42.

530 44 0
                                    

Yasmine memasuki kamar anak dan menantunya, ia terkejut melihat ke kacauan di dalam kamar anaknya. Ia melihat pecahan kaca berserakan, ponsel yang sudah tak terbentuk dan Kavian yang berdiri mematung menatap Rayan.

"Rayan, ada apa ini?"

"Kavian sayang kamu ga apa apa kan?" Tanyanya pada Kavian, Yasmine menghampiri menantunya dan memeluk tubuhnya.

"Rayan jawab mami, ada apa ini?" Rayan mengatur nafasnya ia berusaha untuk mengontrol emosinya sebelum ia menjawab pertanyaan mami nya.

"Kenapa ga mami tanya saja sama menantu mami" Yasmine mengalihkan pandangannya pada Kavian.

"Ada apa ini sebenarnya, kenapa tidak ada yang menjawab pertanyaan mami"

"Jawab pertanyaan saya Kavian, apa kamu benar benar akan pergi meninggalkan saya dan pergi dengan lelaki brengsek itu"

"Kamu mau meninggalkan saya seperti papi yang meninggalkan mami dan juga saya?" Kavian tidak menjawab pertanyaan Rayan, ia masih syok dengan kejadian tadi.

"Apa kamu mendadak bisu? Bukankah tadi kamu dengan lantang mengatakan ingin segera lepas dari saya dan pergi bersama pria yang mencintai kamu?" Kavian masih diam membisu dan itu membuat Rayan kembali emosi

Ia berjalan menghampiri Kavian dan mencengkram kuat tangannya.
"Hanya saya yang berhak meninggalkan dan melepas kamu, dan kamu tidak akan pernah saya izinkan untuk melakukan itu" BRAKK dengan kencang Rayan menutup pintu kamar mandinya, dan membuat Kavian menjatuhkan tubuhnya kelantai.

"Sayang kamu ga apa apa kan" Kavian hanya menganggukan kepalanya.

"Mami akan panggilkan orang untuk membersihkan pecahan kacanya, kamu ikut mami istirahat di kamar sebelah yah, berikan Rayan waktu untuk mengontrol emosinya, mami tidak mau kamu menjadi sasaran kemarahan Rayan, ok" Kavian pun menyetujui perkataan mami nya, disaat mereka akan melangkahkan kakinya Rayan terleebih dulu keluar dari kamar mandi.

"Mau kemana?"

"Mami mau ajak Kavian ke kamar sebelah, kamu kontrol dulu emosi kamu ya? Setelah itu baru kalian bicarakan masalah kalian"

"Tinggalkan Kavian disini, aku mau bicara sama dia"

"Redakan dulu emosi kamu baru mami ijinin kamu bicara dengan Kavian"

"Mi Rayan tidak suka di bantah, jadi tolong mami keluar dan biarkan Kavian disini"

"Tap-" Kavian menggeleng ke arah Yasmine

"Aku ga apa apa mi, mami tunggu di luar dulu ya, nanti aku susul" dengan berat hati Yasmine pun keluar dari kamar Rayan. Kini hanya tinggal Rayan dan Kavian yang berada di dalam kamar.

"Duduk" Kavian pun mendudukkan dirinya di sofa dan di ikuti oleh Rayan.

"Jadi bisa jawab pertanyaan saya yang tadi" Kavian menatap ke arah Rayan.

"Kalau mas tidak bisa menghargai aku sebagai suami mas, dan tetap memperlakukan aku sperti jalang sewaan aku akan pergi ninggalin mas, walaupun memang itu kebenarannya, tetapi selama kita masih terikat pernikahan aku mau mas meperlakukan aku layaknya seorang suami bukan jalang sewaan"

"Terlepas adanya cinta atau tidak, aku mau mas memperlakukan aku sebagai suami mas"

"Kenapa harus saya melakukan itu?"

"Mas, aku aja bisa menghargai mas selayaknya seorang suami, aku selalu meminta izin mas sebelum aku melakukan sesuatu, aku juga selalu melayani mas dengan baik, tetapi mas selalu menyakiti aku dengan perkataan mas"

"Dan mas tau hal yang paling menyakitkan buat aku, penolakan kamu yang seakan akan tidak sudi memiliki anak dari aku, apa sehina itu aku dimata kamu mas, hiks hiks" Kavian menitikkan air matanya dan itu semua di saksikan oleh Rayan.

Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang