koper, kecil lagi"
"Ngapain banyak banyak, berat tau, lagian ga selamanya juga aku tinggal sama mas" setelah mendengar jawaban Kavian, Rayan pun menjalankan mobilnya untuk menuju apart nya karena ia ingin menanyakan banyak hal pada Kavian, terutama tentang hutangnya yang jumlahnya sangat besar itu, selain itu Rayan juga ingin membicarakan tentang rencana pertunangan pura pura mereka.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang