40.

624 54 0
                                    


Kavian sudah bersiap untuk menjemput suaminya di Bandara, ia sudah rapi dan wangi, Kavian segera keluar dari kamarnya dan membawa kunci mobil milik Rayan, karena sesuai dengan keinginan Rayan bahwa ia harus menjemputnya menggunakan mobil dan menyetirnya sendiri.
"Mi aku jemput mas dulu ya"
"Kamu ga mau di antar aja nak, nanti biar mami hubungi supir mami".
"Ga usah mih, lagian mas bilang aku harus jemput mas sendiri aja"
"Yasudah kalau gitu, hati hati ya nyetir mobilnya"
"Iya mi" setelah berpamitan dengan Yasmine Kavian pun segera keluar dari apartemen Rayan dan menuju Basement Apartemen.

Kavian mengemudikan mobilnya dengan hati hati, ia tak ingin terburu buru walaupun ia sudah tidak sabar untuk bertemu suaminya. Kavian sudah tiba dan ia sudah melihat keberadaan suaminya yang sudah tersenyum manis kearahnya.
"Mas udah nunggu lama ya?"
"Lumayan"
"Maaf ya mas telat"
"Tidak apa apa, ayo kita pulang" mereka berjalan untuk menuju mobilnya.
"Mana kuncinya" pinta Rayan
"Aku aja yang bawa mobilnya"
"Biar saya saja"
"Nanti mas cape, biar aku aja ya" tanpa menjawab Rayan langsung mengambil kunci mobil yang berada di tangan Kavian.
"Sana masuk" Kavian pun masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Rayan.
"Pakai seatbelt nya, kebiasaan kamu tuh"
Kavian hanya tersenyum ke arah Rayan.

Rayan sudah mengemudikan mobilnya, Rayan begitu fokus dengan jalanan di depannya. Sedangkan Kavian sibuk mengotak atik ponselnya.
"Kavian"
"Hmm" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Mau mampir beli sesuatu?".
"Ga mas, mami udah masak banyak buat kamu".
"Oh ya"
"Iya, mami bilang mami mau menyambut kedatangan anak kesayangannya jadi mami harus masak yang banyak" Rayan tersenyum dan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Kavian. Mereka sudah sampai di Basement apartemen mereka, tetapi Rayan mangemudikannya melewati tempat biasa ia memarkirkan mobilnya.

"Mas, ko tempat parkir mobil kamu di lewat sih? Kamu mau pindah tempat parkir?"
"Tidak"
"Trus kamu mau kemana?" Rayan tidak menjawab pertanyaan Kavian ia terus mengemudikan mobilnya ke tempat yang tidak pernah di lalui pengendara lain.
"Mas kamu kenapa berhenti disini, ini gelap banget mas, aku takut"
"Ga usah takut lagian kita juga ga akan lama kok, setelah selesai kita akan kembali ke tempat biasa saya memarkirkan mobil" Kavian mengerutkan keningnya, ia bingung dengan apa yang di maksud oleh Rayan.

"Sini naik" ucap Rayan seraya menepuk ke arah pangkuannya.
"Mau apa mas?".
"Mau kamu, sini cepat" Kavian pun paham dengan apa yang di maksud oleh Rayan, tanpa bertanya lagi ia pun segera menduduki tubuhnya di atas pangkuan Rayan.
"Saya sudah tidak kuat menahannya, kamu ga masalah kan kalau kita melakukannya disini sekarang" tolong ingatkan Rayan bahwa ia pernah mengatakan tidak akan mau melakukan itu di dalam mobil, tapi nyatanya sekarang ia sendiri yang meminta Kavian untuk melakukannya di mobil.
"Kenapa ga di kamar aja mas"
"Kita melakukannya disini dulu, nanti kita akan melanjutkannya lagi di dalam kamar" tanpa membuang waktu lagi Rayan langsung memagut bibir pluem milik Kavian, ia menghisap dan menggigit bibir Kavian.
"Sshhhh..." ringis Kavian di sela ciumannya
Rayan memasukkan tangannya untuk meremas dada padat Kavian, ia memilin puting Kavian, hingga membuat Kavian menggelinjang di atas pangkuannya. Ciuman Rayan turun ke arah leher Kavian, ia menghisap dan menggigit kecil leher jenjang suaminya hingga menimbulkan bercak kemerahan. Kavian meremas Rambut Rayan untuk menyalurkan rasa nikmat yang ia rasakan.
"Ahh...mmhh...uhh..Daddyyyhh" Rayan semakin bergairah ketika mendengar desahan Kavian.
"Turun dan lepas celanamu" Kavian pun turun dari pangkuan Kavian dan beralih ke kursi penumpang di sebelah Rayan untuk melepaskan celananya, Rayan juga sudah sama seperti Kavian ia melepaskan celana yang ia kenakan, kini keduanya sudah sama sama tidak mengenakan pakaian bawah mereka. Kavian kembali mendudukkan dirinya di pangkuan Rayan, Rayan sedikit mendorong tubuh Kavian agar Kavian bersandar pada kemudinya.
"Basahi tangan saya" Kavian pun memasukkan jari Rayan ke dalam mulutnya, setelah di rasa cukup basah, Rayan mengeluarkan jarinya dari dalam mulut Kavian, lalu ia segera mengarahkan dua jarinya ke dalam lubang Kavian.
"Aaakkhhh.....aahhh...." dua jari Rayan langsung mengenai titik spot milik Kavian.
"Disini" Kavian hanya mengangguk dan mendesah nikmat.
"Aahhh....ddaddyyhhh...faster" sesuai keinginan Kavian Rayan pun memaju mundurkan dua jarinya dengan cepat, dapat Rayan lihat wajah kenikmatan suaminya, dan itu membuat dirinya semakin bergairah.
"I wanna Cum Daddyyhh" Ryan pun mengeluarkan dua jarinya dari dalam lubang milik Kavian.
"Ko di keluarin mas, aku mau cum loh"
"Kamu ga boleh keluar karena jari saya, kamu hanya boleh keluar karna milik saya" ucapnya seraya mengocok miliknya dan mengarahkannya kepada lubang berkedut milik suaminya.
"Masukin mas, jangan di gesekin kaya gitu"
"Apa yang harus saya masukkan, beby"
"Masukin punya mas kedalam lubang aku"
"Bicara yang benar Beby" Kavian benar benar di buat prustasi oleh Rayan karena Rayan terus saja menggesekkan miliknya di h*** Kavian.

"Masukin p**** nya mas ke dalam h*** aku"
"As you wish Beby" Rayan pun membantu Kavian memposisikan lubangnya di depan p****nya, dengan perlahan Rayan membantu Kavian menurunkan tubuhnya, Rayan memejamkan matanya saat p**** nya di hisap kuat oleh h*** suaminya.
JLEBBBB
"Aahhhhhh....." desah panjang keduanya saat p**** Rayan tertanam sempurna dalam H*** Kavian.
"Aku gerak ya mas" Rayan hanya mengangguk, Kavian mulai menaik turunkan pinggulnya
PLOK PLOK PLOK
bunyi suara kulit mereka yang bersentuhan, Kavian terus menaik turunkan tubunya, dan menggoyangkan pinggulnya dan membuat Rayan mendesah nikmat dan menggila.
"Aahh..nikmat bebyyhhh,yah goyangkan pinggulmu seperti itu, ahhh kau sangat nikmat" Kavian semakin semangat bergerak.
"Uhhh dalemm bangetthh dadhh" Rayan menghentikan gerakan tubuh Kavian.

"Pindah ke belakang"
"Hah, kemana mas?".
"Ke kursi belakang" Kavian segera bangkit dari posisinya dan melangkah untuk berpindah ke belakang, Rayan sedikit menurunkan posisi kursi jok mobilnya agar Kavian bisa menempatkan posisinya dengan nyaman
"Balikkan posisimu" Kavian pun merubah posisinya jadi menung**** di depan Rayan, dengan posisi Kavian yang seperti itu membuat Rayan bisa melihat jelas h*** Kavian yang membuatnya menggila.

JLEBBB
Rayan kembali memasukkan miliknya kedalam lu**** Kavian, Kavian mendesah nikmat karena sodokkan p**** Rayan kembali mengenai titik nikmatnya.
"Aahhh...mmhh.....sshhh....Ddaaddhhh" Rayan terus memompa miliknya didalam sana, ia pun menahan pinggul milik Kavian agar miliknya lebih dalam lagi di dalam sana.
"Aahhh...lu**** kamu nikmat banget"
"P**** mas juga nikmat ahhhh"
"Labih nikmat mana punya saya, atau pelanggan kamu?"
"Punya mas, punya mas paling nikmat aahhh..." desahnya saat Rayan memasukkan miliknya lebih dalam.

Kavian baru mengingat sesuatu spertinya suaminya itu tidak menggunakan pengaman
"Mas, kamu ga pakai pengaman mas".
"Aahh...iyah saya tau" ucapnya sambil terus memompa miliknya
"Kamu jangan khawatir saya tidak sebodoh itu untuk membuat kamu hamil, saya akan mengeluarkannya diluar, saya sudah tidak tahan dan saya juga lupa membeli k***** , saya masih tetap pada pendirian saya, saya tidak mau memiliki anak dari kamu" seketika gairah Kavian menghilang begitu saja setelah mendengar perkataan Rayan, lagi dan lagi ia mendapatkan penolakan dari suaminya.

Rayan mencabut miliknya dari dalam lubang milik Kavian, saat di rasa ia akan segera mengeluarkan cairannya.
"Hadapkan wajahmu kesini" Kavian Pun menuruti perintah Rayan ia mengahadapkan wajahnya tepat di depan p**** Rayan.
"Buka mulutmu" lagi lagi Kavian menurutinya, karena Rayan adalah tipe orang yang tidak mau dibantah, setelah Kavian membuka mulutnya Rayan menghadapakan miliknya kedepan mulut Kavian, dengan cepat Rayan mengocok miliknya, dan mengeluarkan cairannya di dalam mulut Kavian.

CROT CROT CROT

"Aaaahhhh" desah panjang Rayan saat ia berhasil mencapai pelepasannya, karena terlalu banyak cairan yang ia keluarkan hingga membuat cairannya mengalir ke leher mulus Kavian.
"Telan Kavian" Kavian pun menelan habis semua cairan milik Rayan tanpa rasa jijik.
Rayan mengambil beberapa tisu yang ada di dalam mobilnya ia segera membersihkan miliknya dan juga sisa cairannya yang berada di leher suaminya. Kini mereka sudah kembali mengenakan celana mereka masing masing, dan Rayan pun kembali mengemudikan kendaraannya untuk di parkir di tempat biasa ia memakirkan mobilnya,

"Saya sudah mengirim uang bulanan sesuai kontrak ke dalam rekening kamu" Kavian pun mengeceknya dan ya ada sejumlah uang yang masuk ke dalam rekenening bank nya.
"Nominal nya lebih mas"
"Itu bonus dari saya, karena pelayanan kamu yang memuaskan" Deg Kavian tersenyum miris ternyata selama ini Rayan tetap saja menganggapnya sebagai seorang Jalang bayaran, bukan sebagai suaminya. Kavian pikir Rayan begitu baik dan perhatian kepadanya karena Rayan yang menganggapnya sebagai suaminya, ternyata Kavian salah Rayan tetap saja menganggap nya sebagai Jalang sewaannya.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang