37.

539 48 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas pesan dari suaminya, Kavian kembali menyimpan ponselnya di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas pesan dari suaminya, Kavian kembali menyimpan ponselnya di sebelahnya. Tak lama Yasmine masuk ke dalam kamar dan membawakan susu hangat untuk Kavian.
"Mami bawain susu untuk kamu, di minum ya" Kavian bangkit dari tidurnya dan mengambil susu yang di bawakan Yasmine, Kavian menghabiskan susu nya dalam sekali minum, lalu ia memberikan gelas kosong nya kepada Yasmine.
"Makasih mi"
"Sama sama sayang, oh ya apa sudah ada kabar dari mas mu?"
"Sudah, mas sudah sampai hotel baru aja tadi aku chat sama mas"
"Syukurlah kalau sudah sampai"

"Kamu langsung istirahat ya, kamu baru aja sembuh, jangan terlalu malam tidurnya"
"Iya mi, oh ya mi ada yang mau aku tanyain ke mami"
"Tanya apa sayang" Kavian menyamankan posisi duduknya sebelum mengutarakan pertanyaan kepada Yasmine
"Aku mau tanya, kenapa mas ga mau punya anak ya mi, kayanya mas selalu emosional kalau bicara masalah anak" Yasmine termenung sejenak sebelum menjawab pertanyaan Kavian.
"Kavian, dengarkan cerita mami baik baik ya, Rayan seperti itu pasti karena kejadian 22 tahun yang lalu" Yasmine menghela nafasnya sebelum akhirnya ia melanjutkan ceritanya.

"Jadi singkatnya waktu itu mami sedang mengandung calon adik Rayan, usia kandungan mami waktu itu sekitar 4bulan, mami sedang duduk dikamar bersama Rayan, lalu tiba tiba Papi Rayan datang" Yasmine menundukkan kepalanya.
"Papi Rayan tiba tiba saja bilang ia ingin bercerai dengan mami, mami tidak mau saat itu karena mami pikir rumah tangga kita baik baik saja, memang beberapa tahun belakang sikap Papi Rayan berubah, dia jadi jarang pulang dan jarang memberi perhatian untuk mami dan Rayan"
"Tetapi biar begitu hubungan kami baik baik saja, bahkan Papi Rayan masih memberikan nafkah untuk mami dan Rayan"
"Tapi ternyata selama ini Papi Rayan mempunyai wanita lain, bahkan Wanita itu sudah melahirkan seorang anak, dan Papi Rayan lebih memilih wanita itu daripada mami dan Rayan, Rayan sangat marah waktu itu, walaupun usianya baru 10 tahun tetapi dia sudah bisa bersikap seperti orang dewasa saat itu, dan dia sangat membenci ayahnya sejak kejadian itu"

"Akhirnya papi Rayan dan mami resmi bercerai, saat itu mami sangat sedih dan juga kecewa, tetapi Rayan selalu menguatkan mami, Rayan selalu berusaha membuat mami tertawa saat itu, apapun usaha yang dilakukan Rayan itu tidak membuat mami menjadi lebih baik, bahkan mami sempat depresi waktu itu"
"Dan pada hari itu mungkin karena mami yang terlalu stress dan banyak pikiran mami mengalami kontraksi hebat, perut mami sangat sakit dan rasanya mami seperti ingin mati, mami mencoba menghubungi Papi Rayan mami ingin meminta tolong untuk di antarkan ke rumah sakit, karena kebetulan hari itu di rumah sedang tidak ada orang, Rayan juga sedang bersekolah, mami hanya sendiri, tetapi Papi Rayan tidak mengangkat panggilan mami, mami sudah tidak kuat, saat itu yang ada di pikiran mami hanya bagaimana caranya mami menyelamatkan adiknya Rayan"

"Mami mencoba keluar dari kamar untuk meminta tolong siapapun yang ada di luar, mami berjalan dengan berpegangan pada dinding, karena kecerobohan mami membuat mami jatuh terduduk di depan pintu kamar, dan darah mulai membasahi kaki mami, mami panik dan histeris mami terus mencoba berteriak untuk meminta tolong tetapi tak ada yang mendengar, darah semakin banyak membasahi lantai, tepat saat itu Rayan pulang, dan Rayan melihat kondisi mami yang sudah banyak mengeluarkan darah, Rayan berlari keluar meminta tolong kepada tetangga,mami bilang pada Rayan untuk menyelamatkan calon adiknya dan akhirnya setelah itu mami tak sadarkan diri" Rayan dan tetangga sebelah rumahnya membawa Yasmine ke rumah sakit Rayan beberapa kali menghubungi Papi nya tetapi tidak kunjung ada jawaban, Rayan terus menangis ia takut melihat maminya yang tak kunjung sadar dan terus mengeluarkan darah, setelah sampai dirumah sakit, Yasmine langsung ditangani oleh dokter, Rayan terus menangis dan ia di temani oleh banyak suster dan juga tetangga yang mengantarnya tadi. Tak lama dokter pun keluar dan memberi kabar bahwa kandungan Yasmine tidak bisa di selamatkan, dan yang lebih menyedihkan lagi untuk Rayan ialah kabar sang mami yang mengalami koma setelah mengalami pendarahan hebat.

"Setelah beberapa hari akhirnya mami sadar dan mami mendapatkan kabar kalau kandungan mami tidak bisa di selamatkan, mami merasa sedih dan kecewa, karena kondisi mami yang masih belum membaik di tambah mami harus mengalami keguguran mami jadi melampiaskan semuanya ke Rayan, mami sangat marah saat itu pada Rayan, karena Rayan tidak bisa menyelamatkan calon adiknya, Rayan saat itu berkata pada mami, seharusnya mami bersyukur karena Rayan tak telat membawa mami ke rumah sakit karena kalau sampai telat sedikit saja mungkin mami tidak akan selamat, tetapi mami tetap saja menyalahkan Rayan bahkan saat itu mami lebih memilih untuk mati saja menyusul adik Rayan"
"Sejak saat itu Rayan sangat membenci calon adiknya yang sudah tiada, karena mami yang lebih memilih untuk menyusulnya daripada tinggal bersama Rayan, setelah kondisi mami pulih dan Rayan beranjak dewasa, Rayan pernah berkata pada mami, kalau ia tak mau menikah, dan ia juga tidak mau memiliki anak, karena ia melihat bagaimana mami yang hampir kehilangan nyawa ketika mengalami pendarahan ditambah lagi dengan mami yang lebih memilih untuk menyusul adiknya daripada tinggal dengan Rayan"

"Mami merasa bersalah kepada Rayan, karena mami Rayan jadi tidak mau memiliki pasangan dan keturunan, mami menyesal Kavian karena mami sudah memberikan luka yang dalam untuk Rayan" Kavian pun ikut menitikkan airmatanya mendengar cerita Yasmine, Kavian memeluk tubuh Yasmine
"Mami minta tolong sama kamu, yolong yakini Rayan agar ia bisa melupakan kejadian itu, mami tidak mau kalau Rayan benar benar tidak memiliki keturunan" Mami melepaskan pelukan Kavian dan ia menggenggam tangan Kavian.

"Kavian sayang, kamu mau kan untuk meyakini Rayan kalau mempunyai anak itu tidak seburuk yang ia pikirkan"
"Aku akan berusaha meyakini mas mi, mami bantu doa ya supaya aku bisa meyakini mas"
"Iya sayang, mami benar benar berharap suatu saat kalian akan memberikan mami cucu yang lucu"
"Kita sama sama berdoa aja ya mi"
"Yaudah kamu langsung istirahat ya, kalau mas mu tau kamu belum tertidur nanti masmu akan memarahi mami"
"Iya aku langsung tidur ko mi,makasih buat susu hangatnya"
"Sama sama sayang, selamat tidur" Yasmine mengecup pipi Kavian sebelum akhirnya ia meninggalkan kamar Kavian. Kavian pun kembali merebahkan tubuhnya dan membenarkan selimutnya, setelah ia mematikan lampu tidurnya ia segera memejamkan matanya dan menjemput mimpinya.

🙇‍♀️🙇‍♀️🙇‍♀️ maapkeun kalo kurang dapat feelnya

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang