Dunia Alas XXVI

865 71 13
                                    

Benua awan memiliki sebutan sesuai dengan kenyataannya,benua ini melayang diatas permukaan laut,sekitar 3 mil dari permukaan air laut. Tidak ada bedanya dengan kehidupan di benua-benua biasa lainnya,hanya saja angin disini lebih sering menyapa kulit mereka setiap saat tapi tidak terlalu kuat seperti angin laut lainnya, seperti ada penghalang angin di pinggiran benua ini.

"Bar!"

Exa mendongakkan kepalanya sedikit saat seseorang meneriakkan namanya dari atas sana,ada seekor burung besar yang memutar-mutar diatas sana,dan ada dua orang berdiri diatasnya,exa tau siapa salah satunya.

'Turunlah. Kau akan membuat kaisar mengetahui keberadaanmu dan aku tidak akan membawamu.'

"Baiklah,baiklah!"

Exa mendengus,pangeran bodoh ini apa tidak sadar jika dia terus berteriak maka pengawal akan tau keberadaannya dan mereka akan melapor pada kaisar.

Burung besar itu turun dengan perlahan di hadapan exa langsung dengan angin besar yang timbul akibat kepakan sayapnya, walaupun angin itu besar dan membuat bawah jubah exa bergelombang,tudung jubahnya bahkan tidak bergerak sama sekali.

"Bar! Perkenalkan beliau adalah penyewa burung ini,aku tidak mendapatkan kapal terbang dan hanya mendapat ini,bukan kah ini lebih baik dari kapal terbang?"

Exa melirik burung besar itu yang melirik-liriknya,saat mata keduanya bertemu burung itu menundukan kepalanya dengan sopan.

'Tutup mulutmu. Jangan sampai ada yang mengetahui siapa saya.'

'Baik yang mulia naga agung'

Mata exa kembali pada pangeran pertama kekaisaran bai itu,dia terlihat begitu antusias untuk ikut exa menemukan markas iblis yang berada di bagian bawah benua awan ini. Iblis itu juga kenapa harus membuat markasnya di bawah benua ini, menyusahkan saja,itu yang exa ucapkan pertama kali saat mengetahui lokasinya.

"Pangeran pertama,baga-"

"Ai! Sudah ku katakan untuk memanggilku dengan Bai Hua saja,aku sudah memanggilmu dengan bar,apalagi sekarang?!"

"Kau ini seorang pangeran dari kekaisaran besar. Bagaimana bisa aku memanggilmu hanya dengan namamu saja"

"Bisa. Kau bisa memanggilnya,aku sudah memberimu izin"

Exa menghela nafasnya lelah,ia hanya mengangguk dan langsung berjalan menuju burung itu,melewati pangeran pertama yang menatapnya dengan mata terbelalak, exa berdiri di atas burung tersebut tanpa menghiraukan tatapan dari si penyewa dan pangeran pertama.

"Aku tidak ingin bermalam di bawah benua ini. Anda ikut atau tidak?"

Mata pangeran pertama menyipit dengan tajam pada exa,lalu membuang nafasnya dengan kasar,ia kembali naik keatas burung dan berdiri di sisi exa.

"Ayo,pak tua,ke lokasi yang sudah saya beritahu."

"Baik,yang mulia pangeran"

Penyewa itu menepuk kepala burung yang sudah lebih dulu mengepakkan sayapnya tanpa menunggu perintah darinya, walaupun bingung dan kaget,penyewa tetap mempetahankan ketenangannya.

Burung itu terbang keatas melewati awan-awan,lalu melaju ke depan keluar dari kekaisaran Bai yang terlihat kecil dari atas.

"Bar,apa akan cukup waktu disana? Kau kan tidak ingin bermalam disana"

"Cukup jika kau tidak bertingkah"

Pangeran pertama langsung cemberut,ingin sekali rasanya memukul kepala exa.

"Begitu tanganmu terangkat untuk memukulku,sudah ku pastikan kau terbang kebawah sana."

Suara dingin exa membuat pangeran pertama terperanjat,ia tidak mengatakan hal itu di fikirannya,hanya berfikir,tapi exa mengetahuinya.

PERJALANAN ARIEXA MENJELAJAHI BERBAGAI DUNIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang